Homeschooling, Homeschooling Communities, printables, Ramadhan Activities

Printable Ramadan AHA! – Buklet Lembar Ramadhanku

Download Cover
Buku Ramadhan Bersama Nabi

Bismillah. Buklet  ini menyandarkan pada buku Ramadhan Bersama Nabi yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal. Buku tersebut juga dapat digunakan sebagai panduan untuk orang tua dan bisa diunduh di sini.

Catatan: sila unduh juga Panduan I’tikaf Ramadhan dari Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal 

Apa yang membedakan buklet ini dengan printable Ramadhan di banyak beredar? Yang pasti tidak lebih bagus dalam hal visual ya. Serius, isinya hitam putih. Buklet ini adalah ikhtiar kami melibatkan orang tua dalam pengasuhan karena didalamya terdapat beberapa kegiatan diniyah yang memerlukan jawaban maupun bantuan dari orang tua. Begini contoh-contoh halamannya:

    

Nah, silahkan untuk mengunduh pada tautan berikut ya:

Cover Printable Ramadan 

Buklet Printable Lembar Ramadhanku  (kalau mau cetak dalam bentuk buklet)

Isi Printable Lembar Ramadhanku (kalau mau lihat berurutan dalam bentuk pdf)

Oh iya… buklet ini dipakai dalam sesi AHA! (A Homeschoolers’ Academy) yang dibantu kaka-kakak homeschoolers keren barakallahu fiihim yaitu kaka Salsa, Bianca, Syawa, Riza, Jenna, Faiz sebagai persiapan Ramadan pada bulan April yang lalu di Sadi Homeschool.

Selainitu, kegiatan di dalamnya  jugameliputikajianrutinanakKlasAdab AHA! Klastulistiwatentang Adab Penuntut Ilmu yang mengambil dari kitab Al Ilmi karya Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang kitab berbahasa Arabnya bisa diunduh di sini.

     

Feel free to share and print. Semoga bermanfaat. Jika membutuhkan bantuan mencetak, sudah termasuk poster dan stiker, silahkan hubungi http://bit.ly/wauma (pengiriman dari Bogor).


Akademi Sahabat Klastulistiwa
Website: https://klastulistiwa.com
Instagram: @klastulistiwa
Twitter: @klastulistiwa
Telegram: http://t.me/sahabatklastulistiwa
Facebook: http://fb.me/klastulistiwa
Homeschooling, Homeschooling Communities, Landasan Homeschooling Islam, My Reflection

Homeschooling Jakarta Mendadak Jogja dan Sepatu Sandal Pilihan

Teringat tahun pertama kami memulai proses homeschooling, kami sekeluarga mendapat undangan diklat pendidikan Islam selama 2 bulan penuh di Jogja. Tantangannya adalah, kami hanya punya waktu beberapa hari untuk bersiap-siap, dari mulai pesan tiket pesawat di akhir bulan (wkwkwk tau kan maksudnya?) hingga memastikan keluarga ‘homeschooling Jakarta’ ini bisa hidup bahagia sejahtera sentosa di Jogja.

Mendadak Jogja dan Sepatu Sobek

Sumber: osaba/freepik.com

Singkat kata, kami sampai di Jogja dengan banyaaak kemudahan dari Allah meski banyak barang penting yang tertinggal. Nah, sebulan pertama lumayan berpeluh. Kami berlima – saya, suami, dan 3 anak yang salah satunya masih bayi – harus menempuh beberapa moda transportasi plus jalan kaki dari tempat diklat ke tempat menginap.

Awal-awalnya seru, terutama bagi anak-anak (yaeyaalaah.. jalan-jalan gituh). Well, setidaknya sampai SEPATU SAYA SOBEK di tengah perjalanan sedangkan perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki. Huuuuhuuhuuu…. saya benar-benar lupa membawa sepatu sandal andalan. -_____-”

Sambil berjuang biar sepatu itu tetap menempel, kami pun keluar masuk toko sepatu yang kami temui sepanjang perjalanan. Harapannya sih dapat sepatu sandal wanita yang sesuai dengan ekspektasi saya. Tapiiii, dengan nomor kaki saya yang lumayan besar (untuk perempuan) dan checklist yang banyak dalam hal sepatu sandal andalan , pilihan pun semakin sedikit.

Sepatu Sandal Wanita Pilihan Emak Homeschooler

Sepatu sandal yang sehat itu penting buat keluarga homeschooler (apalagi travelschooler). Kenapa? Ya, karena pembelajaran kan harus jalan terus. Ituuu sebabnya memilih sepatu sandal wanita pun ga boleh sembarangan, apalagi buat sang Emak yang ga boleh istirahat setelah mendarat di rumah. Jadiiiii….

Ini Dia Tips  Memilih Sepatu Sandal Wanita

Sumber: topntp26/freepik.com

NO#1 NYAMAN

Jelaaas sepasang sandal dengan hak tinggi seksi dan bertali akan benar-benar dicoret dari daftar belanja. Tujuan memilih yang pertama memastikan kaki tetap sehat dan emak dapat menikmati waktunya. Karena itu, jika masih sakit setelah memakainya beberapa kali, maka sepatu sandal tersebut bukan pilihan yang tepat.

Salah satu elemen terpenting dalam memilih sepatu yang nyaman adalah kecocoka . Jika kaki seorang emak harus berjuang untuk tetap berada dalam ‘sepatu yang salah’, ototnya akan menjadi tegang dan emak mungkin akan menderita iritasi pada telapak dan pergelangan kakinya. Sandal yang terlalu ketat bisa menyebabkan lecet di antara jari-jari kaki atau bagian atas kaki. Hiks.. horor kaaan?

NO#2 PILIH YANG SEDIKIT LEBIH BESAR

Untuk sandal, sangat penting untuk memberi ekstra ruangan. Telapak kaki harus sedikit lebih kecil dari telapak sandal. Hal ini mencegah sisi kaki dari ‘tumpah’ ke sisi sepatu dan jari-jari kaki ‘mengacung’ di bagian depan hahaha. Hal ini tidak hanya merusak estetika, tapi membuat kaki iritasi dan cedera.

NO#3 PILIH BAHAN BERKUALITAS TINGGI

Adalah fitrah emak-emak menyukai diskon, tapi JANGAN pernah kompromi dengan kualitas. Bahan yang tipis dapat memperburuk iritasi kulit dan menyebabkan sandal rusak hanya dalam beberapa kali penggunaan. Jangan memilih bahan yang cenderung menyerap dan menahan air karena bisa menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri pada sepatu dan masalah kulit yang serius. Kulit berkualitas tinggi, karet tahan bakteri, dan serat alami adalah pilihan ideal untuk sepatu sandal wanita yang sehat dan tahan lama untuk emak homeschooler.

