Homeschooling, Mierza's Own, My Reflection

YANG PENTING SEKOLAH?

“Nak… sawah ini kujual biar kamu bisa sekolah,”

Ujaran ini baik ketika institusi yang dipilih memiliki landasan agama. Setidaknya ada kenaikan derajat dari sekedar berburu sehelai sayap nyamuk atau bangkai kambing, menjadi perburuan kenikmatan yang hakiki.

“Nak… sawah ini kujual biar kamu bisa sekolah,” adalah keanehan ketika yang dipilih adalah ‘yang penting sekolah’. Anak itu ga dirawat kemauan belajarnya, ga diarahkan mengambil pilihan sehat sesuai hidupnya, ga paham ntar jadi apa. Apapun itu ‘yang penting sekolah’.

Kan lebih baik, dong, dengan sekolah!
Biar bisa jadi dokter atau insinyur.

Iyakah? Padahal, sawah puluhan hektar itu bisa jadi lahan belajar yang ga akan habis. Bayangkan jika kalimat sang ayah berubah menjadi..

“Nak, lihat panen saat ini. Ayo perhatikan dan bantu ayah. Lihat baik-baik caranya.”
“Nak, hari ini ada ada kunjungan dari penyuluh. Kamu bawa catetan sama alat rekam ya. Kalau perlu beli batere dulu’
“Nak, sudah mengembalikan buku Manajemen Irigasi ke Perpusda? Semoga bisa mengatasi kekeringan kita tahun ini ya. Oiya.. jangan lupa nanti carikan buku tentang pengawetan bahan pangan dan degradasi tanah ya.”
“Subhanallah, kenapa ya hasil panen tahun ini begini? Ayo pelajari dan buka2 lagi catatan penyuluhan.”
“Nak, temani ayah ke tukang pulsa. Sekarang jadwal kita nonton. Kata penyuluh ada video baru di channel Kementrian Pertanian,”

Tapi itu cuma ada di benak Mierza Miranti dan suami aja. Ngerinya ketika sawah sudah habis, anak selesai sekolah dan bingung jadi apa. Karena niatnya cuma YANG PENTING SEKOLAH.

Terus, mau jadi apa?

———

klastulistiwa.com

Homeschooling, Parenting

Mempersiapkan Anak Usia Dini Memasuki Jenjang Pendidikan Dasar

Siap bersekolah atau menjadi pembelajar usia pendidikan dasar bukan sekedar bisa calistung, namun kita perlu mempertimbangkan kematangan dan kesiapan masuk sekolah atau adab pembelajar.  

Kematangan biologis perlu dicapai sebelum anak masuk sekolah, termasuk kematangan otak untuk memahami konsep membaca, menulis, menghitung, dan memahami sudut pandang orang lain.

Kesiapan yang matang akan meminimalisasi masalah/hambatan yang muncul di kemudian hari.

Banyak masalah yang akan dihadapi anak yang tidak matang, seperti motorik halus yang tidak  siap, mudah putus asa, daya tahan rendah, daya konsentrasi lemah, tiba-tiba mogok sekolah, sulit menyesuaikan diri, dan lemah dalam kemandirian.

Kesiapan apa saja yang harus dimatangkan sebelum anak masuk sekolah dasar?

1.Kematangan Fisik (Motorik kasar dan motorik halus)

Mampu mengontrol otot-ototnya sehingga dapat menulis, menggambar, mengerjakan keterampilan tangan seperti menempel, menggunting, menguntai, dsb. Ia pun mampu duduk diam dan tertib dalam waktu yang cukup lama.

2.Kematangan Kognitif

Mampu memahami penjelasan guru, dapat menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang dapat dimengerti.

3. Kematangan Emosi

Tidak ketergantungana dengan keberadaan ibu, bersedia menerima otoritas lain (seperti ibu/bapak guru), mampu mematuhi aturan sekolah, adaptif dengan suasana sekolah, dapat mengendalikan emosinya, mampu mengatasi masalah-masalah dalam pergaulan, misalnya, kesedihan saat diejek teman/ tidak mudah menangis, serta siap menghadapi karakter orang dewasa (guru) yang berbeda- beda

4. Kematangan Sosial

Mandiri, mampu memilih kegiatan yang ingin dilakukannya, tidak ragu-ragu/takut dalam menentukan kegiatan,

memiliki kesadaran akan tugas yang dihadapinya, mampu menyelesaikan tugas yang dipilihnya, mampu memenuhi kebutuhan pribadinya (contoh tahu kapan harus minum, mau dan mampu  membasuh diri setelah buang air kecil, mampu mandi sendiri, dan mampu mengambil makannya sendiri, tahu kapan ia mesti berganti baju).

Tugas dan Kegiatan Persiapan Kesiapan Sekolah

ASPEKSTIMULASI
INTERAKSI SOSIALWaktu bermain: Ciptakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi dengan anak lain pada usia yang sama melalui waktu bermain dan kelompok bermain (komunitas).
Game Board (Papan Permainan) : Mainkan permainan papan dengan anak untuk mengajarkan cara mengambil giliran, berbagi, menunggu dan kemampuan untuk mengatasi ketika seseorang tidak menang.
Kelompok kecil: Dorong kelompok kecil anak-anak untuk bermain bersama.
Visual: Gunakan visualisasi untuk membantu anak-anak memahami tentang giliran.
Salam: Dorong anak-anak mengatakan salam dan menanggapi pertanyaan
BERMAINGaya bermain: Berikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi gaya permainan yang berbeda (misalnya permainan imajinatif, permainan konstruktif, permainan simbolik).
Permainan peran: Luangkan 20-30 menit setiap hari untuk berinteraksi dan bermain dengan anak lain. Dalam kesempatan ini, modelkan bahasa yang akan cocok digunakan dalam situasi kehidupan nyata tertentu (misalnya jika bermain dengan dapur mainan, bicarakan tentang apa yang kita lakukan saat menyiapkan makanan).
Stasiun bermain: Siapkan stasiun bermain yang mengajarkan gaya permainan yang berbeda . Misalnya:
Main pembangunan seperti balok, kereta api, jigsaw puzzle, pasir, plastisin
Permainan imajinatif: masak-masakan, kostum, main peran
BAHASABuku: Bacakan kepada anak setiap hari untuk memaparkan mereka pada konsep bahasa yang berbeda.
Kosa kata: Saat membaca buku, mintalah anak untuk menunjuk / menyebutkan gambar yang berbeda untuk memperluas kosa kata mereka. Jalan-jalan: Saat pergi jalan-jalan, tunjuk barang-barang dan sebut  namanya.
Kegiatan sehari-hari: Saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti menyiapkan mandi, mengatur meja, menyiapkan makan malam, atau memilih model pakaian, bahasa yang dapat digunakan / dipahami anak dalam situasi ini (misalnya sebelum mandi, kita doa masuk kamar mandi, menyalakan keran, siapkan sabun, buka pakaian)
Mengikuti instruksi: Selama aktivitas sehari-hari, dorong anak untuk mengikuti instruksi 2-3 langkah (misalnya ambil topimu dan masuk ke mobil).
Cuaca:  Bicarakan tentang cuaca.
Menghitung: Dorong anak untuk menghitung hal-hal yang digunakan/ dilihat, dibicarakan, dst
Mengobrol saat makan bersama: Di meja makan, bicarakan secara bergiliran tentang apa yang telah dilakukan sepanjang hari.
Warna & bentuk: Berbicara tentang warna dan bentuk yang berbeda.
Konsep: Bicarakan tentang berbagai konsep seperti besar / kecil; di / dalam / di bawah; di depan / belakang / di samping; panjang / pendek; pendek / tinggi.
Buku konsep: Bacalah buku-buku yang berbicara tentang berbagai konsep (mis. Di mana domba hijau? Binatang apa yang memakan daun?).
Beri contoh: Ketika anak menggunakan tata bahasa atau struktur kalimat yang tidak akurat, berikan contoh kembali kepada mereka cara yang benar untuk mengatakannya (misalnya anak berkata: “Itu jatuh!” Orang tua: “Oh, gelasnya jatuh qadarullah.”).
Waktu cerita: Cari waktu membacakan cerita dan ajukan pertanyaan tentang cerita tersebut.
Murottal: setel murottal, bacakan surat-surat pendek
Scavenger hunt (berburu): Lakukan perburuan untuk mengikuti instruksi, perluas kosakata, dan bekerja sebagai tim.
Halang rintang: Lakukan kegiatan halang rintang untuk mengajarkan konsep yang berbeda.
Jadwal visual: Gunakan jadwal visual untuk menguraikan ekspektasi / aktivitas hari itu.
Jurnal: Beri kesempatan kepada anak untuk membuat jurnal dengan menggambar lalu menyampaikan kepada orang tua apa yang telah mereka lakukan seharian.
Konsep: Ajarkan konsep warna dengan memberi label pada kelompok aktivitas berbeda dengan warna berbeda.
Kalender: Setiap hari bicarakan tentang hari dalam seminggu, bulan dalam setahun, cuaca, hari apa kemarin dan hari apa besok.
Kliping: Buatlah ‘buku’ yang terdiri dari lembaran kertas yang disatukan dengan stapler untuk menyortir gambar ke dalam kategori yang berbeda seperti hewan, makanan, transportasi, pakaian
PERKEMBANGAN EMOSIONALPerasaan: Bicarakan tentang perasaan dengan anak.
Identifikasi emosi: verbalkan ketika kita melihat emosi tertentu pada anak yang berbeda, misalkan “Kamu sedang marah ya?”
Ekspresi Wajah: Komentari ekspresi wajah saat membaca buku dan bicarakan tentang perasaan orang tersebut dan mengapa.
Jelaskan Emosi: Bicarakan tentang cara untuk mengekspresikan emosi yang berbeda (misalnya ibu tertawa karena ibu bahagia; dia menangis karena sedih).
Kuasai beberapa hadits dan ayat sederhana untuk mengingatkan adab, “Dik, jangan marah agar dapat surga.” Atau “Dik, rendahkan suara biar tidak seperti keledai”
Peran Mainkan  emosi yang berbeda.
Jelaskan emosi: Ketika seorang anak merasakan hal tertentu, bicarakan dengan mereka tentang emosi mereka (misalnya jika seorang anak menangis model kepada mereka: “Kamu sedih karena kamu melukai lututmu” ATAU “Kamu menangis karena kamu sedih”) .
Buku: Diskusikan emosi karakter dalam buku.
LITERASIBacakan buku untuk anak setiap hari.
Tunjuklah kata-kata dalam buku tersebut saat membacanya.
Tunjuklah gambar-gambar dalam buku tersebut saat membaca ceritanya.
Waktu membalik halaman halaman: himbaulah anak untuk membalik halaman-halaman buku, tetapi hanya setelah mereka selesai memperhatikan detail pada halaman.
Contohkan untuk anak membaca buku dari depan ke belakang.
Seleksi mandiri: Dorong anak untuk memilih buku untuk dibaca pada waktu cerita.
Alfabet: Bermainlah dengan huruf-huruf
Buku berima : Bacalah buku yang memiliki kata-kata berima
Game: Mainkan game seperti “I spy” untuk membantu anak-anak berpikir tentang hal-hal yang dimulai dengan suara tertentu (misalnya, “Saya melihat dengan mata kecil saya sesuatu yang dimulai dengan t”).
Waktu cerita: Miliki waktu cerita setiap hari.
MOTOR BAGUSMemotong dan menempel: Gunakan karton (lebih mudah dipegang) untuk memotong bentuk geometris dan membuat gambar.
Menggambar: Sediakan model untuk menyalin atau menggambar satu bentuk pada satu waktu untuk disalin oleh anak.
Mewarnai: Warnai bentuk-bentuk kecil untuk mendorong kontrol pensil dan meningkatkan daya tahan untuk keterampilan pensil.
Maze/ Labirin: cari lembar kerja labirin yang menyenangkan untuk melatih  keterampilan menggunakan pensil serta mengembangkan persepsi visual.
Kerajinan: Dorong untuk memotong dan menempelkan berbagai potongan bahan bersama-sama untuk membuat sesuatu.
Penyimpanan: Gunakan tas ziplock atau wadah sekrup atas untuk menyimpan mainan, untuk memastikan anak-anak berlatih menggunakan keterampilan motorik halus mereka saat mencoba mengakses mainan.
Mainkan doh: Menggulung, meremas, mencubit dan membuat sesuatu dengan adonan mainan untuk meningkatkan kekuatan jari.
KETERAMPILAN FISIKBalapan berjalan dengan gerobak dorong untuk kekuatan tubuh bagian atas.
Berenang adalah aktivitas seluruh tubuh yang akan membantu membangun kekuatan dan daya tahan karena anak terus-menerus bekerja melawan sejumlah kecil hambatan di dalam air.
Jalan-jalan hewan: Berpura-pura menjadi berbagai binatang seperti kepiting, katak, beruang, atau cacing. Semua ini akan menggunakan berat badan anak sebagai daya tahan.
Lempar bola atau bean bag: Berat tambahan bean bag akan membantu mengembangkan kekuatan dan daya tahan.
Hopscotch untuk melompat, atau permainan lain yang mendorong latihan tugas / keterampilan secara langsung. #
Rintangan: Penyelesaian rintangan yang sesuai dengan usia akan membantu mengembangkan daya tahan.
Keterampilan bola: Tingkatkan pengalaman dan kepercayaan diri anak untuk mencoba keterampilan bola.

