Lectures of Life, Muslimah Session

Homeschooling : Pro dan Kontra

Source: http://www.doliferight.com | http://www.inflatablestudios.com

Sekarang semakin banyak orang tua (saya salah satunya, uhuk) yang lebih memilih homeschooling dibandingkan sekolah formal. Sepertinya metode ini semakin diterima di Indonesia.

‘Anak – anak homeschooling’ mulai terlihat (berkat sosmed) dapat bersaing dengan teman – teman mereka yang bersekolah formal dalam hal standarisasi pendidikan. Bahkan Universitas tidak lagi khawatir menerima anak – anak homeschooling karena mereka sudah terlatih untuk belajar mandiri sejak dini.

Artinya? Yup,  anak – anak ini bisa diandalkan untuk menghadapi tantangan.

Tetapi sebagaimana semua hal di dunia ini, homeschooling tentu memiliki pro dan kontra. Orang tua yang sangat peduli mengenai pendidikan anak, tentu akan menimbang dampak baik dan buruk homeschooling sebelum mengambil keputusan apakah akan menyekolahkan anak secara formal atau homeschooling.
Untuk itu mari kita lihat pro dan kontra penerapan homeschooling.

Pro Homeschooling
Dengan homeschooling, orang tua dapat menentukan beragam metode untuk mendidik anak mereka dan bisa tidak terlalu fokus pada bidang yang ‘mubazir’. Orang tua dapat mengintegrasikan pengetahuan yang akan diberikan sesuai dengan kemampuan, ketertarikan, dan kesiapan anak, termasuk mengintegrasikan nilai agama kedalamnya.

Sel in hal yang disebutkan tadi, berikut beberapa alasan lain yang menjadi alasan sebagian orang (termasuk kami) yang pro homeschooling :

Kebebasan mengajarkan ilmu agama – Banyak orang tua merasa bahwa dengan homeschooling memberikan mereka kesempatan untuk menggabungkan dan memberi pemahaman nilai – nilai agama dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan sehari – hari.

Mendekatkan hubungan keluarga – Banyak keluarga homeschooling mengatakan bahwa homeschooling memiliki peran penting dalam mendekatkan hubungan keluarga. Waktu belajar bersama dapat membantu mendekatkan hubungan dalam keluarga.

Kondisi emosi yang stabil – Anak – anak homeschooling tidak perlu khawatir mereka akan ‘dibully’, mendapatkan tekanan akibat kompetisi di sekolah, sehingga mereka tidak harus tertekan baik fisik maupun mental menghadapi itu semua. Orang tua yang anaknya menjadi korban ‘bullying’ memilih homeschooling untuk melindungi anaknya dari dampak buruk.

Jadwal yang ramah anak – Salah satu hal yang menyenangkan dari homeschooling adalah anak dan orang tua dapat menyusun jadwal belajar sendiri sesuai kebutuhan. Anak tidak lagi stres dengan jadwal sekolah yang rutin dan ketat. Selain itu juga tidak ada pekerjaan rumah yang memberatkan anak.

Waktu istirahat yang cukup bagi anak – Dengan jadwal yang fleksibel maka anak dapat memiliki waktu istirahat yang cukup. Waktu tidur dan istirahat merupakan kebutuhan vital bagi anak yang dapat mempengaruhi fisik dan mental anak, khususnya anak – anak menjelang remaja dan remaja.

Kontra homeschooling

Banyaknya waktu yang dibutuhkan – Orang tua yang memilih homeschooling menghabiskan waktu lebih banyak untuk merencanakan, mengarahkan anak mereka dalam beraktivitas, serta turut berpartisipasi dalam kegiatan mereka. Idealnya ibu harus berada di rumah untuk secara penuh bertanggung jawab dalam pendidikan anak sementara ayah bekerja. Namun, bukan tidak mungkin jika keduanya bekerja. Hal ini akan menjadi tantangan bagi orang tua dalam membagi waktu untuk bekerja dan mendidik anak (saya salah satunya)

Keterbatasan keuangan Untuk melaksanakan homeschooling, salah satu orang tua harus mengorbankan pekerjaan penuh waktu mereka dan ini dapat menyebabkan masalah keuangan bagi sebagian keluarga. Tetapi bagaimanapun, kebanyakan orang tua mengatakan bahwa hal itu setimpal demi melihat anak mereka tumbuh dengan baik. Selain itu pada zaman sekarang sudah banyak pekerjaan non full time atu remote yang dapat memberikan penghasilan tambahan.

Kritikan dari orang lain – Ketika homeschooling semakin berkembang, tetap saja masih banyak orang yang memandang negatif homeschooling dan ini adalah hal biasa. Bahkan pandangan negatif ini berasal dari teman – teman dan keluarga dekat. Jika anda memilih homeschooling maka anda harus siap dengan kritikan dan pandangan negatif orang lain.

Setelah melihat pro dan kontra penerapan homeschooling, orang tua tentu lebih mudah mengambil keputusan apakah akan tetap bersekolah formal atau memilih homeschooling. Yang menjadi tujuan tentunya agar tercapai tujuan pendidikan dan demi tumbuh kembang anak yang baik. Selamat memilih Ayah dan Ibu.

Sumber (diadaptasi dari): http://www.publicschools.org/homeschooling-pros-cons/
http://school.familyeducation.com/home-schooling/parenting/29861.html

Lectures of Life, Muslimah Session

Jadi Muslimah Berahlak Baik itu COOL!

Bismillaah…

Berikut ini slide yang pernah dibuat untuk dipresentasikan pada Muslimah Session atau sesi kajian muslimah di sebuah sekolah menengah umum. Semoga bermanfaat.

Lectures of Life, Muslimah Session, My Reflection

Muslim dan Perayaan Tahun Baru

0. New Year CelebrationTahun Baru Masehi pun menjelang. Media, dari mulai TV (yang untuk tidak saya sambungkan ke antena) sampai medsos, sedang heboh-hebohnya mengkampanyekan dan mengsyiarkan gegap gempitanya si tahun baru ini. Pokoknya, barang siapa yang tidak merayakan tahun baru sepertinya nggak ngehitz banged. ~___~” 

Adakah yang salah dengan itu? Nope! Fine! Nggak apa-apa kok…. untuk yang bukan muslim. ^___^

Heh? Maksudnya?

Nah, bagi yang muslim, tentunya kita memiliki panduan dalam hidup alias A Way of Life dalam bahasa Sundana mah. Panduan itu disebut dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullaah (salallaahu ‘alayhi wassalam). Daan… dalam panduan itu tidak sedikitpun disebutkan tentang perayaan ini. Bahkan, dalam hadits yang derajatnya sahih disebutkan bahwa Rasulullaah (salallaahu ‘alayhi wassalam) berkata kepada kaum jahiliyah terdahulu yang  merayakan hari Nairuz dan Mihrojan setiap tahunnya ketika beliau tiba di Madinah bahwa “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”. (HR. An Nasa-i no. 1556. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).  Jadi, perayaan umat Muslim itu yaa.. kedua hari raya tersebut.

Now wait.. maksudnya yang merayakan Tahun Baru itu kaum jahiliyah gitu? Ng… monggo simpulkan sendiri. Kalau saya (dan keluarga), insya Allah, nggak berani merayakannya.
Terus? Gimana dong? Dibilang nggak asik dong? Nggak nge-hitz dong?
Hiyaaaa… takut bener dilabel manusia. Takut tuh kalau dilabel Allah kalii… Inget lho, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269.) 
Lengkapnya, silahkan tengok slideshow berikut yang sempat saya buat untuk disajikan setahun lalu dalam forum Muslimah Session SGS.