NO#4. PERHATIKAN BENTUK TUBUH DAN KAKI

Aturan penting yang harus diingat adalah tidak semua gaya cocok untuk semua orang. Sama seperti pakaian, kita harus memilih sandal yang menonjolkan bentuk kaki dan tipe tubuh. Buat emak-emak yang hobi menemani homeschooler kesana-kemari, coba pilih gaya sandal yang anggun dan cocok dalam acara santai hingga resmi.

NO#5 DAYA CENGKRAM

Pilih sandal dengan sol tebal untuk mendapatkan daya cengkram yang lebih baik saat berjalan. Sol berlapis – yang biasanya mengandung busa, kain yang ‘bernapas’, dan poliester – bisa meningkatkan penyerapan, daya tahan, dan kenyamanan akan benturan. Sesuaikan sepatu sandal yang kita  dengan tingkat medan yang dihadapi . Semakin keras medan yang kita lalui, suka hiking misalnya, semakin meningkat daya cengkram sol yang kita perlukan.


Nah, begitulah curhat emak homeschooling Jakarta yang mendadak Jogja ini. Semoga bermanfaat yaaa.

 

CHOCOMOM [Curhat Homeschooler's Mom], Grup Sahabat Klastulistiwa, Homeschooling Communities, My Reflection

[CHOCOMOM] Mempersiapkan Homeschoolers Memasuki Dunia Pesantren

Bismillah…

CHOCOMOM (Curhat Homeschooler’s Mom) adalah diskusi yang berlangsung pada akademi virtual Sahabat Klastulistiwa menggunakan platform Telegram. Pada tanggal 19 September lalu, kami mengundang mba Maya Dwilestari. Beliau memiliki 2 putri dan 1 putra yang pada tahun ini ketiganya masuk lembaga pendisikan, dimana sebelumnya dididik secara homeschooling.

Anak pertama beliau mondok di Nuraida Islamic Boarding School, sedangkan nak ke dua dan ke tiga sekolah tahfidz usia SD. Mba Maya sendiri juga dulu mdok selama 6 th, mulai lulus SD.

🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡

Mempersiapkan Anak HS Memasuki Dunia Pesantren

Maya Umm Abdillah

Sistem pendidikan pesantren bisa dibilang sebuah sistem pembelajaran hidup yang sebenarnya. Di sanalah kita akan belajar tak ada henti. Di asrama belajar sabar menahan amarah, antri, mempertahankan diri, menahan kantuk, dan sebagainya. Di kelas belajar menghafal berbagai matan, hadits, ayat, hingga ilmu-ilmu umum.
Oleh karena itu, mempersiapkan anak masuk pondok pesantren sebenarnya mempercepat ia untuk bisa mandiri menghadapi kehidupan ini. Semua kemampuan yang harus dimiliki calon santri, adalah kemampuan dasar yang memang harus dimiliki seorang anak.

1. Kemandirian

kemandirian meliputi mandiri dalam menjalani jadwal harian, belajar, mengatur barang-barang pribadi, dsb

2. Ketangguhan

Pondok pesantren merupakan miniatur kehidupan. Di dalamnga terdapat berbagai unsur yang mau tak mau akan menyeret emosi anak2 kita. Maka persiapkanlah anak2 agar mampu bersikap asertif, berkomunikasi dg baik, mengelola emosinya menjadi sesuatu yang posistif.Biasakan anak sejak di rumah untuk mampu menghadapi situasi apapun, terbiasa makan seadanya, berpakaian sederhana.

3. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik meliputi kebutuhan di asrama maupun sekolah. Biasanya pihak pondok akan memberikan daftar kebutuhan santri sebelum mulai tahun ajaran baru.

4. Selaraskan visi orangtua dengan visi pondok.
 

Bila sudah searah, akan lebih mudah bagi orang tua memahami setiap langkah yang dilakukan pihak pondok.

————————————————

SESI TANYA-JAWAB

————————————————

1.   Apa perlu mempersiapkan dari dini utk masuk pesantren?
J: Mempersiapkan anak memasuki pesantren itu sama dengan mempersiapkannya memasuki kehidupan yg sebenarnya. Karena kehidupan di pesantren seperti miniatur hidup bermasyarakat. Banyak keterampulan hidup yg diperlukan. Maka, persiapkan anak2 mjd anak yg tangguh, mandiri, berkahlak mulia adalah tugas org tua manapun. Hanya saja, pesantren akan lbh cepat memperlihatkan kpd kita, buah dr pengasuhan kita selama di rumah.

————————————————

2. Haruskah punya ijazah untuk masuk pesantren?
J: Iya, ijazah formal maupun nonformal

————————————————

3.  Utk anak2 perempuan adakah aturan2 atau rambu2 khusus yg wajib diperhatikan utk masuk pesantren? Dari sebelum dan sudah masuk pesantren
J: Kalau bisa, anak perempuan sdh baligh, sdh mengerti konsekuensi dr baligh.

————————————————

4. Sejauh mana survei pesantren yg kita butuhkan? Apakah sampai hal detil mengenai karakteristik anak2 yg sdh masuk pesantren, ya kita nih ortu khawatir nya banyak mbak utk hal2 hubungan anak dan teman2 nya, khawatir bully lah atau yg lain2? Lebay gak sih berpikir sampai ke sana, mengingat banyak kejadian traumatis yg kita dengar tjd di sekolah2 asrama diluar pesantren bahkan pesantren pun ada
J: Survey lokasi, cari alumninya, lihat karakteristik alumninya. Cari tahu ttg akhlak pendiri dan ustad2nya. Soal bully, di semua lembaga pendidikan ada. Siapkan anak2 agar mampu bersikap asertif.

————————————————

5.  Anak sy sudah mondok tapi belum baligh. Hanya saja usianya memang sudah usia SMP. 11 tahun tapi sudah lulus SD. Sekarang mondok. Gpp ya mba?

J: kl pun blm baligh, pastikan dia sdh punya bekal ttg baligh, sdh mandiri, matang scr mental, tangguh.

T1: Kalau ini sy lihat sudah siap. Tapi ada kekhawatiran ketidak bersamaan dg sya ketika pertama haid itu yg saya masih galau. Perempuan. 12th oktober besok.