Referensi:

Andia Kusuma Damayanti, Rachmawati. 2016. Kesiapan Anak Masuk Sekolah Ditinjau dari Dukungan Orang Tua dan Motivasi Belajar. Psikovidya Vol. 20 No.1 April 2016.

Endang Supartini. 2006. Pengukuran Kesiapan Sekolah. Jurnal Pendidikan Khusus Vol. 2 No. 2, Nop 2006.

Mierza Miranti. 2018. AHA! Pelatihan Kurikulum Homeschooling Usia Dini

Homeschooling, Mierza's Own, My Reflection, Parenting

APA YANG MASUK KE RUMAH, ITULAH YANG KELUAR DARI LISAN DAN LAKU MEREKA

“Bukankah Rasulullah itu dermawan?
Bukankah Rasulullah itu qonaah?
Paling pantang sikapnya menyakiti orang lain?
Paling pantang melukai perasaan orang tuanya?” celoteh si 3 th.

“Kata siapa itu, Nak?”
“Ustadz Maududi Abdullah,” katanya.

Teaser potongan kajian itu memang salah satu yang sering didengar. Terkadang teaser kajian dari Ustadz Badru dan ustadz lain juga ia sebutkan, selain juga beberapa potongan ayat dan hadits.

Celoteh.. ya.. celoteh maasyaaAllah barakallaahu fiih. Kami tidak menyangka akses wifi 24 jam yang awalnya kami gunakan untuk bekerja, sambil full streaming Rodja selama kami bangun, ternyata berdampak demikian. .

Teringat nasihat ustadz Syafiq, “Jangan memasukan pencuri ke rumah kita.” Apapun yang kita masukan untuk anak-anak dengar, lihat, baca, tonton… itulah yang dapat mempengaruhi jiwanya. .

Barakallaahu fiikum bagi insan yang sudah membangun dan mengembangkan TV-TV dakwah. Semoga semakin menyebar dan berdampak bagi lebih banyak keluarga.

 

Homeschooling, Homeschooling Communities, printables, Ramadhan Activities

Printable Ramadan AHA! – Buklet Lembar Ramadhanku

Download Cover
Buku Ramadhan Bersama Nabi

Bismillah. Buklet  ini menyandarkan pada buku Ramadhan Bersama Nabi yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal. Buku tersebut juga dapat digunakan sebagai panduan untuk orang tua dan bisa diunduh di sini.

Catatan: sila unduh juga Panduan I’tikaf Ramadhan dari Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal 

Apa yang membedakan buklet ini dengan printable Ramadhan di banyak beredar? Yang pasti tidak lebih bagus dalam hal visual ya. Serius, isinya hitam putih. Buklet ini adalah ikhtiar kami melibatkan orang tua dalam pengasuhan karena didalamya terdapat beberapa kegiatan diniyah yang memerlukan jawaban maupun bantuan dari orang tua. Begini contoh-contoh halamannya:

    

Nah, silahkan untuk mengunduh pada tautan berikut ya:

Cover Printable Ramadan 

Buklet Printable Lembar Ramadhanku  (kalau mau cetak dalam bentuk buklet)

Isi Printable Lembar Ramadhanku (kalau mau lihat berurutan dalam bentuk pdf)

Oh iya… buklet ini dipakai dalam sesi AHA! (A Homeschoolers’ Academy) yang dibantu kaka-kakak homeschoolers keren barakallahu fiihim yaitu kaka Salsa, Bianca, Syawa, Riza, Jenna, Faiz sebagai persiapan Ramadan pada bulan April yang lalu di Sadi Homeschool.

Selainitu, kegiatan di dalamnya  jugameliputikajianrutinanakKlasAdab AHA! Klastulistiwatentang Adab Penuntut Ilmu yang mengambil dari kitab Al Ilmi karya Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang kitab berbahasa Arabnya bisa diunduh di sini.

     

Feel free to share and print. Semoga bermanfaat. Jika membutuhkan bantuan mencetak, sudah termasuk poster dan stiker, silahkan hubungi http://bit.ly/wauma (pengiriman dari Bogor).


Akademi Sahabat Klastulistiwa
Website: https://klastulistiwa.com
Instagram: @klastulistiwa
Twitter: @klastulistiwa
Telegram: http://t.me/sahabatklastulistiwa
Facebook: http://fb.me/klastulistiwa
Homeschooling, Homeschooling Starter Kit, Landasan Homeschooling Islam

[REGULER] AHA! WORKSHOP KURIKULUM USIA DINI & KULGRAM MEMULAI HOMESCHOOLING

Dalam pelatihan ini, meski belajar dari rumah, tapi peserta tetap dapat hard copy setelah workshop dan soft copy untuk pegangan diskusi. Apa saja ya?
🏡 Modul memulai homeschooling sebagai orang tua Muslim berbentuk buku ‘HS Semudah Mencintai’
🏡 Template workshop kurikulum dan contohnya
🏡 Papan permainan, jadwal, juz amma chart, dan reward chart
🏡 Ebook resume materi workshop, kulgram, dan hasil diskusi sebagai bahan bermain 2 tahun.

Melalui diskusi intensif dengan narsum selama 4 hari dan fasilitator serta anggota lain selama seminggu penuh, Ibu akan belajar tentang:
✅ Cara memulai pendidikan rumah keluarga muslim
✅ Praktek membuat kurikulum pendidikan rumah anak muslim usia dini
✅ Menyusun kegiatan yang sesuai gaya belajar
✅ Pengetahuan memeriksa tumbuh kembang anak dan menyiapkannya menyongsong usia pendidikan dasar
✅ Cara membelajarkan literasi dan adab sesuai usianya
❤️Dan bagi yang selesai tugas, akan mendapat gratis 4 ebook tumbuh kembang serta printable belajar.
.
.
💻📲Kelas dilakukan melalui Google Classroom dan diskusi kelompok melalui Telegram. 🕒 Jangan sampai tertinggal lagiii! Ikuti terus media sosial Klastulistiwa untuk info terkini

.
✅ Alumni Workshop angkatan sebelumnya bebas ikut lagi
.

*Persyaratan Teknis*
✅WAJIB bisa mengakses Telegram dan Google Form (bisa melalui browser)
✅ HP berkamera (untuk penyerahan tugas)

Contoh Proses dan Hasil Evaluasi Hasil Kurikulum Anak Usia Dini?

 

 

Info lebih lanjut, ikuti media sosial @klastulistiwa:

Homeschooling, Homeschooling Communities, Landasan Homeschooling Islam, My Reflection

Homeschooling Jakarta Mendadak Jogja dan Sepatu Sandal Pilihan

Teringat tahun pertama kami memulai proses homeschooling, kami sekeluarga mendapat undangan diklat pendidikan Islam selama 2 bulan penuh di Jogja. Tantangannya adalah, kami hanya punya waktu beberapa hari untuk bersiap-siap, dari mulai pesan tiket pesawat di akhir bulan (wkwkwk tau kan maksudnya?) hingga memastikan keluarga ‘homeschooling Jakarta’ ini bisa hidup bahagia sejahtera sentosa di Jogja.

Mendadak Jogja dan Sepatu Sobek

Sumber: osaba/freepik.com

Singkat kata, kami sampai di Jogja dengan banyaaak kemudahan dari Allah meski banyak barang penting yang tertinggal. Nah, sebulan pertama lumayan berpeluh. Kami berlima – saya, suami, dan 3 anak yang salah satunya masih bayi – harus menempuh beberapa moda transportasi plus jalan kaki dari tempat diklat ke tempat menginap.

Awal-awalnya seru, terutama bagi anak-anak (yaeyaalaah.. jalan-jalan gituh). Well, setidaknya sampai SEPATU SAYA SOBEK di tengah perjalanan sedangkan perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki. Huuuuhuuhuuu…. saya benar-benar lupa membawa sepatu sandal andalan. -_____-”

Sambil berjuang biar sepatu itu tetap menempel, kami pun keluar masuk toko sepatu yang kami temui sepanjang perjalanan. Harapannya sih dapat sepatu sandal wanita yang sesuai dengan ekspektasi saya. Tapiiii, dengan nomor kaki saya yang lumayan besar (untuk perempuan) dan checklist yang banyak dalam hal sepatu sandal andalan , pilihan pun semakin sedikit.

Sepatu Sandal Wanita Pilihan Emak Homeschooler

Sepatu sandal yang sehat itu penting buat keluarga homeschooler (apalagi travelschooler). Kenapa? Ya, karena pembelajaran kan harus jalan terus. Ituuu sebabnya memilih sepatu sandal wanita pun ga boleh sembarangan, apalagi buat sang Emak yang ga boleh istirahat setelah mendarat di rumah. Jadiiiii….

