Al Fawaid Al Ilmiyyah (Ustadz Badrussalam)

[KAJIAN] Pondasi Kesesatan: Berkata Atas Allah tanpa Ilmu

Alhamdulillah wassholatu wassalamu ‘ala rasuulillah…

image

⚡Masalah yang ke 115⚡

Pondasi kesesatan,, apa itu?

Berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.

Kata Beliau  yang di maksud dengan  ” Asal segala macam kesesatan”, yaitu adalah berkata tanpa ilmu.
Dimana berkata tanpa ilmu ini, kata Syaikh Fauzan : “lebih besar dari kesyirikan.”

Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Al-A’raaf : 33
“Katakan, sesungguhnya yang di haramkan oleh Rabbku adalah perbuatan fahisyah yang tampak darinya dan tersembunyi dan dosa dan berbuat dzolim dengan tanpa haq dan mempersekutukan Allah dengan tanpa Allah turunkan ilmu padanya. Dan kamu berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.”

Disini Allah memulai dari yang kecil dahulu yaitu fahisyah kemudian naik kepada dosa kemudian naik kepada dzolim tanpa haq kemudian naik lagi syirik.
Ternyata Allah tidak menutup ayat itu dari syirik.
Tapi Allah menutup dg firmannya:
“Dan kamu berkata atas Allah dengan tanpa ilmu.”
Allah menjadikan berkata atas Allah dengan tanpa ilmu di atas kesyirikan.

Maka tidak boleh seseorang berkata ini haram, Allah mengharamkan ini, Allah mubahkan ini, sebatas dengan ro’yu dengan pendapat tanpa ada dalil dari syari’ah.

Kita katakan ini di syari’atkan, ini tidak di syari’atkan tanpa dalil.
Demikian pula berfatwa, menjawab pertanyaan dg tanpa dalil tapi dengan sebatas mereka-reka saja.

Ini jelas bahaya besar sekali, bahkan itu termasuk dusta atas nama Allah Subhaanahu Wa ta’ala. Yang Allah berfirman:
“Maka siapakah yang paling dzalim dari orang yang berdusta atas nama Allah Subhaanahu Wa ta’ala.” ( Azzumar:32)

Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalamm saja, ketika pernah di tanya tentang suatu permasalahan beliau tidak tahu, Rasulullah jawab tidak tahu.
Sebagaimana di sebutkan dalam hadits bahwa Rasulullah ditanya tentang bumi mana yang paling di cintai oleh Allah? Kata Rasulullah aku tidak tahu, sampai aku tanya dulu Jibril.

Maka apalagi kita, hendaknya kita mengucapkan tidak tahu, apabila kita di tanya dan kita tidak tahu jawabannya.
Dan lebih baik kita diam daripada berbicara tanpa ilmu.

Imam Malik saja yang hafalannya luar biasa, beliau pernah ditanya tentang 40 pertanyaan, tapi beliau hanya menjawab sebagiannya saja.
Kebanyakan beliau menjawab tidak tahu..tidak tahu..
Lalu orang yang bertanya itu berkata : Aku datang dari negeri yang jauh, sudah melewati berbagai macam kesulitan, ternyata engkau jawabnya tidak tahu. Maka Imam Malik berkata: pulanglah kamu dan katakan kepada orang-orang, aku sudah bertanya kepada Malik, tapi Imam Malik tidak tahu…سُبْحَانَ اللّهِ

Berbeda dengan di zaman sekarang ini, banyak di zaman sekarang orang-orang sok tahu.
Sehingga akhirnya dengan sok tahunya itu ia mengomentari. Bahkan ulama besarpun dia komentari dengan ro’yu nya.
Padahal ilmunya itu سُبْحَانَ اللّهِ sangat sedikit sekali.
Tapi itulah…
Itu merupakan perilaku jahiliyah yang di zaman ini segala tersebar sekali, mudah berbicara tentang agama dengan pendapat, dengan tanpa dalil, tanpa hujjah dan tanpa pemahaman yang benar.
Terkadang ada seseorang hanya sebatas tahu 1 dalil lalu mengkritik para ulama besar yang hafalan ratusan ribu hadits.
Sehingga akhirnya seseorang terkena penyakit ujub. Penyakit berkata tanpa ilmu….Naudzubillah.
‎ل الله السلامة والعافية

Wallahu a’lam

12 Jumadil Ula 1438 / 9 Februari 2017

SUMBER:
📙Masaail Jaahiliyyah
👤 Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
🔬Kajian Online Al Fawaid Al Ilmiyah asuhan Ustadz Badrusalam