[Bismillah: Catatan ini sesuai apa yang disimak dan kurang lebihnya adalah kesalahan pencatat. Foto buku bukanlah yang dikaji, melainkan hadiah untuk si sulung (11th) dari ustadz karena bertanya, “Bagaimana cara saya menjaga akhlak jika mau masuk pesantren dan ternyata teman-teman tidak bersikap baik”]

===============
Mendidik Generasi Robbani
Ustadz Fazhrudin Nu’man
ASASI EXPO, 3 November 2018
Oleh Mierza Miranti
Tujuan utama kita: At Tahrim ayat 6
Ibnu Umar menafsirkan ayat ini ” Berikan pendidikan kepada anakmu karena kalian akan dimintai pertanggung jawaban apa yg anda ajarkan dan didikan kepada mereka”
Dibalik itu semua ada tanggungjawab pendidikan anak: Bagaimana caranya muncul dari RT kita muncul anak shalih, qurata ayun.
Sodaqoh jariyah, ilmu bermanfaat, dan anak shalih yg senantiasa mendoakan ayah dan bunda.
Anak shalih itu meskipun tidak mendoakan, tetap sampai pahala kepada kita ketika meninggal, karena anak-anak itu hasil didikan kita dahulu. Mendidik anak itu kewajiban dan kebutuhan.
Dalam Ali Imron: 79 disebutkan kalimat “jadilah kalian generasi Robbani”
Ibnu Abbas menyebutkan bahwa “Generasi Robbani adalah generasi yg berakal, bijak, dan memahami agama.”
Robbani diambil dari dua kata, disandarkan kepada Rabb (jamaknya)
Artinya:
1. Generasi yg banyak ibadah kepada Allah dan banyak ilmunya.
2. Generasi yg mengurus manusia sehingga bisa mengurus saudaranya (tidak mementingkan diri sendiri)
Imam at Thabrani “Rabbaniyun adalah tulang punggung manusia, jadi sandaran, generasi yg jadi andalan dalam fiqh, agama, dan dunia.”
Ketika membayangkan generasi rabbani, jangan hanya bayangkan anak kita. Kita pun harus menjadi generasi rabbani.
Ciri-ciri generasi rabbani:
1. Generasi yang senantiasa tegar, semangat, kokoh, berdiri di atas tauhid yang lurus.
2. Senantiasa istiqomah di atas sunnah Rasulullah dan salafish shalih sbg imam dan tauladan yang diikuti
3. Generasi yang senantiasa menjunjung tinggi di atas ilmu dan amal, menjauhi maksiat
4. Generasi yang semangat mengajarkan ajaran islam, amal maruf nahi munkar di atas ajaran yang benar
5. Generasi yang menyejukan pandangan dengan akhlak yang mulia dan adab
Ambillah doa untuk meminta kepada Allah
❤ Doa nabi Ibrahim “Rabbi habli minash shalihin”
❤ Doa nabi Zakaria
❤ Surat Al Furqon 74
Bagaimana menjadi generasi Robbani:
1. Al walidain al shalihah (orangtua yang shalih)
2. Al biah al shalihah (lingkungan yang baik)
3. Al ilmu as shahihah (ilmu yang benar)
4. Al mualim al robbani. (Guru baik dan ahlussunnah)
5. Al abdul halal (semua asupan yg halal
====================
1 . Al walidain al shalihah (orangtua yang shalih)
Keshalihan/ keburukan ini berpengaruh besar, setelah Allah. Merekalah madrasah pertama
Kedua orangtua shalih dapat membangun rumah tangga di atas keshalihan dan berdoa diatasnya.
LIHAT: kisah nabi Musa dan Nabi Khidr dalam al kahf tentang dinding rumah anak yatim yang diperbaiki nabi Khidr atas sebab orangtuanya yang shalih
Ibnu katsir: “Keshalihan seorang berpengaruh dalam keturunannya di dunia dan akhirat.”
“Seorang bayi terlahir suci, orangtuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, Majusi” (Muttafaq alaih)
Berpikirlah sebelum menikah untuk mencetak generasi Robbani.
Aisyah radhiyallaahu anha, ” Hendaklah kalian memilih teman yg baik untuk menaruh benih.”
CEK: Wanita dinikahi karena 4 hal….
Cari juga pria yg shalih “bila ada laki-laki yang kalian ridhai akhlak dan agamanya maka nikahkankah kepadanya, sebab jika tidak, maka akan terjadi bencana di muka bumi dan kerusakan yang melanda”
Kenapa ortu harus shalih?