Ini Dia Tips  Memilih Sepatu Sandal Wanita

Sumber: topntp26/freepik.com

NO#1 NYAMAN

Jelaaas sepasang sandal dengan hak tinggi seksi dan bertali akan benar-benar dicoret dari daftar belanja. Tujuan memilih yang pertama memastikan kaki tetap sehat dan emak dapat menikmati waktunya. Karena itu, jika masih sakit setelah memakainya beberapa kali, maka sepatu sandal tersebut bukan pilihan yang tepat.

Salah satu elemen terpenting dalam memilih sepatu yang nyaman adalah kecocoka . Jika kaki seorang emak harus berjuang untuk tetap berada dalam ‘sepatu yang salah’, ototnya akan menjadi tegang dan emak mungkin akan menderita iritasi pada telapak dan pergelangan kakinya. Sandal yang terlalu ketat bisa menyebabkan lecet di antara jari-jari kaki atau bagian atas kaki. Hiks.. horor kaaan?

NO#2 PILIH YANG SEDIKIT LEBIH BESAR

Untuk sandal, sangat penting untuk memberi ekstra ruangan. Telapak kaki harus sedikit lebih kecil dari telapak sandal. Hal ini mencegah sisi kaki dari ‘tumpah’ ke sisi sepatu dan jari-jari kaki ‘mengacung’ di bagian depan hahaha. Hal ini tidak hanya merusak estetika, tapi membuat kaki iritasi dan cedera.

NO#3 PILIH BAHAN BERKUALITAS TINGGI

Adalah fitrah emak-emak menyukai diskon, tapi JANGAN pernah kompromi dengan kualitas. Bahan yang tipis dapat memperburuk iritasi kulit dan menyebabkan sandal rusak hanya dalam beberapa kali penggunaan. Jangan memilih bahan yang cenderung menyerap dan menahan air karena bisa menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri pada sepatu dan masalah kulit yang serius. Kulit berkualitas tinggi, karet tahan bakteri, dan serat alami adalah pilihan ideal untuk sepatu sandal wanita yang sehat dan tahan lama untuk emak homeschooler.

NO#4. PERHATIKAN BENTUK TUBUH DAN KAKI

Aturan penting yang harus diingat adalah tidak semua gaya cocok untuk semua orang. Sama seperti pakaian, kita harus memilih sandal yang menonjolkan bentuk kaki dan tipe tubuh. Buat emak-emak yang hobi menemani homeschooler kesana-kemari, coba pilih gaya sandal yang anggun dan cocok dalam acara santai hingga resmi.

NO#5 DAYA CENGKRAM

Pilih sandal dengan sol tebal untuk mendapatkan daya cengkram yang lebih baik saat berjalan. Sol berlapis – yang biasanya mengandung busa, kain yang ‘bernapas’, dan poliester – bisa meningkatkan penyerapan, daya tahan, dan kenyamanan akan benturan. Sesuaikan sepatu sandal yang kita  dengan tingkat medan yang dihadapi . Semakin keras medan yang kita lalui, suka hiking misalnya, semakin meningkat daya cengkram sol yang kita perlukan.


Nah, begitulah curhat emak homeschooling Jakarta yang mendadak Jogja ini. Semoga bermanfaat yaaa.

 

CHOCOMOM [Curhat Homeschooler's Mom], Grup Sahabat Klastulistiwa, Homeschooling Communities, My Reflection

[CHOCOMOM] Mempersiapkan Homeschoolers Memasuki Dunia Pesantren

Bismillah…

CHOCOMOM (Curhat Homeschooler’s Mom) adalah diskusi yang berlangsung pada akademi virtual Sahabat Klastulistiwa menggunakan platform Telegram. Pada tanggal 19 September lalu, kami mengundang mba Maya Dwilestari. Beliau memiliki 2 putri dan 1 putra yang pada tahun ini ketiganya masuk lembaga pendisikan, dimana sebelumnya dididik secara homeschooling.

Anak pertama beliau mondok di Nuraida Islamic Boarding School, sedangkan nak ke dua dan ke tiga sekolah tahfidz usia SD. Mba Maya sendiri juga dulu mdok selama 6 th, mulai lulus SD.

🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡

Mempersiapkan Anak HS Memasuki Dunia Pesantren

Maya Umm Abdillah

Sistem pendidikan pesantren bisa dibilang sebuah sistem pembelajaran hidup yang sebenarnya. Di sanalah kita akan belajar tak ada henti. Di asrama belajar sabar menahan amarah, antri, mempertahankan diri, menahan kantuk, dan sebagainya. Di kelas belajar menghafal berbagai matan, hadits, ayat, hingga ilmu-ilmu umum.
Oleh karena itu, mempersiapkan anak masuk pondok pesantren sebenarnya mempercepat ia untuk bisa mandiri menghadapi kehidupan ini. Semua kemampuan yang harus dimiliki calon santri, adalah kemampuan dasar yang memang harus dimiliki seorang anak.

1. Kemandirian

kemandirian meliputi mandiri dalam menjalani jadwal harian, belajar, mengatur barang-barang pribadi, dsb

2. Ketangguhan

Pondok pesantren merupakan miniatur kehidupan. Di dalamnga terdapat berbagai unsur yang mau tak mau akan menyeret emosi anak2 kita. Maka persiapkanlah anak2 agar mampu bersikap asertif, berkomunikasi dg baik, mengelola emosinya menjadi sesuatu yang posistif.Biasakan anak sejak di rumah untuk mampu menghadapi situasi apapun, terbiasa makan seadanya, berpakaian sederhana.

3. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik meliputi kebutuhan di asrama maupun sekolah. Biasanya pihak pondok akan memberikan daftar kebutuhan santri sebelum mulai tahun ajaran baru.

4. Selaraskan visi orangtua dengan visi pondok.
 

Bila sudah searah, akan lebih mudah bagi orang tua memahami setiap langkah yang dilakukan pihak pondok.

————————————————

SESI TANYA-JAWAB

————————————————

1.   Apa perlu mempersiapkan dari dini utk masuk pesantren?
J: Mempersiapkan anak memasuki pesantren itu sama dengan mempersiapkannya memasuki kehidupan yg sebenarnya. Karena kehidupan di pesantren seperti miniatur hidup bermasyarakat. Banyak keterampulan hidup yg diperlukan. Maka, persiapkan anak2 mjd anak yg tangguh, mandiri, berkahlak mulia adalah tugas org tua manapun. Hanya saja, pesantren akan lbh cepat memperlihatkan kpd kita, buah dr pengasuhan kita selama di rumah.

————————————————

2. Haruskah punya ijazah untuk masuk pesantren?
J: Iya, ijazah formal maupun nonformal

————————————————

3.  Utk anak2 perempuan adakah aturan2 atau rambu2 khusus yg wajib diperhatikan utk masuk pesantren? Dari sebelum dan sudah masuk pesantren
J: Kalau bisa, anak perempuan sdh baligh, sdh mengerti konsekuensi dr baligh.

————————————————

4. Sejauh mana survei pesantren yg kita butuhkan? Apakah sampai hal detil mengenai karakteristik anak2 yg sdh masuk pesantren, ya kita nih ortu khawatir nya banyak mbak utk hal2 hubungan anak dan teman2 nya, khawatir bully lah atau yg lain2? Lebay gak sih berpikir sampai ke sana, mengingat banyak kejadian traumatis yg kita dengar tjd di sekolah2 asrama diluar pesantren bahkan pesantren pun ada
J: Survey lokasi, cari alumninya, lihat karakteristik alumninya. Cari tahu ttg akhlak pendiri dan ustad2nya. Soal bully, di semua lembaga pendidikan ada. Siapkan anak2 agar mampu bersikap asertif.

————————————————

5.  Anak sy sudah mondok tapi belum baligh. Hanya saja usianya memang sudah usia SMP. 11 tahun tapi sudah lulus SD. Sekarang mondok. Gpp ya mba?

J: kl pun blm baligh, pastikan dia sdh punya bekal ttg baligh, sdh mandiri, matang scr mental, tangguh.

T1: Kalau ini sy lihat sudah siap. Tapi ada kekhawatiran ketidak bersamaan dg sya ketika pertama haid itu yg saya masih galau. Perempuan. 12th oktober besok.

 T2: Mba, anak saya sama sekali belum disiplin. Saya takut di pondok menyusahkan orang lain..
J: T2 usia brp skrg anaknya? laki2 atau perempuan?

T2: perempuan, hampir 11 tahun. Sekarang Sd kelas 5
J: semoga ananda sdh siap menghadapi masa dewasanya. krn anak pr yg baru masuk dewasa itu, sangat labil emosinya, mood kacau, pengaruh hormon yg melonjak.

T2 anaknya sdh mondok?


T2. : Belum mondok mba.. tapi niatnya lulus Sd langsung mondok

J: oh begitu. keterampilan paling penting di pondok itu adl kampuan utk bs bersikap asertif.

pastikan ananda bukan anak yg agresif, tidak juga pasif.

anak yg agresif, mudah marah, tak bisa mengendalikan diri, beresiko mjd pelaku bully.
anak yg pasif, penakut, tak bisa mengenali perasaanya,ngga enakan, beresiko menjadi korban bully.

————————————————

6. Apakah memang pendidikan di usia baligh tempat yang paling pas adalah pesantren?

J: Saya tdk bisa menyatakan pesantren adl yg terbaik. Banyak cara yg bisa ditempuh agar anak2 mjd anak yg soleh/solehah. namun memang pesantren memiliki keunggulan sistem, dimana kehidupan selama 24 jam adl waktu belajar yg tak terputus, belajar di kelas, juga belajar hidup, mjd manusia yg bermanfaat.
————————————————
7. Terkait adab safar, perempuan boleh bepergian jauh kalau ada mahrom. Nah bagaiman dgn menuntut ilmu, misalnya di pesantren yg jauh dari luar kota. Apakah terkena adab safar?
Pertimbangan apa dalam memilih pesantren, selain harus se firqoh?


T: Silakan rujuk ke tulisan2 ustadz ya bu. Tetapi, yg pernah saya baca, jika anak tsb mukim utk menuntut ilmu, diperbolehkan. alloohu a’lam

saat safarnya, tentu hrs dg mahram, tetapi stl mukim di sana, boleh tanpa mahram. itu yg pernah saya baca.

 Pertimbangan pertm setelaah melihat manhajnya, lihat akhlak pemilik dan guru2nya.

T2: Ini cara mengetahuinya gimana? Apa kita tanya2 langsung ustadz2/ah disana atau gimana mba?

J: Lihat alumninya. akhlak para alumninya

T: Jadi ortu mesti aktif tanya sana sini ya mb. Brp lama survey atau mengenal pemilik/ustadz2nya?