 T2: Mba, anak saya sama sekali belum disiplin. Saya takut di pondok menyusahkan orang lain..
J: T2 usia brp skrg anaknya? laki2 atau perempuan?

T2: perempuan, hampir 11 tahun. Sekarang Sd kelas 5
J: semoga ananda sdh siap menghadapi masa dewasanya. krn anak pr yg baru masuk dewasa itu, sangat labil emosinya, mood kacau, pengaruh hormon yg melonjak.

T2 anaknya sdh mondok?


T2. : Belum mondok mba.. tapi niatnya lulus Sd langsung mondok

J: oh begitu. keterampilan paling penting di pondok itu adl kampuan utk bs bersikap asertif.

pastikan ananda bukan anak yg agresif, tidak juga pasif.

anak yg agresif, mudah marah, tak bisa mengendalikan diri, beresiko mjd pelaku bully.
anak yg pasif, penakut, tak bisa mengenali perasaanya,ngga enakan, beresiko menjadi korban bully.

————————————————

6. Apakah memang pendidikan di usia baligh tempat yang paling pas adalah pesantren?

J: Saya tdk bisa menyatakan pesantren adl yg terbaik. Banyak cara yg bisa ditempuh agar anak2 mjd anak yg soleh/solehah. namun memang pesantren memiliki keunggulan sistem, dimana kehidupan selama 24 jam adl waktu belajar yg tak terputus, belajar di kelas, juga belajar hidup, mjd manusia yg bermanfaat.
————————————————
7. Terkait adab safar, perempuan boleh bepergian jauh kalau ada mahrom. Nah bagaiman dgn menuntut ilmu, misalnya di pesantren yg jauh dari luar kota. Apakah terkena adab safar?
Pertimbangan apa dalam memilih pesantren, selain harus se firqoh?


T: Silakan rujuk ke tulisan2 ustadz ya bu. Tetapi, yg pernah saya baca, jika anak tsb mukim utk menuntut ilmu, diperbolehkan. alloohu a’lam

saat safarnya, tentu hrs dg mahram, tetapi stl mukim di sana, boleh tanpa mahram. itu yg pernah saya baca.

 Pertimbangan pertm setelaah melihat manhajnya, lihat akhlak pemilik dan guru2nya.

T2: Ini cara mengetahuinya gimana? Apa kita tanya2 langsung ustadz2/ah disana atau gimana mba?

J: Lihat alumninya. akhlak para alumninya

T: Jadi ortu mesti aktif tanya sana sini ya mb. Brp lama survey atau mengenal pemilik/ustadz2nya?

J: kalau mereka punya medsos, gampang, tinggal stalking.. tanya2 juga ke alumninya

————————————————

8. anak ana umur 6thn rencananya umur 7 thn mau diikutkan program rumah belajar Alquran dan hadits seperti di pesantren tapi boleh pulang, kabarnya di rumah belajar tersebut sistem belajarnya konvensional, harus tenang, berisik gak boleh, klo diperingatkan tidak bisa maka ustadz akan kasih hukuman sabet penggaris..bagaimana ya mempersiapkan mental anak untuk sistem yg seperti itu?


T: sama persis dg sekolah anak saya. bacakan kisah2 ulama jaman dahulu, bagaimana akhlak mereka kpd gurujelaskan keutamaan penuntut ilmu syar’i. lebih baik anak2 menangis krn mereka berpayah2 menuntut ilmu, drp menangis menyesal menyia2kan masa mudanya.

kalau adab si anak baik, insyaa allah dia ga akan dihukum. pengasuhan bukan tentang membahagian anak, membuatnya nyaman selalu. Tetapi soal pemenuhan tanggung jawab kita kpd Sang Pemilik anak kita.
pengalaman di sekolah tahfizh anak saya, anak2 yg dihukum itu tdk ada dendam, mereka tetap hormat, bahkan akhlaknya tambah baik. krn sang ustadz melakukannya dg cinta, kasih sayang yg bs dirasakan anak2, dan mereka juga memberi teladan.

T: Iya mba Maya, si anak Gpp kah diceritakan kondisi tempat dia belajar?

J: bukan diceritakan scr khusus mba maksudnya. Tetapi diajarkan adab2 menuntut ilmu, dan cerita para ulama saat waktu kecil dlm menuntut ilmu. Tak perlu diceritakan scr spesifik akan dihukum jika bla…bla…bla

————————————————
9. Anak pertama saya usia 5y 7m. Kalo mengerjakan sesuatu selalu berlama2, misal mau mandi, pakai baju dsb. Mau berwudhu saja bisa 30 menit, duduk dulu, rebahan dlu, main air dlu dsb. Harus terus dimotivasi, baru agak lama kemudian dilakukan. Apakah dalam usia ini masih normal untuk ukuran kemandiriannya?

J:  Perhatikan, apakah ananda lambat krn tdk ada motivasi, atau krn sangat teliti, atau tipe pengamat?

di usia segitu sebaiknya dilatih memanfaatkan waktu dg baik. ceritakan kisah2 ttg waktu, keutamaan menyegerakan kebaikan.

T: Anak lambat pengamatan saya karena banyak teralihkan dengan hal2 lain, fokusnya masih bermain. Kecuali kalau dimotifasi, misalnya setelah sholat nanti diajak kemana gitu. Baru mau bersegera, dlu sebelum sekolah, di rumah, ketika saya bekerja biasanya memang full servis oleh mbaknya.. 😰

Mbak yang mengasuh..

J: kl sekarang msh ada mbak nya?

T: Masih, tpi alhamdulillah anaknya sudah mulai sekolah di semacam hsg. jdi interaksi dgn mbaknya agak terkurangi. Pgi sebelum berangkat, sy yg handle. Hanya saja, masih sering servis karena alasan bersegera berangkat.ll

J: ketika kita mengasuh, sebenarnya kita juga sedang mengasuh otak anak. Apabila anak kurang stimulasi, krn banyak pekerjaan yg dibantu, sel2 saraf otak pun tdk tersambung/sedikit sambungannya. Saat seorang anak diberi tugas, diberi tantangan, ia mengerjakannya, saat itu sambungan2 baru di sel otaknya terbentuk.

pengasuhnya mgkin hrs bersabar thd proses yg dilakukan sang anak, sabar menunggu ia menyelesaikan. memasang kancing, kaos kai, meletakkan piring, baju kotor, dll.
T2: Nah , kesabaran itu yang biasanya kurang dimiliki pengasuh selain ibu, termasuk neneknya

T2: Bagaimana jika anak terlsnjur sensng dimanaj dan malah menolak melakukan sendiri?
Misal makan inginnya disuapi saja
#terlanjur senang dimanja

T: mulai dr nol lagi. mulai dr ambil piring sendiri, ambil nasi sendiri

inget ngga, od dasarnya seorang anak yg baru pertama makan, ia senang makan sendiri? siapa yg tsk sabar lalu mengambil alih, memutus fitrahnya utk mandiri?
T: Pengasuhnya 🙈

————————————————

10. Mohon tips2nya, memilih pondok yg sesuai, apakah perlu minta pertimbangan anaknya ataukah dominan arahan orang tua dengan komunikasi intensif?