1. Orangtua shalih akan amanah
2. Akan memulihkan pendidikan terbaik serta memerintahkan mereka dalam ketaatan
3. Akan menjadi qudwah yg baik
4. Menjaga dr yg merusak
5. Akan memohon kepada Allah untuk kebaikan anaknya
———
2. Al biah as shalihah (lingkungan yang baik)
Syaikh Athiyyah “Setiap anak asalnya lahir dalam keadaan fitrah, apabila tumbuh dalam fitrahnya niscaya akan tumbuh dalam hidayah…. ”
CEK KISAH: Jaman bani Israil tentang sang pembunuh 100 nyawa. Ketika ia ingin taubat dinasihati “Pergilah engkau ke negeri yg disana orang-orang menyembah Allah bersama orang shalih, jangan kembali ke negerimu tempat orang-orang yang buruk”
Rasulullah, “Agama seseorang akan seperti agama temannya, maka hendaklah setiap kalian melihat dengan siapa ia berteman”
Yang harus dijaga
1. Lingkungan keluarga (apa masih ada maksiat? Musik?)
2. Lingkungan masyarakat (cek tetanggamu sebelum pindah)
3. Lingkungan sekolah tempat velajar
Di Mekah Madinah tidak ada pesantren karena lingkungannya sudah pesantren, tidak ada ikhtilat, musik
Maka carilah sekolah yg tanpa ikhtilat, musik, dan syariat sesuai Quran sunnah denggan pelayanan salafush shalih.
=============
3. Al ilmu as shahihah (ilmu yang benar)
Ilmu adalah fondasi pencetak generasi, pengubah karakter.
Hanya dengan ilmu orang bisa:
1. Mengenal Allah
2. Ibadah dengan benar
3. Mengetahui halal haram
4. Berakhlak mulia
5. Berdakwah amal maruf mahir munkar
Hasan al Basri, “Kalau tidak (taat?) ilmu agama, seseorang akan seperti binatang”
Menuntut ilmu ada 2:
1. Mubah —> math, sains, kedokteran
2. Wajib —> agama dalam Quran, sunnah, pemahaman salafush shalih. INILAH STANDAR ILMU
Barangsiapa yg dikehendaki baik oleh Allah, maka pahamkan ia terhadap agamanya.
Ilmu adalah apa-apa yang pernah diucapkan Allah, Rasul, dan sahabatnya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki ketangguhan ilmu. Setelah jaman Rasulullah, sahabat-sahabat yg dijamin surga.
Ahlussunnah yang dimaksud adalah mereka yang memahami agama dengan benar sesuai pemahaman salafush shalih.
Kalau ada kuisioner di jaman jahiliyah, siapa yg paling zalim, jawabannya Umar bin Khattab. Tapi lihat setelah masuk Islam, Umar jadi umat terbaik.
“AKU wariskan kepada kalian 2 perkara, tidak akan sesat jika kalian berpegang teguh, yaitu kitab Allah dan sunnah rasulNya.”
Kata nabi di akhir jaman kalian akan ada perselisihan yang banyak, maka hendaknya kalian berpegang pada tuntunanku dan tuntunan sahabatku.
=========
4. Al mualim al robbani. (Guru baik dan ahlussunnah)
Kenapa belajar agama malah bisa menjadikan seorang lulusan berpemahaman Syiah? Khawarij? ISIS? —>>> KARENA GURUNYA MENGAJARKAN DEMIKIAN
Guru memiliki tanggung jawab besar.
Kalau bisa jadilah guru karena “Sesungguhnya Allah dan malaikat, seluruh penduduk. . Seluruh yg di bumi. .. semua mendoakan kebaikan.” <<< cek hadits lengkapnya.
Karakter guru Robbani:
1. Memiliki keikhlasan (betul-betul ingin membetulkan anak didiknya karena Allah
2. Shalih, memiliki kekuatan taqwa ilallah
3. Beraqidah yang shahih dan manhaj yang lurus
4. Memiliki kekuatan ilmu yg berlandaskan quran sunnah salafush shalih
5. Memiliki kemuliaan akhlak dan keluhuran budi pekerti (jika anak didik takut kepada kita, maka kita harus koreksi diri)
Hati-hati kabar akhir jaman ” akan muncul guru-guru yang mengajak manusia ke neraka jahannam”
Hendaknya kalian melihat darimana kalian melihat darimana mengambil agama kalian, sehingga diduga apabila darinkalangan Ahlussunnah maka ambillah ilmunya.
Imam Malik “Ilmu ini adalah daging dan darah kalian dan akan ditanya di hari kiamat maka hendaklah kalian melihat darimana mengambilnya.”
=========
5. Al abdul halal (semua asupan yg halal
Imam atau Tsahuri ” siapa yang makanan. Halal pasti badannya akan menaati Allah dan barangsiapa siapa memakan makanan haram pasti badannya bermaksiat kepada Allah.”
Para ulama dulu ketika tidak bangun malam, mereka cek makanan mereka.
Ibnul Qayim “Makanan haram bisa melemahkan jiwa”
Al Baqoroh 168, jangan ikutin langkah syaitan. Nabi Adam yang memakan buah menjadi pelajaran.
Makanan haram bisa menghalangi ibadah.
An Nisa: 10 ..
“Setiap daging yang tumbuh dari nasabah haram maka neraka lebih uatam baginya” (HR Muslim)
Abu Bakar memakan sesuatu dari pembantunya, lalu ia makan dr hasil dukun, lalu ia berusaha memuntahkannya.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.