J: kalau mereka punya medsos, gampang, tinggal stalking.. tanya2 juga ke alumninya

————————————————

8. anak ana umur 6thn rencananya umur 7 thn mau diikutkan program rumah belajar Alquran dan hadits seperti di pesantren tapi boleh pulang, kabarnya di rumah belajar tersebut sistem belajarnya konvensional, harus tenang, berisik gak boleh, klo diperingatkan tidak bisa maka ustadz akan kasih hukuman sabet penggaris..bagaimana ya mempersiapkan mental anak untuk sistem yg seperti itu?


T: sama persis dg sekolah anak saya. bacakan kisah2 ulama jaman dahulu, bagaimana akhlak mereka kpd gurujelaskan keutamaan penuntut ilmu syar’i. lebih baik anak2 menangis krn mereka berpayah2 menuntut ilmu, drp menangis menyesal menyia2kan masa mudanya.

kalau adab si anak baik, insyaa allah dia ga akan dihukum. pengasuhan bukan tentang membahagian anak, membuatnya nyaman selalu. Tetapi soal pemenuhan tanggung jawab kita kpd Sang Pemilik anak kita.
pengalaman di sekolah tahfizh anak saya, anak2 yg dihukum itu tdk ada dendam, mereka tetap hormat, bahkan akhlaknya tambah baik. krn sang ustadz melakukannya dg cinta, kasih sayang yg bs dirasakan anak2, dan mereka juga memberi teladan.

T: Iya mba Maya, si anak Gpp kah diceritakan kondisi tempat dia belajar?

J: bukan diceritakan scr khusus mba maksudnya. Tetapi diajarkan adab2 menuntut ilmu, dan cerita para ulama saat waktu kecil dlm menuntut ilmu. Tak perlu diceritakan scr spesifik akan dihukum jika bla…bla…bla

————————————————
9. Anak pertama saya usia 5y 7m. Kalo mengerjakan sesuatu selalu berlama2, misal mau mandi, pakai baju dsb. Mau berwudhu saja bisa 30 menit, duduk dulu, rebahan dlu, main air dlu dsb. Harus terus dimotivasi, baru agak lama kemudian dilakukan. Apakah dalam usia ini masih normal untuk ukuran kemandiriannya?

J:  Perhatikan, apakah ananda lambat krn tdk ada motivasi, atau krn sangat teliti, atau tipe pengamat?

di usia segitu sebaiknya dilatih memanfaatkan waktu dg baik. ceritakan kisah2 ttg waktu, keutamaan menyegerakan kebaikan.

T: Anak lambat pengamatan saya karena banyak teralihkan dengan hal2 lain, fokusnya masih bermain. Kecuali kalau dimotifasi, misalnya setelah sholat nanti diajak kemana gitu. Baru mau bersegera, dlu sebelum sekolah, di rumah, ketika saya bekerja biasanya memang full servis oleh mbaknya.. 😰

Mbak yang mengasuh..

J: kl sekarang msh ada mbak nya?

T: Masih, tpi alhamdulillah anaknya sudah mulai sekolah di semacam hsg. jdi interaksi dgn mbaknya agak terkurangi. Pgi sebelum berangkat, sy yg handle. Hanya saja, masih sering servis karena alasan bersegera berangkat.ll

J: ketika kita mengasuh, sebenarnya kita juga sedang mengasuh otak anak. Apabila anak kurang stimulasi, krn banyak pekerjaan yg dibantu, sel2 saraf otak pun tdk tersambung/sedikit sambungannya. Saat seorang anak diberi tugas, diberi tantangan, ia mengerjakannya, saat itu sambungan2 baru di sel otaknya terbentuk.

pengasuhnya mgkin hrs bersabar thd proses yg dilakukan sang anak, sabar menunggu ia menyelesaikan. memasang kancing, kaos kai, meletakkan piring, baju kotor, dll.
T2: Nah , kesabaran itu yang biasanya kurang dimiliki pengasuh selain ibu, termasuk neneknya

T2: Bagaimana jika anak terlsnjur sensng dimanaj dan malah menolak melakukan sendiri?
Misal makan inginnya disuapi saja
#terlanjur senang dimanja

T: mulai dr nol lagi. mulai dr ambil piring sendiri, ambil nasi sendiri

inget ngga, od dasarnya seorang anak yg baru pertama makan, ia senang makan sendiri? siapa yg tsk sabar lalu mengambil alih, memutus fitrahnya utk mandiri?
T: Pengasuhnya 🙈

————————————————

10. Mohon tips2nya, memilih pondok yg sesuai, apakah perlu minta pertimbangan anaknya ataukah dominan arahan orang tua dengan komunikasi intensif?

Anak blm bs memilih. Org tua yg membuat short list, lalu sodorkan short list itu kpd anak, lakukan dialog, libatkan cita2 dan harapannya.
————————————————

11. Bagaimana cara melatih anak menyalurkan emosinya. Sedangkan anak sudah masuk pondok? 
J: Kl anak sdh di pondok, waktunya akan lbh banyak di sana. kerjasama dg pondok agaf pondok bs menampung dan mengasuh emosi ananda. Biasanya lewat musyrifah. Musyrifah ini biasanya karakternya lembut, penyayang, keibuan. Jalin hubungan yg baik dg beliau, jangan banyak menuntut

————————————————

12. Bagaimana mempersiapkan cara meyalurkan emosi bagi anak yg hendak mondok?
J: Emosi diasuh, idealnya, sejak dlm kandungan. Berkembang pesat di 3 tahun pertama usia anak.
Membiasakan anak mengenali emosinya di saat kita melihat ada sesuatu di wajahnya. apakah kamu sedih?marah?takut? Lalu salurkan emosinya itu mjd bentuk positif, afahkan agar ia menemukan solusi.

—————————————————

13. Kalau kita ingin anak tahfidz quran, apakah bisa dimasukkan ke pondok yang ada muatan umumnya? Apakah tidak malah lebih membebani anak karena banyak muatan materi yg harus dia kuasai? Karena ada kekhawatiran saya sebagai ibu untuk mempersiapkan dunianya juga.

J: Saya pribadi cenderung memilih utk yakin pd satu keinginan. Anak pertama saya menonjol di pelajaran umum, maka saya pilihkan dia pondok yv seimbang pelajaran umum dan agamanya.
anak ke 2 dan ke 3, saya pilihkan ekolah tahfisz dg sedikit pelajaran umum, krn berkaca pd anak pertama, pelajaran umum itu mudah,
Mierza Klastulistiwa:

————————————————

14. Bagaimana membangun komunikasi dengan anak yg sudah masuk pesantren (kelas 8), sedangkan waktu komunikasinya sebentar sebentar?

T: Mendoakannya selalu. Sisanya, kita hanya bisa menurut kpd aturan pondok.

————————————————

15. Keputusan masuk pesantren harus permintaan si anak (dengan tujuan memang untuk menuntut ilmu) atau memang hanya keputusan ortunya saja?


Dan bagaimana jika keputusan itu bertentangan dengan orang tua kita atau mertua sebagai nenek/kakek anak2?

T: Pada akhirnya, anak hrs rela, ikhlas mondok, walapun awalnya adl keginan ortu. Jangan sesekali memalsa anak yg sama sekali tdk mau masuk pondok, sebesar apapun keinginan kita.

saya sdh bbrp kali melihat, anak2 yg terpaksa dan dipaksa mondok, seringkali mjd sumber masalah.
————————————————


16. Bagaimana agar anak memiliki keinginan dan kesadaran sendiri untuk masuk pesantren?

J :Anak belajar dr apa yg dilakukan orang tuanya. Jika kita adl org tua yg senang belajar, menghadiri kajian, hafal nama2 ustadz, senang menghafal quran, berteman dg org2 soleh, insyaa allah tak sulit mendorongnya mondok. Pastikan ananda berteman juga dg org2 solih, berada di lingkungan yg baik.

————————————————

17. Jika anak masuk pesantren di usia SMP , bagaimana cara mengembangkan bakatnya? Mengingat pengarahan bakat juga penting untuk peran hidupnya agar bermanfaat bagi manusia

J: Ikut kegiatan ekstra di pondok
kalau memungkinkan, bawakan benda2 yg mendukung bakatnya, dg seizin pondok.
ً

komunitas homeschooling, komunitas homeschoolig tangerang, komunitas homeschoolig jakarta
Homeschooling, Homeschooling Communities

AHA! in the GarDEEN Insya Allah Ada di Villa Dago Tangsel Lho

AHA! in the GarDEEN Insya Allah Ada di Villa Dago Tangsel Lho

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Di sini kita akan belajar bareng bu Mierza dengan:

🍭 Sesi seru art & craft

🍭 Menjalin persahabatan

🍭 Beragam keterampilan sehari-hari

🍭 Pengenalan Bahasa Arab untuk Anak (bareng ka Jenna)

🍭 Mendengarkan kisah-kisah penuh hikmah umat terdahulu

 

⏰4X Sabtu/Tema

Mulai 14 Oktober 2017

Kelompok laki-laki 09.30-11.30

Kelompok perempuan 12.30-14.30

 

🏡 Rumah Teh Ulfah

Villa Dago Serua Pamulang Tangerang Selatan

 

INVESTASI

Biaya modul tematik, flash cards, poster, atau media belajar lain dengan konten pilihan Rp100,000/4x pertemuan (boleh dicicil per pertemuan/ subsidi bagi yang memerlukan)

>>>> Pendaftaran Rp100,000 bagi yang belum bergabung dengan kegiatan offline Sahabat Klastulistiwa (AHA dan SIDDIQ). Biaya ini digunakan untuk subsidi teman2 yang kesulitan membayar dan uang kas kegiatan.

 

 

==========

NARAHUBUNG

Teh Ulfah 081313120391 (WA)

Ceu Mierza t.me/klastulistiwa

facebook.com/klastulistiwa

https://klastulistiwa.com/2017/08/13/jadisahabat/

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

AHA! (Aqeela Home Academy)

IkhtiarMenujuGenerasiMudaBeradab dan BerakhlakMulia

Homeschooling, Homeschooling Communities

AHA! in the GarDEEN

ENGLISH-AHA! INTHEGARDEEN

Bismillah…

[AHA!]Aqeela Home Academy presents

*AHA!in the GarDEEN*

Tempat kamu yang berusia 6-12th belajar:
  • Bahasa Ingris tematik
  • Kisah-kisah penuh hikmah umat terdahulu
  • Kecakapan hidup bagi Muslim
  • Keterampilan
  • Mengikat ilmu
  • Adab dan akhlak Islam
Dalam sesi seru di Aisha Homeschool, taman, dan lokasi belajar lainnya — terpisah laki-laki dan perempuan yaa (kecuali saat family field trip).
SEMINGGU SEKALI
  • 2x pertemuan offline
  • 1X belajar online
  • 1x field trip di akhir tema
INVESTASI
  • Pendaftaran 50,000
  • Fee/bulan 100,000
  • Bayar 3 bulan free pendaftaran
FASILITAS
  • Ilmu yang bermanfaat.
  • Modul, flash cards, poster, dan media belajar dengan konten yang aman.
  • Online & offline sharing session with homeschool parents
  • Sertifikat di akhir tema ketiga.
Yuks, kuota terbatas lhooo.
Sesi dimulai hari Selasa, 19 September 2017
=================
CP Bu Mierza
WA 081369372335
komunitas homeschooling islam sunnah salaf
Homeschooling, Homeschooling Communities

Mau Jadi Sahabat Klastulistiwa dan Berkegiatan Bareng Aisha Homeschool?