Anak blm bs memilih. Org tua yg membuat short list, lalu sodorkan short list itu kpd anak, lakukan dialog, libatkan cita2 dan harapannya.
————————————————

11. Bagaimana cara melatih anak menyalurkan emosinya. Sedangkan anak sudah masuk pondok? 
J: Kl anak sdh di pondok, waktunya akan lbh banyak di sana. kerjasama dg pondok agaf pondok bs menampung dan mengasuh emosi ananda. Biasanya lewat musyrifah. Musyrifah ini biasanya karakternya lembut, penyayang, keibuan. Jalin hubungan yg baik dg beliau, jangan banyak menuntut

————————————————

12. Bagaimana mempersiapkan cara meyalurkan emosi bagi anak yg hendak mondok?
J: Emosi diasuh, idealnya, sejak dlm kandungan. Berkembang pesat di 3 tahun pertama usia anak.
Membiasakan anak mengenali emosinya di saat kita melihat ada sesuatu di wajahnya. apakah kamu sedih?marah?takut? Lalu salurkan emosinya itu mjd bentuk positif, afahkan agar ia menemukan solusi.

—————————————————

13. Kalau kita ingin anak tahfidz quran, apakah bisa dimasukkan ke pondok yang ada muatan umumnya? Apakah tidak malah lebih membebani anak karena banyak muatan materi yg harus dia kuasai? Karena ada kekhawatiran saya sebagai ibu untuk mempersiapkan dunianya juga.

J: Saya pribadi cenderung memilih utk yakin pd satu keinginan. Anak pertama saya menonjol di pelajaran umum, maka saya pilihkan dia pondok yv seimbang pelajaran umum dan agamanya.
anak ke 2 dan ke 3, saya pilihkan ekolah tahfisz dg sedikit pelajaran umum, krn berkaca pd anak pertama, pelajaran umum itu mudah,
Mierza Klastulistiwa:

————————————————

14. Bagaimana membangun komunikasi dengan anak yg sudah masuk pesantren (kelas 8), sedangkan waktu komunikasinya sebentar sebentar?

T: Mendoakannya selalu. Sisanya, kita hanya bisa menurut kpd aturan pondok.

————————————————

15. Keputusan masuk pesantren harus permintaan si anak (dengan tujuan memang untuk menuntut ilmu) atau memang hanya keputusan ortunya saja?


Dan bagaimana jika keputusan itu bertentangan dengan orang tua kita atau mertua sebagai nenek/kakek anak2?

T: Pada akhirnya, anak hrs rela, ikhlas mondok, walapun awalnya adl keginan ortu. Jangan sesekali memalsa anak yg sama sekali tdk mau masuk pondok, sebesar apapun keinginan kita.

saya sdh bbrp kali melihat, anak2 yg terpaksa dan dipaksa mondok, seringkali mjd sumber masalah.
————————————————


16. Bagaimana agar anak memiliki keinginan dan kesadaran sendiri untuk masuk pesantren?

J :Anak belajar dr apa yg dilakukan orang tuanya. Jika kita adl org tua yg senang belajar, menghadiri kajian, hafal nama2 ustadz, senang menghafal quran, berteman dg org2 soleh, insyaa allah tak sulit mendorongnya mondok. Pastikan ananda berteman juga dg org2 solih, berada di lingkungan yg baik.

————————————————

17. Jika anak masuk pesantren di usia SMP , bagaimana cara mengembangkan bakatnya? Mengingat pengarahan bakat juga penting untuk peran hidupnya agar bermanfaat bagi manusia

J: Ikut kegiatan ekstra di pondok
kalau memungkinkan, bawakan benda2 yg mendukung bakatnya, dg seizin pondok.
ً

komunitas homeschooling, komunitas homeschoolig tangerang, komunitas homeschoolig jakarta
Homeschooling, Homeschooling Communities

AHA! in the GarDEEN Insya Allah Ada di Villa Dago Tangsel Lho

AHA! in the GarDEEN Insya Allah Ada di Villa Dago Tangsel Lho

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

Di sini kita akan belajar bareng bu Mierza dengan:

🍭 Sesi seru art & craft

🍭 Menjalin persahabatan

🍭 Beragam keterampilan sehari-hari

🍭 Pengenalan Bahasa Arab untuk Anak (bareng ka Jenna)

🍭 Mendengarkan kisah-kisah penuh hikmah umat terdahulu

 

⏰4X Sabtu/Tema

Mulai 14 Oktober 2017

Kelompok laki-laki 09.30-11.30

Kelompok perempuan 12.30-14.30

 

🏡 Rumah Teh Ulfah

Villa Dago Serua Pamulang Tangerang Selatan

 

INVESTASI

Biaya modul tematik, flash cards, poster, atau media belajar lain dengan konten pilihan Rp100,000/4x pertemuan (boleh dicicil per pertemuan/ subsidi bagi yang memerlukan)

>>>> Pendaftaran Rp100,000 bagi yang belum bergabung dengan kegiatan offline Sahabat Klastulistiwa (AHA dan SIDDIQ). Biaya ini digunakan untuk subsidi teman2 yang kesulitan membayar dan uang kas kegiatan.

