memilih homeschooling
Homeschooling, Homeschooling Starter Kit, Landasan Homeschooling Islam

Maka Jelaslah Mengapa (Kami) Memilih Homeschooling

 [Catatan: Resume ini diambil dari potongan tanya-jawab kajian yang, masya Allah, seakan menjelaskan kenapa memilih Homeschooling. Video Youtube (credit to Bali Mengaji) bisa dilihat di bawah posting ini. Namun, klastulistiwa.com telah mengunduh untuk memudahkan jika ada yang ingin menyimpan. Sila klik tautan ini untuk mengarahan ke Google Drive]


Wanita Tiang Penyangga Umat

Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey

 

Demi Allah, Allah subhanahu wata’ala jadikan kalian TIANG PENYANGGA UMAT. Terbayang apa yang terjadi dengan bangunan umat ketika tiangnya pergi?

Apa yang terjadi? ROBOH!

Wanita dengan tugas-tugasnya yang ada dalam syariat adalah tiang penyangga. Yaitu apa? Melayani suami, mendidik anak. Mendidik anak yang benar.

Ini yang akan menguntungkannya di akherat, demi Allah. Bukan karirnya di luar rumah, bukan berapa rupiah penghasilannya. ‘La!’ Itu malah melalaikan wanita. Membuat dia melakukan banyak pelanggaran: berikhtilat dengan yang bukan mahram di kantor. Sampai rumah udah capek. Yang ada, akhirnya kewajiban inti melayani suami dan mengasuh anak jadi hanya tinggal sisa tenaga.

,

Wanita Jihadnya Adalah Kembali Ke Tugasnya

Sebagai  apa? Sebagai seorang wanita yang, demi Allah, tidak ada mahluk lain yang sanggup untuk menanggung tugas itu kecuali wanita. Enggak ada. Mau Hercules? Mau Samson yang kuat? Coba suruh bawa drum sembilan bulan kemana-mana dibawa. Kagak kuat dia.

Wanita, justru yang lemah lembut, punya kekuatan itu. Kelembutan dan rahmatnya ini adalah senjatanya. Jihadnya wanita: mendidik anaknya di rumah. Kalau bisa jangan disekolahkan. Istri ini pendidikannya tinggi. Kenapa anak-anak kita diserahkan?

.

Kalau mau ajari anaknya di rumah. HOMESCHOOLING!

Dari dulu umat Islam: Anas Ibnu Malik, siapa yang didik? Ummu Sulaym. Imam Syafii, siapa yang ngarahin? Emaknya. Sufyan ats Tsauri?

mengapa memilih homeshooling
Sumber: fb.me/geraiuma

Bacalah buku tulisan akhuna Sufyan Baswedan, judulnya “Ibunda Para Ulama”. Buku ini akan memperbaiki mindset kita tentang bagaimana menempatkan wanita. Maka itulah jihad wanita yang inti. Yaitu apa? Berjuang melakukan tugasnya. Mempersiapkan generasi-generasi penerus umat.

Ketika wanita meninggalkan barisannya, maka jatuhlah umat Islam. Itulah dimulainya. Sebagaimana ketika para pemanah meninggalkan barisannya di hari Uhud. Itulah ketika para wanita meninggalkan tugasnya sebagai ibu dan lebih memilih untuk menyibukan diri di luar rumah  yang bukan tugas seorang ibu.

Resume oleh Mierza Ummu Abdillah
klastulistiwa.com.
Video credit to Bali Mengaji

Homeschooling

Mengapa Memilih Homeschooling: Itu Mimpi Saya 8 Tahun yang Lalu

Ya, memulai homeschooling atau sekolah berbasis keluarga rasanya seperti mimpi. Mimpi yang pernah saya tuliskan ketika saya masih mengajar 8 tahun lalu di sekolah swasta. Saat itu saya terheran-heran dengan keputusan beberapa orang tua yang mengambil langkah untuk memulai homeschooling yang saat itu masih asing. Saya juga sempat termakan prasangka akan si anak dan orang tua mengenai keputusan mereka. Mengapa memilih homeschooling menjadi pemicu rasa penasaran saya.

Sadar mulai melabel manusia, saya mulai melakukan riset kecil-kecilan. Hasil riset ini iseng-iseng saya kirimkan ke surat kabar. Dan, alhamdulillah, ini menjadi tulisan pertama saya yang dimuat Jakarta Post:

Why Opt for HSInti dari tulisan saya adalah beberapa alasan yang dipilih orang tua emngapa memilih homeschooling untuk anaknya. Dan tahukah anda, sebenarnya kesemuanya itu juga menjadi alasan saya. Berikut daftarnya:

  1. Homeschooling adalah tempat yang tepat untuk menanamkan nilai agama dan tauhid. Didalamnya tentu terdapat etika, norma, moral, dan karakter sesuai ajaran agama saya: Islam yang semoga dalam prakteknya sesuai dengan manhaj yang lurus.
  2. Merekatkan keluarga. Betapa tidak? Kami akan bersama 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
  3. Bebas memilih dan mendesain kurikulum yang kami mau. Ini tentunya tidak bisa dengan bebas kita pilih di sekolah manapun karena keinginan setiap orang tua berbeda. Saya ingin integrasi Islam dalam pembelajaran anak-anak saya.
  4. Homeschooling memberikan kesempatan untuk melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi pembelajaran yang tepat untuk anak sendiri.
  5. Memberikan lingkungan yang yang sesuai untuk dicontoh, terutama hingga masa SD selesai. Tapi ini bukan berarti tidak bergaul. Hanya, orang tua selalu dapat mengawasi dan mengarahkan anak-anaknya akan adab yang sesuai.
  6. Waktu pembelajaran yang lebih fleksibel.
  7. Memanfaatkan segala sumber belajar yang sangat dekat hubungannya dengan anak.

Itu keinginan saya 8 tahun lalu. Saat ini, keinginan itu telah berkembang setelah mengalami perjalanan hidup sebagai pengajar di beberapa sekolah. Bersentuhan dengan beragam sistem sekolah membuat saya takut bahwa sistem yang saya pilih tidak menjadikan anak saya menjadi pribadi yang utuh.

Bagaimanakah akhir bentuk perkembangan itu? Tunggu tulisan saya berikutnya ya, insyaAllah.