Bismillah.

Aisha Homeschool ingin mengajak keluarga Muslim berkegiatan bersama melalui sebuah wadah yang kami namai SAHABAT KLASTULISTIWA. Harapan kami, Sahabat Klastulistiwa dapat menjadi sebuah komunitas bagi keluarga Muslim yang mendidik di rumah berdasarkan Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Sahabat, Thabi’in, dan Thabi’ut Thabi’in atau generasi shalih terdahulu yang hidup dekat jaman Rasulullah.

Insya Allah, beberapa hal yang sedang kami persiapkan adalah:

  • Kegiatan rutin tematik Islami offline untuk keluarga, diawali kegiatan bersama keluarga secara online dan diakhiri kegiatan field trip yang disesuaikan tema dan kelompok usia (thamyiz, mumayyiz dan pra-baligh).
  • Kegiatan berkala untuk mengasah potensi namun tetap syar’i.
  • Kajian Islam online dan offline mengenai pengasuhan dalam Islam sesuai Qur’an dan Sunnah dalam pemahaman 3 generasi shalih terdahulu, terutama untuk keluarga yang memilih sekolah rumah.
  • Grup diskusi yang terpisah antara ayah dan ibu agar tidak terjadi ikhtilat, menggunakan platform Facebook Group dan Telegram (untuk penggunaan WhatsApp sedang kami pikirkan).

Disini kami mengutamakan kualitas, bukan kuantitas jumlah anggota. Kenapa? Karena ada transfer ilmu dan efektifitas kegiatan yang harus kami pertanggung jawabkan. Jadi, yakinkan diri bahwa Bapak/ Ibu siap berlelah-lelah menjadi pendidik rumah peradaban Islam sebelum bergabung dengan kami.

Jika sudah siap, silahkan mengisi formulir dengan klik tautan di bawah ini .Kegiatan belajar bersama terdekat insya Allah akan dimulai paling lambat 1 bulan dari sekarang. Kami tunggu yaaaa.

Jazzakumullahu khairan katsira.

Klik tautan ini untuk mengisi form:

Formulir Pendaftaran Sahabat Klastulistiwa

 

Atau, jika sulit mengisi link di atas, silahkan meninggalkan komentar dengan format berikut. Komentar tidak akan ditayangkan dan akan dijamin kerahasiaannya:

  • Peran Anda: Suami / Istri (hapus salah satu)
  • Nama Anda:
  • Nama Pasangan Anda (Tulis Suami/Istri):
  • Alamat AndaNomor Telfon (WhatsApp) Anda
  • Nomor Telfon (WhatsApp) Pasangan
  • Nama Anak-Anak dan tahun lahir (Tuliskan 1-2-3 sesuai urutan anak) 
  • Hobi/ Pekerjaan/ Kegiatan/ Passion Anda
  • Hobi/ Pekerjaan/ Kegiatan/ Passion Pasangan
  • Passion/ Hobi Anak-Anak Anda
  • Apa Nama Akun Facebook Anda?
  • Apa Nama Akun Facebook Pasangan Anda?
  • (Jika Ada) Tuliskan email Anda dan pasangan
  • Apakah Anda melaksanakan Homeschooling?
  • Apakah kontribusi Anda jika bergabung? 
Homeschooling, Homeschooling Communities, Product Review

Siap-Siap Ke Kebun Binatang Ragunan

Wiiiiiii… insya Allah, Aisha Homeschool mau halan-halan bareng komunitas Homeschooling Muslim Tangerang ke Ragunan eeeuuuuyyy (sambil bermain Scavenger Hunt Bahasa Arab) bulan Agustus nanti. Nah, sebagai mamak-mamak traveschooolers yang banyak maunya, alias pengen murah tapi nyaman, jadilah saya meriweuhkan diri untuk mencari impo-impo menuju ke lokasi. Dari mulai browsing sampai diskusi dengan mamak-mamak HS, semua saya lakukan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (tsaaaah… bahasamuuuuu Bu Mirjaaaa). Baiklah.. inilah hasil penerawangan saya yang menghasilkan data-data penting seperti denah kebun binatang, jam buka-tutup, harga tiket masuk Ragunan beserta wahananya, sistem cashless dalam pembayaran, rute KRL dan busway, hingga aplikasi penunjangnya. [Catatan: Kalau salah langsung cuss koreksi di kolom komentar (di blog) yaaa, namanya juga udah lama ga kesana. Jangan dibuli. Kasih suvenir ajah]

DENAH KEBUN BINATANG RAGUNAN

Sebagai wanita yang otak dan jiwanya terlalu multi tasking, saya sering nyasar kalau tempat-tempat umum, seperti emol-emol dan ITC. Karena itu, peta dan aplikasi adalah andalan saya. Keren yaaa?

Etapi, katanya women kan ‘can’t read maps’? Ish.. stereotype banget ih kamuh. Saya kan donlot itu buat dikasi suami. Biar dia aja yang mandu maksudnya wkwkwkwk. Dah ah.. posting ini rawan bully.

Nih, ini diaa aplikasinya: Ragunan Zoo. Sila unduh aplikasi  ini di Google Play atau klik di sini yaaaa. Keren banget deh, ada beberapa fiturnya yang sangat membantu pengunjung. Lihat aja tampilan layarnya di bawah ini. Memang ada beberapa masukan di review-nya, tapi banyak juga komentar yang merasa terbantu dengan aplikasi ini.

Aplikasi di atas sayangnya kurang bersahabat dengan hape saya yang minimalis. Kalau ada yang senasib, jangan kuatir. Kita bisa melengkapi diri dengan denahnya. Nah, sila unduh di bawah ini yaaa.

Denah Kebun Binatang Ragunan
Denah Dapet Dari Sini 

denah kebun binatang ragunan jakarta
Denah Dapet Dari Grup WA

TIKET KEBUN BINATANG

jakcard ragunan

Eh tenyata kan yaaaa, masuk Ragunan itu sekarang ga bisa bayar tiket pake uang kayak jaman dahulu kala. Lemme introduce you toooooooo:  JAKCARD. Inilah sistem cashless yang coba diperkenalkan manajemen Kebun Binatang Ragunan.

Agak keder sih wkwkwk… jadinya banyak nanya sama teman-teman n kakang Gugel. Jadi, ternyata belinya itu juga bisa di lokasinya atau di Ragunan. Untuk harganya, kayaknya saya pilih Rp 30,000 dapat saldo Rp 20,000 atau opsi kedua: pakai eMoney punya Pak Suami (katanya bisa juga). Lumayan hemat 10 ribu. #emak irit

HARGA TIKET MASUK RAGUNAN

Oiya, untuk mengira-ngira berapa saldo yang kita perlukan untuk membeli Jakcard atau mengisi eMoney, sepertinya kita perlu tahu dulu deh nanti mau ngapain aja. Karena ada beberapa wahana yang tidak masuk dalam harga tiket masuk Ragunan. Silahkan cek data di bawah yang saya ambil dari situs ini:

Tarif masuk

  • pengunjung Dewasa Rp. 4.000,-/orang
  • pengunjung Anak-anak Rp. 3.000,-/orang

Tarif penitipan kendaraan / parkir

  • Kendaraan Bus besar, truk besar, dan mobil box besar Rp. 15.000,-/hari
  • Kendaraan Bus kecil, Truk kecil, mobil box kecil, dan pick up besar Rp. 12.500,-/hari
  • Kendaraan Mobil sedan, minibus/sejenis, termasuk dalam bentuk pickup kecil Rp. 6.000,-/hari
  • Kendaraan Sepeda motor, dan kendaraan roda tiga Rp. 3.000,-/hari
  • Kendaraan Sepeda Rp. 1.000,-/hari

Pemakaian fasilitas

  • Wahana Kuda tunggang Rp. 5.000,-/satu kali keliling
  • Wahana Onta tunggang Rp. 7.500,-/satu kali keliling
  • wahana Taman satwa anak Rp. 2.500,-/satu kali keliling
  • wahana Perahu Angsa Rp. 18.000,-/satu kali keliling
  • wahana Kereta keliling Rp. 7.500,-/satu kali keliling
  • wahana Sepeda tunggal Rp. 10.000,-/orang
  • wahana Sepeda ganda Rp. 15.000,-/orang
  • wahana Kuda bendi Rp. 15.000,-/satu kali keliling

Tarif Masuk Pusat Primata Schmutzerticket

  • Hari Selasa s.d Jumat (usia 3 tahun ke atas) Rp. 6.000,-/orang
  • Hari Sabtu s.d Minggu / libur nasional (usia 3 tahun ke atas) Rp. 7.500,-/orang

NAIK KERETA KE KEBUN BINATANG RAGUNAN

Saat ini saya tinggal di daerah Tangerang Selatan, entah nanti… (Ealaaaah, Mirja! Napa jadi curhat?)

Oke, fokus.

Karena saya tinggal di Tangerang Selatan plus posisi saya dekat dengan stasiun kereta api, maka yang paling rasional (secara waktu karena macet dan #uhuk ongkos) adalah naik kereta ke kebun binatang Ragunan deh. Ini moda transportasi kaporit banget. Cepat dan efektif, plusss murah. Meski untuk segi kepraktisan dan kenyamanan (saat salah pilih jam) menjadi taruhannya yaaa. Tapi dua poin yang disebut terakhir bisa disiasati laaaah. Kita kan termasuk golongan EIS: Emak Irit Sedunia. Kemungkinan besar rencana Ahad itu akan berangkat setelah subuh, karena….

JAM BUKA KEBUN BINATANG RAGUNAN

ADALAH JAM 6 PAGI – 4 SORE KATA OM GUGEL

 

Kemungkinan besar saya naik dari Stasiun Jurang Mangu atau Stasiun Sudimara hingga Stasiun Sudirman. Lanjut Transjakarta menggunakan koridor 06 busway dari Dukuh Atas ke Ragunan. Ehem, untuk ukuran emak-emak yang sering nyasar di emol aku keren kan yaaa wawasannya? Ya iyalah, kan ada Google Maps nyehehehe.

Oiya, jaga-jaga pada hari H ga dapat kekuatan bulan, eh maksudnya GPS, saya sudah siapkan backup. Penolong saya yaituuuu: peta rute kereta dan Trans Jakarta. Boleeeh… boleeeh…. boleh unduh kok. Silahkan…

Iyeee.. rute-rute ini untuk diberikan kepada Pak Suami kesayangan jugaaa… harap tidak bahas-bahas lagi ‘Women Can’t Read Maps’ kalau ga mau saya cakar. (Macan mode, kan mau ke Ragunan).