 

 

==========

NARAHUBUNG

Teh Ulfah 081313120391 (WA)

Ceu Mierza t.me/klastulistiwa

facebook.com/klastulistiwa

https://klastulistiwa.com/2017/08/13/jadisahabat/

🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂

AHA! (Aqeela Home Academy)

IkhtiarMenujuGenerasiMudaBeradab dan BerakhlakMulia

Homeschooling, Homeschooling Communities

AHA! in the GarDEEN

ENGLISH-AHA! INTHEGARDEEN

Bismillah…

[AHA!]Aqeela Home Academy presents

*AHA!in the GarDEEN*

Tempat kamu yang berusia 6-12th belajar:
  • Bahasa Ingris tematik
  • Kisah-kisah penuh hikmah umat terdahulu
  • Kecakapan hidup bagi Muslim
  • Keterampilan
  • Mengikat ilmu
  • Adab dan akhlak Islam
Dalam sesi seru di Aisha Homeschool, taman, dan lokasi belajar lainnya — terpisah laki-laki dan perempuan yaa (kecuali saat family field trip).
SEMINGGU SEKALI
  • 2x pertemuan offline
  • 1X belajar online
  • 1x field trip di akhir tema
INVESTASI
  • Pendaftaran 50,000
  • Fee/bulan 100,000
  • Bayar 3 bulan free pendaftaran
FASILITAS
  • Ilmu yang bermanfaat.
  • Modul, flash cards, poster, dan media belajar dengan konten yang aman.
  • Online & offline sharing session with homeschool parents
  • Sertifikat di akhir tema ketiga.
Yuks, kuota terbatas lhooo.
Sesi dimulai hari Selasa, 19 September 2017
=================
CP Bu Mierza
WA 081369372335
komunitas homeschooling islam sunnah salaf
Homeschooling, Homeschooling Communities

Mau Jadi Sahabat Klastulistiwa dan Berkegiatan Bareng Aisha Homeschool?

Bismillah.

Aisha Homeschool ingin mengajak keluarga Muslim berkegiatan bersama melalui sebuah wadah yang kami namai SAHABAT KLASTULISTIWA. Harapan kami, Sahabat Klastulistiwa dapat menjadi sebuah komunitas bagi keluarga Muslim yang mendidik di rumah berdasarkan Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Sahabat, Thabi’in, dan Thabi’ut Thabi’in atau generasi shalih terdahulu yang hidup dekat jaman Rasulullah.

Insya Allah, beberapa hal yang sedang kami persiapkan adalah:

  • Kegiatan rutin tematik Islami offline untuk keluarga, diawali kegiatan bersama keluarga secara online dan diakhiri kegiatan field trip yang disesuaikan tema dan kelompok usia (thamyiz, mumayyiz dan pra-baligh).
  • Kegiatan berkala untuk mengasah potensi namun tetap syar’i.
  • Kajian Islam online dan offline mengenai pengasuhan dalam Islam sesuai Qur’an dan Sunnah dalam pemahaman 3 generasi shalih terdahulu, terutama untuk keluarga yang memilih sekolah rumah.
  • Grup diskusi yang terpisah antara ayah dan ibu agar tidak terjadi ikhtilat, menggunakan platform Facebook Group dan Telegram (untuk penggunaan WhatsApp sedang kami pikirkan).

Disini kami mengutamakan kualitas, bukan kuantitas jumlah anggota. Kenapa? Karena ada transfer ilmu dan efektifitas kegiatan yang harus kami pertanggung jawabkan. Jadi, yakinkan diri bahwa Bapak/ Ibu siap berlelah-lelah menjadi pendidik rumah peradaban Islam sebelum bergabung dengan kami.

Jika sudah siap, silahkan mengisi formulir dengan klik tautan di bawah ini .Kegiatan belajar bersama terdekat insya Allah akan dimulai paling lambat 1 bulan dari sekarang. Kami tunggu yaaaa.

Jazzakumullahu khairan katsira.

Klik tautan ini untuk mengisi form:

Formulir Pendaftaran Sahabat Klastulistiwa

 

Atau, jika sulit mengisi link di atas, silahkan meninggalkan komentar dengan format berikut. Komentar tidak akan ditayangkan dan akan dijamin kerahasiaannya:

  • Peran Anda: Suami / Istri (hapus salah satu)
  • Nama Anda:
  • Nama Pasangan Anda (Tulis Suami/Istri):
  • Alamat AndaNomor Telfon (WhatsApp) Anda
  • Nomor Telfon (WhatsApp) Pasangan
  • Nama Anak-Anak dan tahun lahir (Tuliskan 1-2-3 sesuai urutan anak) 
  • Hobi/ Pekerjaan/ Kegiatan/ Passion Anda
  • Hobi/ Pekerjaan/ Kegiatan/ Passion Pasangan
  • Passion/ Hobi Anak-Anak Anda
  • Apa Nama Akun Facebook Anda?
  • Apa Nama Akun Facebook Pasangan Anda?
  • (Jika Ada) Tuliskan email Anda dan pasangan
  • Apakah Anda melaksanakan Homeschooling?
  • Apakah kontribusi Anda jika bergabung? 
Homeschooling, Homeschooling Communities, Product Review

Siap-Siap Ke Kebun Binatang Ragunan

Wiiiiiii… insya Allah, Aisha Homeschool mau halan-halan bareng komunitas Homeschooling Muslim Tangerang ke Ragunan eeeuuuuyyy (sambil bermain Scavenger Hunt Bahasa Arab) bulan Agustus nanti. Nah, sebagai mamak-mamak traveschooolers yang banyak maunya, alias pengen murah tapi nyaman, jadilah saya meriweuhkan diri untuk mencari impo-impo menuju ke lokasi. Dari mulai browsing sampai diskusi dengan mamak-mamak HS, semua saya lakukan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya (tsaaaah… bahasamuuuuu Bu Mirjaaaa). Baiklah.. inilah hasil penerawangan saya yang menghasilkan data-data penting seperti denah kebun binatang, jam buka-tutup, harga tiket masuk Ragunan beserta wahananya, sistem cashless dalam pembayaran, rute KRL dan busway, hingga aplikasi penunjangnya. [Catatan: Kalau salah langsung cuss koreksi di kolom komentar (di blog) yaaa, namanya juga udah lama ga kesana. Jangan dibuli. Kasih suvenir ajah]

DENAH KEBUN BINATANG RAGUNAN

Sebagai wanita yang otak dan jiwanya terlalu multi tasking, saya sering nyasar kalau tempat-tempat umum, seperti emol-emol dan ITC. Karena itu, peta dan aplikasi adalah andalan saya. Keren yaaa?

Etapi, katanya women kan ‘can’t read maps’? Ish.. stereotype banget ih kamuh. Saya kan donlot itu buat dikasi suami. Biar dia aja yang mandu maksudnya wkwkwkwk. Dah ah.. posting ini rawan bully.