Done. Sekarang siap-siap deh bebawaan ke Ragunan. Semoga bisa cerita tentang halan-halannya di posting berikutnya. ^_^

cara memulai homeschooling
Homeschooling

Cara Memulai Homeschooling Untuk Keluarga Muslim

Bismillah….

Laman ini semoga bisa membantu keluarga muslim yang ingin memulai homeschooling sesuai Qur’an dan Sunnah, berdasarkan pemahaman orang-orang shalih terdahulu (sahabat, thabiin, dan thabiut thabi’in).

Jangan sungkan untuk meninggalkan pertanyaan di kolom komentar atau jika terdapat tema yang belum saya tuliskan. SILAHKAN KLIK PADA TAUTAN DI BAWAH INI  dan selamat berpetualang di klastulistiwa.  ^_^

 

Homeschooling, Parenting, printables, Ramadhan Activities

Persiapan Menyambut Lebaran Dalam Waktu Terbatas

Bismillah. Pada tahun ini, Klastulistiwa tidak ikut menulis tentang mengisi Ramadhan seperti tahun sebelumnya, karena banyak blog-blog keren dari para mastah printable yang memudahkan emak malas eh praktis seperti sayah. Maka kali iniii, saya akan menuliskan beberapa hal yang bisa digunakan untuk persiapan menyambut lebaran aja yaaa. Saya persembahkan tulisan ini bagi keluarga praktis (tsaaah) yang bisa jadi tidak punya waktu banyak karena ikut iktikaf full 10 hari atau terpaksa mudik dan menyambut tamu di tempat tujuan. Apa saja persiapan menyambut lebaran ituuuu?

Ini dia daftar yang bisa diunduh, dibaca, ditonton, dikerjakan, dan dibuat bersama keluarga sebelum, saat, dan setelah Idul Fitri:

  1. Resep super gampil ala #RamadhanSoGoodSiapMasak
  2. Film ‘Cara Rasulullah merayakan Idul Fitri’
  3. Ebook ‘Adab merayakan Idul Fitri’
  4. Printable kartu lebaran buatan anak sendiri (uhuk) dan link  untuk membuat kartu digital atau dicetak.
  5. Kegiatan anak super keren dari para mastah printables
  6. Dekorasi sederhana tapi elegan
  7. MP3 takbiran
  8. Video tentang hilal
  9. Video tentang  Idul Fitri di seluruh dunia
  10. Pembelajaran bahasa Inggris tentang Idul Fitri

Baiklah.. sepertinya sudah semua. Terima kasiiih wa jazzakumullahu khairan katsira untuk semua yang telah menyediakan sumber-sumber belajar yang menyenangkan ini. Yuks, skrol-skrol ke bawah. Semoga bermanfaat.

***Mierza Ummu Abdillah***

Resep Gampil ala SO GOOD

Awalnya mau buat pakai ayam potong SO GOOD ini, apa daya sold out.. hiks

Saya deg-degan kalau ngomongin permasakan hahaha. Tapi, alhamdulillah… jaman sekarang semua dimudahkan sekali. Pulang iktikaf di malam lebaran dan harus cuzzz ke tempah Mbah ga bikin mati gaya. Apalagi sekarang ada SO GOOD Siap Masak dan SO GOOD ayam potong yang higienis. Resep-resep pun bertebaran di jagad maya, seperti di situs Dapur SoGood.

Nah untuk kreasi masak-masak sekejap dengan bahan apa adanya (karena lagi mudik), ini dia kreasi saya:

 

Ayam Selimut Praktis

Buat saya yang penganut kepraktisan sepanjang masa, ini bakal jadi resep favorit selamanya nyehehe.

Bahan-bahan:

Bahan-Bahan

  1. SO GOOD Siap Masak (saya menggunakan Chicken Stick karena adanya itu di warung modern deket simbah) hehehe
  2. Rencana awal pakai tortilla/ kebab. Tapi karena adanya terigu dan telur, jadilah lembaran kue dadar sebagai penggantinya)
  3. Lettuce
  4. Tomat
  5. Garam
  6. Air matang

Cara Membuat Kue Dadar (Pengganti Kebab):

  1. Masukan terigu dan sedikit garam ke dalam wadah lalu campur air.
  2. Jika suka, boleh tambahkan telur lalu kocok (karena anak-anak kami alergi telur jadi kami skip)
  3. Saat mengocok adonan, panaskan wajan.
  4. Agar matang sempurna, tuang adonan tidak di atas api (diangkat)
  5. Masak dengan api kecil

 

Cara Membuat:

  1. Goreng sebentar chicken stick lalu potong tipis setelah tiris
  2. Iris tipis tomat dan siapkan lembaran lettuce
  3. Siapkan kebab/ tortilla/ kue dadar di atas piring datar lalu tata lettuce, tomat, dan potongan chicken stick.
  4. Boleh tambahkan mayonaise atau saus tomat
  5. Selimuti seperti gambar.

Tadaaa… Yuk, santap selagi hangat. Ga sampe 15 menit deh masak ini. Saya suka! Saya suka!

Hihi.. jadi bisa fokus lagi deh main bersama anak-anak sambil menerima tamu. #EmakPraktis #BPNxSOGOOD

Oh iya… biar ga mati gaya bareng anak-anak, berikut persiapan Idul Ftri yang saya janjikan di atas yaaa. Selamat mengunduh, mencetak, membuat, menonton, dan membersamai anak-anak.

PERSIAPAN IDUL FITRI

ILMU TENTANG IDUL FITRI

Ini penting kan yaaaa. Apalagi kalau ada anak-anak yang perlu dipahamkan mengenai hal ini. Karena bentuk cinta kepada Rasulullah berarti mengikutinya, bukan? Nah, alhamdulillah safe browser favorit keluarga kami, yufid, telah menyediakan Video  Idul Fitri Ala Rasulullah (yaaaaay!) seperti di bawah ini. Bagi yang mau mengunduh dan menonton offline, sila klik di sini  yaaaa.

Nah, untuk adik-adik, silahkan membaca atau mengunduh e-book tentang Adab-Adab Merayakan Idul Fitri dari situs keren favorit kami Muslim Kecil berikut ini. Oiya, kalau kesulitan, bisa diunduh di GDrive kami di sini

KARTU LEBARAN

Meski katanya siiiih sekarang udah ga jamannya kirim-kirim kartu karena ada media online, tapi menurut saya…kirim-kiriman kartu membuat penerima merasa istimewa. Berikut adalah beberapa kartu yang dibuat oleh anak sulung (10 tahun) dan anak tengah saya (6 tahun) bersamaan dengan masa mereka berjibaku dengan amalan-amalan Ramadhan. Tidak perlu susah-susah merangkai kata dalam kartu lebaran, karena anak-anak sudah membuat simbol yang tinggal print lalu ditempel untuk dipecahkan oleh si penerima. Hadeeeeuh…. malah dikasih soal wkwkwk.

Kartu-kartu tersebut mereka buat manual menggunakan kertas A4 dan cat air. Tapi, jika teman-teman lebih memilih mendesain sendiri, ada juga beberapa situs yang menyediakan template seperti mynameart.com dan canva.com   Silahkan dipilih yaaaa….

Printable Kegiatan Anak

Nah, kalau yang ini tujuannya sebagai obat anteng. Kan ada tuuh beberapa acara yang didesain untuk dewasa, tapi anak-anak kan memang harus dibawa. Supaya ga gadget melulu, ada baiknya kita siapkan beberapa printables yang memang didesain keren dan penuh ilmu ini, meski dibuat untuk anak-anak.

1. Ramadhan Ceria

Kalau yang ini terus terang saya ga sempet cetak saat Ramadhan. Tapi karena masih relevan, insyaAllah saya mau pakai untuk persiapan menyambut atau merayakan lebaran. Beberapa halaman dari printable dari Muslim Kecil ini masih relevan dengan tema hari raya dan isinya bisa jadi bahan diskusi sebagai review pengetahuan Islam anak saat mengerjakannya. Oh, iya bisa juga diunduh di sini ya.

2. Anti Mati Gaya

Nah, kalau printable ini pasti tahulaaah: fenomenal beeeeuuud di jagad maya, apalagi di kalangan homskuler. Dibuat oleh mba Echa Maharani yang emang cunggih soal hand-lettering and creating-creating (abaikan grammar), printable ini sangaaat bermanfaat untuk ‘memberdayakan’ anak dalam hal melakukan pekerjaan rumah tangga. Eh, maksudnya.. biar mereka bahagia gituuu melakukannya. Kan ini life skills yang membuat emak dan calon mertua bahagia kan yaaa. Ya, kaaan? Ya, kaaan? #tring Pas bangetlah untuk persiapan menyambut lebaran, terutama dalam hal percepatan kerapihan rumah wkwkwk. Nah, ini dia penampakannya. Yang mau unduh bisa klik link ini untuk langung ke blognya mba Echa atau klik untuk mengunduh dari GDrive kami di sini.

3. Flap Book Ramadhan

Printable keren dari Muslim Kecil ini juga masih relevan juga untuk dikerjakan ulang. Ada ilmu tentang hilal dan tentang puasa sebagai salah satu rukun Islam yang bisa kita review bersama anak-anak. Bisa diunduh di situs Muslim Kecil atau di GDrive kami dengan klik link ini.

4. Lembar Mewarnai

Untuk adik-adik yang suka mewarnaiii, ada printable dari Coloring Kids seperti di bawah ini. Silahkan diunduh dengan klik link ini yaaa.

eid-coloring-pages-9

Dekorasi dan MP3 Takbiran

Pasti udah nebak kaaaan kalau ini bukan saya yang buat wkwkwkw. Tentunya kalau ada orang yang lebih berilmu, maka kita serahkan saja pada ahlinya. Lagi pula, kemampuan jepret-jepret saya yang biasa aja membuat hiasan yang nampak indah di mata ciptaan Allah ini nampak biasa aja di kamera buatan manusia. (Keren kan ngelesnya)

Untuk masalah dekorasi, saya suka sekali blog Martha Stewart yang bisa diklik pada tautan ini. Elegan daaaan GA RIBET. Nah, dua kata terakhir ini yang paling saya suka.

persiapan menyambut lebaran
Elegan banget kaan? (Credits: marthastewart.com)

Untuk desain-desain printable seperti kartu ucapan untuk hantaran, hiasan meja, kartu ucapan, penanda meja,  atau banner bisa klik tautan ke Yemen Link ini. Oh iya, blog tersebut juga dikelola oleh orang tua Homeschoolers lho hehe. Mangga dikepoin.

Daaan tentunyaaaa, tiada lebaran tanpa gema takbir. Keluarga kami sempat tinggal di sebuah site yang sepiiiii dari gema takbir. Saat itu, kami terpikir untuk mengunduh MP3 lebaran ini. Rasanya hangaaaaat. Silahkan klik TAUTAN INI untuk mendapatkannya ya. Oiya, saya mengambilnya dari link ini.