Nih, ini diaa aplikasinya: Ragunan Zoo. Sila unduh aplikasi  ini di Google Play atau klik di sini yaaaa. Keren banget deh, ada beberapa fiturnya yang sangat membantu pengunjung. Lihat aja tampilan layarnya di bawah ini. Memang ada beberapa masukan di review-nya, tapi banyak juga komentar yang merasa terbantu dengan aplikasi ini.

Aplikasi di atas sayangnya kurang bersahabat dengan hape saya yang minimalis. Kalau ada yang senasib, jangan kuatir. Kita bisa melengkapi diri dengan denahnya. Nah, sila unduh di bawah ini yaaa.

Denah Kebun Binatang Ragunan
Denah Dapet Dari Sini 
denah kebun binatang ragunan jakarta
Denah Dapet Dari Grup WA

TIKET KEBUN BINATANG

jakcard ragunan

Eh tenyata kan yaaaa, masuk Ragunan itu sekarang ga bisa bayar tiket pake uang kayak jaman dahulu kala. Lemme introduce you toooooooo:  JAKCARD. Inilah sistem cashless yang coba diperkenalkan manajemen Kebun Binatang Ragunan.

Agak keder sih wkwkwk… jadinya banyak nanya sama teman-teman n kakang Gugel. Jadi, ternyata belinya itu juga bisa di lokasinya atau di Ragunan. Untuk harganya, kayaknya saya pilih Rp 30,000 dapat saldo Rp 20,000 atau opsi kedua: pakai eMoney punya Pak Suami (katanya bisa juga). Lumayan hemat 10 ribu. #emak irit

HARGA TIKET MASUK RAGUNAN

Oiya, untuk mengira-ngira berapa saldo yang kita perlukan untuk membeli Jakcard atau mengisi eMoney, sepertinya kita perlu tahu dulu deh nanti mau ngapain aja. Karena ada beberapa wahana yang tidak masuk dalam harga tiket masuk Ragunan. Silahkan cek data di bawah yang saya ambil dari situs ini:

Tarif masuk

  • pengunjung Dewasa Rp. 4.000,-/orang
  • pengunjung Anak-anak Rp. 3.000,-/orang

Tarif penitipan kendaraan / parkir

  • Kendaraan Bus besar, truk besar, dan mobil box besar Rp. 15.000,-/hari
  • Kendaraan Bus kecil, Truk kecil, mobil box kecil, dan pick up besar Rp. 12.500,-/hari
  • Kendaraan Mobil sedan, minibus/sejenis, termasuk dalam bentuk pickup kecil Rp. 6.000,-/hari
  • Kendaraan Sepeda motor, dan kendaraan roda tiga Rp. 3.000,-/hari
  • Kendaraan Sepeda Rp. 1.000,-/hari

Pemakaian fasilitas

  • Wahana Kuda tunggang Rp. 5.000,-/satu kali keliling
  • Wahana Onta tunggang Rp. 7.500,-/satu kali keliling
  • wahana Taman satwa anak Rp. 2.500,-/satu kali keliling
  • wahana Perahu Angsa Rp. 18.000,-/satu kali keliling
  • wahana Kereta keliling Rp. 7.500,-/satu kali keliling
  • wahana Sepeda tunggal Rp. 10.000,-/orang
  • wahana Sepeda ganda Rp. 15.000,-/orang
  • wahana Kuda bendi Rp. 15.000,-/satu kali keliling

Tarif Masuk Pusat Primata Schmutzerticket

  • Hari Selasa s.d Jumat (usia 3 tahun ke atas) Rp. 6.000,-/orang
  • Hari Sabtu s.d Minggu / libur nasional (usia 3 tahun ke atas) Rp. 7.500,-/orang

NAIK KERETA KE KEBUN BINATANG RAGUNAN

Saat ini saya tinggal di daerah Tangerang Selatan, entah nanti… (Ealaaaah, Mirja! Napa jadi curhat?)

Oke, fokus.

Karena saya tinggal di Tangerang Selatan plus posisi saya dekat dengan stasiun kereta api, maka yang paling rasional (secara waktu karena macet dan #uhuk ongkos) adalah naik kereta ke kebun binatang Ragunan deh. Ini moda transportasi kaporit banget. Cepat dan efektif, plusss murah. Meski untuk segi kepraktisan dan kenyamanan (saat salah pilih jam) menjadi taruhannya yaaa. Tapi dua poin yang disebut terakhir bisa disiasati laaaah. Kita kan termasuk golongan EIS: Emak Irit Sedunia. Kemungkinan besar rencana Ahad itu akan berangkat setelah subuh, karena….

JAM BUKA KEBUN BINATANG RAGUNAN

ADALAH JAM 6 PAGI – 4 SORE KATA OM GUGEL

 

Kemungkinan besar saya naik dari Stasiun Jurang Mangu atau Stasiun Sudimara hingga Stasiun Sudirman. Lanjut Transjakarta menggunakan koridor 06 busway dari Dukuh Atas ke Ragunan. Ehem, untuk ukuran emak-emak yang sering nyasar di emol aku keren kan yaaa wawasannya? Ya iyalah, kan ada Google Maps nyehehehe.

Oiya, jaga-jaga pada hari H ga dapat kekuatan bulan, eh maksudnya GPS, saya sudah siapkan backup. Penolong saya yaituuuu: peta rute kereta dan Trans Jakarta. Boleeeh… boleeeh…. boleh unduh kok. Silahkan…

Iyeee.. rute-rute ini untuk diberikan kepada Pak Suami kesayangan jugaaa… harap tidak bahas-bahas lagi ‘Women Can’t Read Maps’ kalau ga mau saya cakar. (Macan mode, kan mau ke Ragunan).

Done. Sekarang siap-siap deh bebawaan ke Ragunan. Semoga bisa cerita tentang halan-halannya di posting berikutnya. ^_^

Homeschooling, Homeschooling Communities

Sosialisasi Untuk Homeschooler Gimana?

Pertanyaan yang sering ditujukan kepada keluarga yang memilih jalur nggak sekolah adalah: “Bagaimana dengan sosialisasi anak homeschooling kalau bukan di sekolah?”

Pertama, kita perlu mengubah mindset kita dulu soal sosialisasi. Kalau menurut KBBI, sosialisasi adalah ‘proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya” . Sebagai muslim, tentu kita harus menyesuaikannya dengan syariat, seperti tanpa ikhtilat dan sesuai dengan adab serta akhlak seorang Muslim.

Mari garis bawahi kata ‘mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya’. Bukankah di luar sekolah, kita bisa melakukannya secara real? Tidak hanya mengenal melalui buku? Atau, apakah sosialisasi dibatasi tembok sekolah dan hanya dengan teman  rentang usia yang sama?

 

Sosialisasi Bagi Homeschooler Muslim

Mierza Ummu Abdillah

Setelah menjalani homeschooling, saya merasa ‘sosialisasi’ ini jauh lebih terjaga insya Allah – tapi sekaligus lebih luas dan tertata.

Terjaga – karena kita tahu dan bisa memilihkan teman, menjaga mereka dari ikhtilat, efek buruk pergaulan, menjaga agar percikan minyak wangi saja yang ada di sekitar mereka, dan terjaga dengan pendampingan kita hingga mereka siap menghadapi dunia sebagai Muslim yang utuh. Bayangkan rasio HS-ibu dan murid-guru.. kira-kira, rasio yang mana yang lebih terjaga?


Lebih luas
 – karena sosialisasi anak homeschooling tidak terbatas di lingkungan sekolah saja, tapi lintas usia, profesi, keinginan – tentunya dengan penjagaan kita. Sosialisasi tidak hanya satu kelas dengan rentang usia tertentu saja. Bukankah kita sering membaca riwayat Rasulullah dengan anak-anak kecil yg belajar di sekitarnya? Atau para sahabat, thabi’in, thabi’ut thabi’in yang meminta jawaban dari orang yg lebih muda karena diakui kecerdasan dan keilmuannya – seperti Umar bin Khattab yang memasukkan Ibnu Abbas yang berusia 17 tahun dalam anggota dewan bersama para sahabat peserta perang Badar? Inilah sosialisasi.

 

Tertata –  karena kita bisa mendesain ‘lingkaran sosialisasi anak-anak’ sesuai tujuan pembelajaran kita. ^^ Bisa dengan bergabung dengan komunitas homeschooling atau komunitas pembelajar yang sesuai dengan visi dan misi kita sebagai muslim. Bisa dengan orang yang sesuai dengan kecakapan hidup yang ingin kita tanamkan, misalkan pedagang di pasar, pembuat kue, saudara atau teman yang bisa menjaga rumah tetap bersih meski punya seabrek kegiatan, dan banyak lagi. Bisa dengan sering-sering mengunjungi saudara untuk meraih pahala dan membelajarkan adab, misalkan menjenguk orang sakit, takziyah, menolong sesama muslim – tanpa bingung mengatur waktu hanya di akhir pekan saja. Bisa juga dengan membuat acara anak-anak di rumah, jika memang kita ingin anak-anak bergaul dengan teman sebaya.

Jadi, tidak sekolah bukan berarti tidak bisa bersosialisasi bukan?

 

Aisha Portfolio, Homeschooling Communities

[PRINTABLES ADAB MAKAN] Kelas Adab dan Pizza: Tidak Sekedar ‘Outing’

Kegiatan memasak atau membuat pizza hari Rabu, 5 April 2017, lalu  diawali dengan kelas adab, yaitu adab makan. Seruuuu, masya Allah. Kenapa belajar adab dulu sebelumnya? Karena setiap detiknya, seorang Muslim akan ditanya apa guna waktunya. Insya Allah kegiatan komunitas HS Muslim yang ini tidak hanya belajar ilmu dunia ketika berkumpul bersama. Oiyaaa.. ada sesi bagi2 lerak juga lhooo.

Untuk printables saya unggah dua versi yaaa. Yang diunduh enaknya yang langsung berbentuk buklet. Tinggal kasih staples ditengah.

Ini buklet Adab Makannya:

 

Yang diunduh enaknya ini aja. Tinggal di-staple tengahnya:

 

Semoga bermanfaat.

Homeschooling, Homeschooling Communities

[PRINTABLES] Belajar Adab dan Menghias Tas Bersama Komunitas Homeschooling Muslim

Mundur! Hentikan pelajaran dulu jika adab belum berterima. Dan ini yang kami lakukan sebagai orang tua muslim para homeschoolers. Membangun tradisi yang mementingkan adab dalam menuntut ilmu seperti yang dilakukan Rasulullah, sahabat, thabi’in, dan thabi’ut thabi’in.

.

.

Karena itu, dibuatlah majelis nasehat sebagai pembuka kegiatan dalam pertemuan Mosqueschooling Komunitas Homeschooling Muslim ini. Daaan… karena yang ikut kebanyakan adalah krucils, maka saya harus berstrategi agar ilmu adab ini sampai dan diamalkan (aamiin).

whispering-games
Bisik Berantai – Image Courtesy: Kaka Jouce

Akhirnya, saya siapkan printables seperti di bawah ini (bisa diunduh di klastulistiwa.com yaaa) yang bersinggungan dengan pelajaran mengenai alat indera, permainan rantai berbisik di awal majelis,  dan beberapa strategi berbicara dengan anak-anak.

Nah, apakah adab ini hanya bisa diajarkan secara klasikal oleh guru sekolah/ TPA? Apakah orang tua hanya bisa memberi teadan saja? Tentu saja, tidak. Namun tentunya, dalam menyampaikannya, orang tua sebaiknya memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi kepada anak ketika menanamkan ilmu kepada anak di rumah.

home-printable

Ini ikhtiar yang bisa kita lakukan sebagai orang tua:

  1. Berdoa memohon kemudaha kepada Allah. Ya karena yang memiliki hati anak-anak kita ya Allah kan yaaa, karena itu mintalah kepada sang pembolak-balik hati.
  2. Untuk anak usia di bawah 7 tahun, gunakan kalimat yang isinya kata-kata pendek, tidak lebih dari 5 kalimat.
  3. Eye-to-eye level jika berduaan saja. Bisa dengan cara kita duduk atau berlutut.
  4. Memanfaatkan gelombang alpha – saat anak bahagia. ^^ Jadi, jangan saat kita marah atau kesel baru ada kejadian huru-hara memberi nasihatnya. Itu sebabnya kalau transfer, ada baiknya level bahagia disamakan dengan fasilitatornya, bisa melalui cerita sirah, permainan, atau diskusi.
  5. Ulang poin sebelumnya sebelum pindah ke poin berikutnya (di bawah ada 6 poin yang diberikan).
  6. Cek pemahaman anak melalui pertanyaan. Hal ini juga bisa menjadi cara mengetahui apakah sudah sampai ilmu yang kita berikan.
  7. Ketika ingin mengingatkan tentang adab, kurangi bicara yang tidak perlu. Fokus pada apa yang ingin disampaikan. Misalkan, ketika anak tampak tidak mendengar, cukup beri isyarat, atau elus pundaknya lalu tanya “Ayo, tadi Umi bilang apa?”, atau mengulangi apa yang kita katakan. Jangan menambah kata, ‘Jangan bandel.” atau kata-kata tambahan yang tidak perlu.
Printable Untuk Diwarnai Di Rumah
Printable Untuk Diwarnai Di Rumah

Setelah majelis ilmu, anak-anak berkegiatan seruuu dengan tante Ayu, mamanya Aliya. Apa kegiatannyaaaa? MEWARNAI TAAAS Yaaaaaay Dari bayi-bayi sampai kakak-kakak semua larut dengan cat air dan tasnya. Makasiii tante Ayuuuuu.