Hilal dan Idul Fitri di Seluruh Dunia

Berbicara tentang hilal, ada baiknya juga kita review ilmu ini bersama anak-anak saat kecil agar mereka benar-benar paham. Kita bisa melakukannya dengan kegiatan membuat fase bulan seperti yang saya lakukan pada Ramadhan tahun lalu atau dengan menonton tayangan berikut:

https://m.youtube.com/watch?v=aqt1Dqwf7_k

Dari tayangan di atas, kita bisa melanjutkan dengan diskusi tentang bagaimana umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri melalui film di bawah ini:

Thematic-Based English Lesson

Ini nih, pertanggung jawaban  ijazah Sastra Ingris saya. Pelajaran ini saya ambil dari British Council. Temanya berhubungan dengan Idul Fitri dan bisa didapatkan pada tautan yang ada yaaaa. Semoga bisa meningkatkan kecakapan berbahasa. Selengkapnya, silahkan unduh di sini .

 

Oh iya, untuk beberapa sumber belajar dan unduhan di atas bisa diakses melalui folder GDrive saya dalam satu klik saja  melalui link  ini. Semoga bermanfaat.

تقبل الله منا ومنكم

 

 

 

Homeschooling, Homeschooling Communities

Sosialisasi Untuk Homeschooler Gimana?

Pertanyaan yang sering ditujukan kepada keluarga yang memilih jalur nggak sekolah adalah: “Bagaimana dengan sosialisasi anak homeschooling kalau bukan di sekolah?”

Pertama, kita perlu mengubah mindset kita dulu soal sosialisasi. Kalau menurut KBBI, sosialisasi adalah ‘proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya” . Sebagai muslim, tentu kita harus menyesuaikannya dengan syariat, seperti tanpa ikhtilat dan sesuai dengan adab serta akhlak seorang Muslim.

Mari garis bawahi kata ‘mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya’. Bukankah di luar sekolah, kita bisa melakukannya secara real? Tidak hanya mengenal melalui buku? Atau, apakah sosialisasi dibatasi tembok sekolah dan hanya dengan teman  rentang usia yang sama?

 

Sosialisasi Bagi Homeschooler Muslim

Mierza Ummu Abdillah

Setelah menjalani homeschooling, saya merasa ‘sosialisasi’ ini jauh lebih terjaga insya Allah – tapi sekaligus lebih luas dan tertata.

Terjaga – karena kita tahu dan bisa memilihkan teman, menjaga mereka dari ikhtilat, efek buruk pergaulan, menjaga agar percikan minyak wangi saja yang ada di sekitar mereka, dan terjaga dengan pendampingan kita hingga mereka siap menghadapi dunia sebagai Muslim yang utuh. Bayangkan rasio HS-ibu dan murid-guru.. kira-kira, rasio yang mana yang lebih terjaga?


Lebih luas
 – karena sosialisasi anak homeschooling tidak terbatas di lingkungan sekolah saja, tapi lintas usia, profesi, keinginan – tentunya dengan penjagaan kita. Sosialisasi tidak hanya satu kelas dengan rentang usia tertentu saja. Bukankah kita sering membaca riwayat Rasulullah dengan anak-anak kecil yg belajar di sekitarnya? Atau para sahabat, thabi’in, thabi’ut thabi’in yang meminta jawaban dari orang yg lebih muda karena diakui kecerdasan dan keilmuannya – seperti Umar bin Khattab yang memasukkan Ibnu Abbas yang berusia 17 tahun dalam anggota dewan bersama para sahabat peserta perang Badar? Inilah sosialisasi.

 

Tertata –  karena kita bisa mendesain ‘lingkaran sosialisasi anak-anak’ sesuai tujuan pembelajaran kita. ^^ Bisa dengan bergabung dengan komunitas homeschooling atau komunitas pembelajar yang sesuai dengan visi dan misi kita sebagai muslim. Bisa dengan orang yang sesuai dengan kecakapan hidup yang ingin kita tanamkan, misalkan pedagang di pasar, pembuat kue, saudara atau teman yang bisa menjaga rumah tetap bersih meski punya seabrek kegiatan, dan banyak lagi. Bisa dengan sering-sering mengunjungi saudara untuk meraih pahala dan membelajarkan adab, misalkan menjenguk orang sakit, takziyah, menolong sesama muslim – tanpa bingung mengatur waktu hanya di akhir pekan saja. Bisa juga dengan membuat acara anak-anak di rumah, jika memang kita ingin anak-anak bergaul dengan teman sebaya.

Jadi, tidak sekolah bukan berarti tidak bisa bersosialisasi bukan?

 

LANDASAN HOMESCHOOLING ISLAMI
Homeschooling Starter Kit, Landasan Homeschooling Islam

[LANDASAN PENDIDIKAN RUMAH #7] MENDIDIK KOMUNIKATOR YANG TAWADHU

Bukankah sering kita lihat fenomena hari ini dimana anak-anak melecehkan gurunya, menyalahkan guru karena merasa ‘lebih hebat’ dari mereka. Baper ketika diingatkan. Alih-alih berusaha mencari cara memahami untuk mengambil ilmu, malah menyalahkan ketidak mampuan guru mentransfer ilmu. Lalu, untuk apa manusia diberikan akal untuk beradaptasi? Sungguh, ini bukanlah perkara akhlak yang baik. Ketika mengajar selama 13 tahun dulu, saya temukan baaanyaaak sekali kejadian ini. Beberapa rekan mengeluh soal ‘adab’ anak-anak didiknya. Eh, anak-anak itu malah curhat sama saya: sorry guys, wrong pick. Memang benar bahwa guru perlu menguasai ilmu mendidik. But hey, it’s not your part to remind them! 

Itu baru guru lho. Belum lagi fenomena sosial dimana banyak orang yang memilih bicara.. iya bicara.. bahkan mendebat orang yang lebih berilmu. Lihat saja beranda facebook dan komen-komennya. Ada juga yang lalu mendelik atau tidak terima jika diingatkan, meski itu orang yang lebih tua atau bahkan orang tua sendiri. Acuh tak acuh dengan gadgetnya ketika diajak bicara. My oh my….

LANDASAN HS#7 : MENDIDIK KOMUNIKATOR YANG TAWADHU

Mierza Ummu Abdillah

Mari kita simak Qur’an surat Luqman ayat 18 yang artinya

 “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Al-Qurthubi menyebutkan makna dari surat Luqman ayat 18 di atas yaitu, “Janganlah kamu palingkan mukamu dari orang-orang karena sombong terhadap mereka, merasa besar diri, dan meremehkan.”

Iya, itu semua adalah pekerjaan rumah saya juga sebagai orang tua. PR untuk menumbuhkan sikap anak untuk menjadi simpatik, memiliki rasa hormat, menyayangi dan tidak bersikap pongah terhadap yang lebih muda apalagi yang lebih tua/ berilmu, tidak menyela pembicaraan, mendengarkan dengan seksama, dan mengikuti akhlah Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam.

Untuk mengerjakan PR ini, saya akhirnya memutuskan untuk mempelajari ulang cara kami berkomunikasi. Lalu, dalam usaha kami memperbaiki diri, kami mencoba mendidik anak-anak menjadi pembicara yang efektif dan tawadhu. Belajar bersama mencontoh Rasulullah dan beberapa sahabat yang menjadi komunikator hebat pada jamannya.

INILAH RENCANA KAMI DALAM MENDIDIK ANAK BERKOMUNIKASI

  1. Berusaha keras mencontohkan kepada anak. Yes, action speaks louder than words. Saya bukan orang yang mudah bersosialisasi dan sungguh, ini lebih mudah ditulis daripada dilaksanakan. Tapi, tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha dan Allah menghendaki bukan?
  2. Hilangkan praduga “Saya kan sifatnya gak gitu. Saya orangnya udah begini, gak mungkin bisa berubah.” Reaaaallyyy? Bisa kok, insya Allah. Ingat Umar bin Khattab, kan? Betapa banyak perubahan sikapnya yang dahulu keras hingga lembut dan bijak semenjak masuk Islam. So, why not?
  3. Bantu anak-anak dengan melakukan roleplay. Kita bisa menggunakan alat peraga seperti boneka atau benar-benar bermain peran.
  4. Berdiskusi dan membekali anak sebelum bertemu dengan lawan bicara. Eh, ini beneran lho. Pengalaman saya sebagai orang yang lidahnya tetiba kaku ketika harus berbicara 4 mata, saya paham benar fungsinya berlatih sebelum benar-benar bertemu manusia. Untuk berbicara di depan umum pun sama.
  5. Melakukan evaluasi seusai pertemuan. Diskusikan kira-kira apa yang bisa diperbaiki.
  6. Moderasi penggunaan gadget (ini bagi orang tua juga lho ya.. hehe.. lumayan menantang juga kan?) Mari simpan gadget ketika anak berbicara dengan kita, atau… minta waktu dan segera fokus melihat wajahnya ketika berbicara.
  7. Pertimbangkan ulang waktu penggunaan gadget, terutama jika berada diantara orang tua dan saudara. Gadget boleh keluar dalam jangka waktu yang sebentar dan hanya diperbolehkan ketika tidak terjadi diskusi yang melibatkan mereka.
  8. Latih anak-anak menjadi asertif, salah satunya dengan menggunakan ‘I-message’
  9. Memilih waktu yang tepat untuk diam, bertanya, menjawab, atau menanggapi.
  10. Memilih kalimat yang berterima saat berkomunikasi. Contohnya, mengurangi atau menghilangkan kata “Iya, saya sudah/ baca/ dengar itu.” Ajari anak (dan kita sendiri) untuk menanggapi dengan ilmu yang baru atau diam dan cukup menanggapi dengan kata ‘masya Allah’ atau ‘barakallahu fiik’. Karena pada dasarnya pendengar tidak perlu tahu kalau ‘kita tahu’ kan? Ngerinya jika kita/ anak dianggap pongah dengan mengucapkan itu.

Tentunya, bagian paling menantang dari mengajarkan semua skill komunikasi adalaaaaah: semua ini sebaiknya dimulai dari orang tua dulu. #tariknapaspanjang Fiuuuh.. banyak juga euy peernya. Semangats! Semoga kita dimudahkan dalam mendidik anak-anak menjadi manusia dengan sikap dan tutur kata seperti Rasululullah shalallahu ‘alaihi wassalam yang berakhlak Al Qur’an.


Alhamdulillah, lengkap sudah ulasan mengenai landasan pendidikan sekolah rumah ini. Untuk yang terlewat silahkan klik tautan di bawah ini.

LANDASAN PENDIDIKAN RUMAH BAGI MUSLIM

[LANDASAN #1] MEMILIH VISI DAN MISI

[LANDASAN #2] TANAMKAN TAUHID

[LANDASAN #3] ADAB DAN AKHLAK KEPADA ORANG TUA

[LANDASAN #4] AUTO-PILOT HOMESCHOOL

[LANDASAN #5] MURAQABAH

[LANDASAN #6] AMAL MA’RUF NAHI MUNKAR DAN SABAR

[LANDASAN #7] MENDIDIK KOMUNIKATOR YANG TAWADHU

Aisha Portfolio, Homeschooling Communities

[PRINTABLES ADAB MAKAN] Kelas Adab dan Pizza: Tidak Sekedar ‘Outing’

Kegiatan memasak atau membuat pizza hari Rabu, 5 April 2017, lalu  diawali dengan kelas adab, yaitu adab makan. Seruuuu, masya Allah. Kenapa belajar adab dulu sebelumnya? Karena setiap detiknya, seorang Muslim akan ditanya apa guna waktunya. Insya Allah kegiatan komunitas HS Muslim yang ini tidak hanya belajar ilmu dunia ketika berkumpul bersama. Oiyaaa.. ada sesi bagi2 lerak juga lhooo.

Untuk printables saya unggah dua versi yaaa. Yang diunduh enaknya yang langsung berbentuk buklet. Tinggal kasih staples ditengah.

Ini buklet Adab Makannya:

 

Yang diunduh enaknya ini aja. Tinggal di-staple tengahnya:

 

Semoga bermanfaat.

Homeschooling, Homeschooling Communities

[PRINTABLES] Belajar Adab dan Menghias Tas Bersama Komunitas Homeschooling Muslim

Mundur! Hentikan pelajaran dulu jika adab belum berterima. Dan ini yang kami lakukan sebagai orang tua muslim para homeschoolers. Membangun tradisi yang mementingkan adab dalam menuntut ilmu seperti yang dilakukan Rasulullah, sahabat, thabi’in, dan thabi’ut thabi’in.

.

.

Karena itu, dibuatlah majelis nasehat sebagai pembuka kegiatan dalam pertemuan Mosqueschooling Komunitas Homeschooling Muslim ini. Daaan… karena yang ikut kebanyakan adalah krucils, maka saya harus berstrategi agar ilmu adab ini sampai dan diamalkan (aamiin).

whispering-games
Bisik Berantai – Image Courtesy: Kaka Jouce

Akhirnya, saya siapkan printables seperti di bawah ini (bisa diunduh di klastulistiwa.com yaaa) yang bersinggungan dengan pelajaran mengenai alat indera, permainan rantai berbisik di awal majelis,  dan beberapa strategi berbicara dengan anak-anak.

Nah, apakah adab ini hanya bisa diajarkan secara klasikal oleh guru sekolah/ TPA? Apakah orang tua hanya bisa memberi teadan saja? Tentu saja, tidak. Namun tentunya, dalam menyampaikannya, orang tua sebaiknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi kepada anak ketika menanamkan ilmu kepada anak di rumah.

home-printable

Ini ikhtiar yang bisa kita lakukan sebagai orang tua:

  1. Berdoa memohon kemudaha kepada Allah. Ya karena yang memiliki hati anak-anak kita ya Allah kan yaaa, karena itu mintalah kepada sang pembolak-balik hati.
  2. Untuk anak usia di bawah 7 tahun, gunakan kalimat yang isinya kata-kata pendek, tidak lebih dari 5 kalimat.
  3. Eye-to-eye level jika berduaan saja. Bisa dengan cara kita duduk atau berlutut.
  4. Memanfaatkan gelombang alpha – saat anak bahagia. ^^ Jadi, jangan saat kita marah atau kesel baru ada kejadian huru-hara memberi nasihatnya. Itu sebabnya kalau transfer, ada baiknya level bahagia disamakan dengan fasilitatornya, bisa melalui cerita sirah, permainan, atau diskusi.
  5. Ulang poin sebelumnya sebelum pindah ke poin berikutnya (di bawah ada 6 poin yang diberikan).
  6. Cek pemahaman anak melalui pertanyaan. Hal ini juga bisa menjadi cara mengetahui apakah sudah sampai ilmu yang kita berikan.
  7. Ketika ingin mengingatkan tentang adab, kurangi bicara yang tidak perlu. Fokus pada apa yang ingin disampaikan. Misalkan, ketika anak tampak tidak mendengar, cukup beri isyarat, atau elus pundaknya lalu tanya “Ayo, tadi Umi bilang apa?”, atau mengulangi apa yang kita katakan. Jangan menambah kata, ‘Jangan bandel.” atau kata-kata tambahan yang tidak perlu.

Printable Untuk Diwarnai Di Rumah
Printable Untuk Diwarnai Di Rumah

Setelah majelis ilmu, anak-anak berkegiatan seruuu dengan tante Ayu, mamanya Aliya. Apa kegiatannyaaaa? MEWARNAI TAAAS Yaaaaaay Dari bayi-bayi sampai kakak-kakak semua larut dengan cat air dan tasnya. Makasiii tante Ayuuuuu.

Oh iya, pada saat pertemuan Mosqueschooling tersebut, hal yang paling saya dan anak-anak sukaaaa adalah bagian makan bersamaa hahaha. Terasa guyub, menyenangkan, daaan kenyang. ^___^

Alhamdulillahilladzi bini’mati tatimush shalihaat. Seruuu yaaaa… Tapi, inga.. inga… keseruan kumpul-kumpul tentu harus memiliki tujuan yaaa. Karena nanti kita akan ditanyakan mengenai waktu yang kita gunakan. Insya Allah, dengan majelis nasihat ini, kita akan menjawab pertanyaan itu dengan indah, insya Allah.

memilih homeschooling
Homeschooling, Homeschooling Starter Kit, Landasan Homeschooling Islam

Maka Jelaslah Mengapa (Kami) Memilih Homeschooling

 [Catatan: Resume ini diambil dari potongan tanya-jawab kajian yang, masya Allah, seakan menjelaskan kenapa memilih Homeschooling. Video Youtube (credit to Bali Mengaji) bisa dilihat di bawah posting ini. Namun, klastulistiwa.com telah mengunduh untuk memudahkan jika ada yang ingin menyimpan. Sila klik tautan ini untuk mengarahan ke Google Drive]


Wanita Tiang Penyangga Umat

Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey

 

Demi Allah, Allah subhanahu wata’ala jadikan kalian TIANG PENYANGGA UMAT. Terbayang apa yang terjadi dengan bangunan umat ketika tiangnya pergi?

Apa yang terjadi? ROBOH!

Wanita dengan tugas-tugasnya yang ada dalam syariat adalah tiang penyangga. Yaitu apa? Melayani suami, mendidik anak. Mendidik anak yang benar.

Ini yang akan menguntungkannya di akherat, demi Allah. Bukan karirnya di luar rumah, bukan berapa rupiah penghasilannya. ‘La!’ Itu malah melalaikan wanita. Membuat dia melakukan banyak pelanggaran: berikhtilat dengan yang bukan mahram di kantor. Sampai rumah udah capek. Yang ada, akhirnya kewajiban inti melayani suami dan mengasuh anak jadi hanya tinggal sisa tenaga.

,

Wanita Jihadnya Adalah Kembali Ke Tugasnya

Sebagai  apa? Sebagai seorang wanita yang, demi Allah, tidak ada mahluk lain yang sanggup untuk menanggung tugas itu kecuali wanita. Enggak ada. Mau Hercules? Mau Samson yang kuat? Coba suruh bawa drum sembilan bulan kemana-mana dibawa. Kagak kuat dia.

Wanita, justru yang lemah lembut, punya kekuatan itu. Kelembutan dan rahmatnya ini adalah senjatanya. Jihadnya wanita: mendidik anaknya di rumah. Kalau bisa jangan disekolahkan. Istri ini pendidikannya tinggi. Kenapa anak-anak kita diserahkan?

.

Kalau mau ajari anaknya di rumah. HOMESCHOOLING!

Dari dulu umat Islam: Anas Ibnu Malik, siapa yang didik? Ummu Sulaym. Imam Syafii, siapa yang ngarahin? Emaknya. Sufyan ats Tsauri?

mengapa memilih homeshooling
Sumber: fb.me/geraiuma

Bacalah buku tulisan akhuna Sufyan Baswedan, judulnya “Ibunda Para Ulama”. Buku ini akan memperbaiki mindset kita tentang bagaimana menempatkan wanita. Maka itulah jihad wanita yang inti. Yaitu apa? Berjuang melakukan tugasnya. Mempersiapkan generasi-generasi penerus umat.

Ketika wanita meninggalkan barisannya, maka jatuhlah umat Islam. Itulah dimulainya. Sebagaimana ketika para pemanah meninggalkan barisannya di hari Uhud. Itulah ketika para wanita meninggalkan tugasnya sebagai ibu dan lebih memilih untuk menyibukan diri di luar rumah  yang bukan tugas seorang ibu.

Resume oleh Mierza Ummu Abdillah
klastulistiwa.com.
Video credit to Bali Mengaji

Homeschooling, Parenting

UANG SEBAGAI REWARD? KENAPA TIDAK

Mierza Miranti
klastulistiwa.com

Hadiah adalah cara yang diajarkan dalam pengasuhan Islam. Sistem ini telah terbukti melahirkan generasi2 shalih terdahulu lho. Jangan takut menerapkannya, bahkan jika imbalannya itu berbentuk uang (untuk ukuran saat ini). Jika diajarkan dengan benar, diiringi tauhid, zuhud, dan pemahaman shahih dari Qur’an dan Sunnah berdasarkan salafush shalih, insyaAllah akan jauuuh dari kata ‘suap’ seperti yang digadang2 oleh beberapa ‘ahli’ parenting masa kini.

Sistem imbalan kami, misalnya, dijalankan berdasarkan usia dan tingkat kesulitan. Isma yang 5th akan berbeda penerapanannya dengan Jenna yg 10th. Amplop pada di gambar misalnya. Itu amplop pengumpulan imbalan yang rencananya untuk beli sendal.

image

Haaaaa.. sendaaaal? Kenapa ga dibelikan orang tua? Ya karena yang sudah ada masih cukup dan berguna. Sudah taulaaaah fungsi menabung dan sabar untuk mendapatkan barang incaran bagi anak-anak.

Untuk Isma (5 yo) jatahnya adalah mengumpulkan 5 token. 1 token diberikan setiap hari JIKA ia bisa menyelesaikan 3 pekerjaan rumah (membereskan mainan, membersihkan tempat makan, dan tempat tidur seluruh keluarga). Jika 1 luput/ tidak dilakukan dengan benar, maka tidak ada imbalan. 5 token tersebut lalu ditukar dengan 2 pilihan: jajan sebesar 5 ribu atau menabung sebanyak 10 ribu. Dan, Isma memilih menabung untuk membeli sendal. Kebetulan sandal incaran Isma harganya lumayan, jadi ia harus menunggu beberapa minggu untuk mendapatkannya.

image
Eh akhirnya beli sepatu princess 😂

See… imbalan dalam Islam itu insyaAllah banyak banget kan faidahnya? Jangan lupa iringi terus dengan doa ya… itu sebaik-baik pelindung hati agar semua Allah yang jaga. Bismillah.