Oh iya, pada saat pertemuan Mosqueschooling tersebut, hal yang paling saya dan anak-anak sukaaaa adalah bagian makan bersamaa hahaha. Terasa guyub, menyenangkan, daaan kenyang. ^___^

Alhamdulillahilladzi bini’mati tatimush shalihaat. Seruuu yaaaa… Tapi, inga.. inga… keseruan kumpul-kumpul tentu harus memiliki tujuan yaaa. Karena nanti kita akan ditanyakan mengenai waktu yang kita gunakan. Insya Allah, dengan majelis nasihat ini, kita akan menjawab pertanyaan itu dengan indah, insya Allah.

#QBF2016 klastulistiwa.com
Homeschooling, Homeschooling Communities

[VLOG] Ketika Homeschoolers Belajar Bikin Film Untuk #QBF2016

Alhamdulillah, bulan ini komunitas homeschooling Muslim tempat anak-anak belajar bersama berhasil menyelesaikan workshop film pendek yang super pendek untuk #QBF2016. Tentunya film pendek ini bukan sembarang film, tapi film yang memiliki tujuan syiar. Oiya, kami menggunakan nasyid tanpa alat musik ya. Ini dia filmnya…

 

Kenapa Film Pendek#QBF2016?

15493348_10154843831974846_7979765800146719603_o Karena memang sebentar hehe. Tidak sampai 5 menit lah. Tapi jangan salah, pengambilan hingga editingnya bisa sampai berhari-hari sampai berbulan-bulan lamanya. Tujuan film pendek ini diharapkan bisa menyentuh lebih banyak lagi anak muda Muslim untuk bisa mengenal Islam yang memang didesain indah dari sananya. Kalau untuk anak-anak pembuatnya? Tentu saja mengembangkan soft skills dan hard skills mereka. ^_^

Workshop Film Pendek #QBF2016 Yang Super Pendek?

15392908_10154843816434846_661249488155452262_o
#QBF2016

Iyaaaa.. serius. Workshop film pendek #QBF2016 yang saya berikan untuk anak-anak ini super pendek. Dulu itu waktu melatih anak-anak sekolah dalam kegiatan extra kurikuler Movie Club, saya membutuhkan waktu sekitar beberapa hari. Katakanlah 5×8 jam sampai jadi produk. Minimal. Tapi, masya Allah, sewaktu melatih anak-anak HS kemarin, saya hanya membutuhkan waktu SEKITAR 9 JAM! From scratch! Kami benar-benar memulai dari brainstorming, buat sinopsis, buat storyboard, tentukan peran, sampai jadi produk yang belum diedit. Wooohooo.. masyaAllah. Seneng banget dah kakak coach dibuatnya (uhuk).

15443011_10154843869594846_4381309268307739132_o
#QBF2016

Kenapa bisa sebentar? Karena, menurut saya sih ya, anak-anak HS yang saya latih kmarin itu belajar adab bersama orang tuanya. Orang tua ikut ndeprok juga mengawasi anak-anaknya. Gak dilepas gitu aja (emang saya daycare -_- ). Hasil ‘latihan adab’ di rumah tentunya sangat membantu ya. Belum lagi soal kreatifitas… Keren lah pokoknya. Barakallahu fiikum.

Usia Berapa Bisa Buat Film?

Sebaiknya (ini menurut saya)  jangan terburu-buru. Kuatkan dulu adab atau karakter  ya15419798_10154843902654846_7491991333934467605_o-1ng baik. Pendidikan anak bukan pacuan kuda dan anak-anak pun bukan ember yang bisa dijejali apa saja yang penting seru. Lihat dulu. Jika memang anak tertarik dengan dunia film, digali lebih lanjut. Karena menikmati nonton dan membuat film pendek ituuuu… dua hal berbeda hehe.

Banyak-banyak ngobrol. Lalu, jika memang tertarik, kenalkan dulu dasar-dasar yang penting dalam sebuah pendidikan dan kolaborasi (karena workshop film membutuhkan itu).

Apa sajakah dasar-dasarnya?

  1. 15385417_10154843800074846_4893306864592516279_o
    #QBF2016

    Bisa mengikuti aturan – jadi ga ada tuh  istilah guru ngejar2 murid. BIG NO! Gak harus juga duduk manis tangan di atas meja. Intinya, keberadaan anak tidak mengganggu kegiatan.

  2. Bisa berkolaborasi – disini life skill harus ditanam dulu tentunya. Banyaaak yang harus ditanam sebelum anak mampu berkolaborasi.
  3. Kreatif dan mampu mengekspresikan kreatifitas. Gak harus talkative. Misalkan, jika anak mampu menangkap hasil brainstorming dalam bentuk gambar, maka dia bisa ditaruh sebagai penulis storyboard.
  4. Bisa memilih minat – Contohnya, anak lebih ke menulis naskah, atau directing, atau berakting, atau apa?
  5. Tertarik. Karena, serius deh, terkadang orang tua suka terlalu semangat mengikutkan ini itu. Padahal, sebenarnya waktu si anak jauh lebih berharga jika dia ikut hal yang lain yang sesuai minatnya.

15355656_10154843877289846_4209957642520718316_nJadi, memang ada alasan sih banyak workshop membuat film mengisyaratkan usia baligh untuk bisa diikuti. Untuk homeschoolers, jika memang sudah mandiri, biasanya usia 10 tahun atas kemauan sendiri.

Nah.. sabar aja dulu yaaah. Kuatkan dulu semua skills-nya biar nanti ilmunya juga masuk dan waktunya gak terbuang percuma. Bangun  ikatan yang kuat sehingga ngga kelewat masa-masa emasnya. Semangat! ^_^