🍥 SUMBER: KAJIAN WA BELAJAR TAUHID🍥

Setiap orang tentu tidak ingin nyawanya terbuang sia-sia. Mengapa ? Karena nyawa merupakan sesuatu yang paling berharga dan tidak ternilai dengan harta sebanyak apapun.
Sedemikian takut kita kehilangan nyawa sehingga apapun kita korbankan untuk mempertahankan nyawa kita. Bahkan tak jarang nyawa orang tercinta pun menjadi korban untuk mempertahankan nyawa kita sendiri. Padahal jarang di antara kita yang hidup lebih dari 100 tahun.
Pernahkah kita membayangkan ketika seorang dokter telah memvonis bahwa penyakit yang anda derita tidak akan sembuh, apapun yang anda dan dokter akan perbuat ?
Betapa hancur hati, luluh lantak rasa jiwa kita ketika mendengarkan ungkapan itu. Kenapa ? Karena kita sadar bahwa harapan hidup kita sudah tidak ada lagi. Harapan untuk menikmati kenikmatan dunia sudah tidak ada lagi. Harta yang berlimpah sudah tak telihat wah lagi. Istri yang cantik sudah tak memikat lagi. Anak tercintapun sudah tak berguna lagi.
Namun tahukah kita sakit, derita yang kita alami itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan pedihnya, beratnya siksa neraka Allah ‘Azza wa Jalla.
Ketika kita divonis Allah Subhana wa Ta’ala masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya. Maka sakit yang kita rasakan di dunia tak berbanding sedikitpun dengan siksa yang akan menimpa kita.
Tahukah diri ini senjata utama agar kita tidak terjerembab dan tersungkur ke dalam neraka, kekal di dalamnya ? Senjata itu adalah tidak berbuat syirik kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Ampunan Allah Ta’ala-lah yang mampu menyelamatkan kita dari siksa neraka nan abadi.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا.
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besarâ€. (An Nisa : 48).
Ketika tidak ada ampunan maka nerakalah tempat kembali selamanya.
Allah Subhana wa Ta’ala tidak akan mengampuni dosa kemusyrikan padahal Dia adalah Dzat Yang Maha Luas Rahmat dan Kasih Sayang kepada hamba-hamba Nya. Namun ketika kita menyekutukan-Nya maka harapan mendapatkan rahmat sudah pupus. Karena pelanggaran yang kita perbuat merupakan dosa yang terbesar.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya kesyirikan benar-benar kezholiman / dosa yang amat besar.†(Luqman: 13).
Ketika kita berani berbuat kesyirikan, maka telah diharamkan surga bagi kita. Tempat menetap selamanya adalah neraka dan tidak ada suatu apapun yang mampu menolong kita. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Sesungguhnya barangsiapa yang melakukan kemusyrikan kepada Allah, maka pasti Allah mengharamkan baginya surga, tempatnya ialah neraka dan tidaklah ada bagi orang-orang zholim itu seorang penolongpunâ€. ( Al Maidah: 72)
Sebesar apapun amalan kita, siapapun kita, apapun kedudukan kita maka batallah, hancurlah seluruh amalan kita ketika berani berbuat kemusyrikan.
Allah Subhana wa Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan kepada (nabi-nabi) yang `sebelummu. Apabila kalian berbuat kemusyrikan, niscaya akan hapuslah seluruh amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugiâ€. ( Az- Zumar : 65).
Para Nabi dan Rasul alaihimussalam menyadari betapa bahaya kemusyrikan sehingga lisan mereka tidak lupa memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar diri mereka, keluarga dan anak keturunan mereka dijauhkan dari perbuatan syirik. Diantaranya adalah doa kekasih Allah, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa, “Wahai Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekkah) menjadi negeri yang aman dan jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari penyembahan terhadap berhalaâ€. (QS. Ibrahim: 35)
Pertanyaannya, Apakah diri kita lebih mulia dibandingkan dengan Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa Sallam dan seluruh para nabi serta Rasul alaihumussalam ??!!
Semoga kita dan kaum muslimin benar-benar sadar akan bahaya syirik? Simaklah doa yang Nabi Shollalahu ‘alaihi wa Sallam ajarkan kepada Sahabatnya yang paling mulia Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu ketika Nabi Shallalahu ‘alaihi wa Sallam mengabarkan kepadanya bahwa syirik itu lebih samar dari jejak semut.
Yaa Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari berbuat kesyirikan ketika aku mengetahuinya dan aku memohon ampunan Mu ketika aku tidak mengetahuinyaâ€. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Mari ajak diri kita, pasangan, anak, keluarga kita dan masyarakat kita agar takut terhadap kemusyrikan. Mudah-mudahan kita termasuk ahlu tauhid dan terbebas dari kemusyrikan dengan segala bentuknya.
Alhamdulillaahilladzii bini’matihi tatimmush shaalihaat
(Segala puji bagi Allaah yang dengan nikmat-Nya lah segala kebaikan menjadi sempurna)
Tim Indonesia Bertauhid
———————————————————————————————————————————————–
ZIYADAH PERTAMA: HAKIKAT DAN BAHAYA SYIRIK
Pembaca yang mulia, jika Anda ditanya, “Apa yang Anda inginkan setelah Anda mengalami kematian?” Niscaya Anda akan menjawab, “Ingin masuk surga”. Ya, masuk surga merupakan keinginan naluriah yang dimiliki setiap manusia. Demikian pula, masuk neraka merupakan hal yang paling ditakuti manusia. Akan tetapi, apakah kita sudah memenuhi syarat masuk surga? Ataukah kita justru masuk kualifikasi orang yang pantasnya masuk neraka?
Pertanyaan di atas merupakan hal yang harus kita cerna secara mendalam. Karena jika kita ingin masuk surga, kita harus memenuhi syarat untuk bisa masuk ke dalamnya. Kita harus mengetahui bahwa syarat mutlak tersebut adalah kita mati dalam keadaan terbebas dari perbuatan syirik.
Mengenal Syirik
Syirik adalah mensejajarkan selain Allah dengan Allah, dalam hal yang merupakan kekhususan bagi Allah. Sebagai contoh, di antara kekhususan Allah adalah memberikan rezeki, artinya: hanya Allah-lah yang memiliki kemampuan memberikan rezeki kepada manusia. Kemudian, jika ada seseorang mendatangi kuburan keramat, kemudian berdoa mengharapkan rezeki kepada kuburan tersebut, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Cakupan Kekhususan Allah Ta’ala
Allah Ta’ala memiliki tiga cakupan kekhususan, yang tidak boleh disetarakan dengan makhluk. Jika ada seseorang menyetarakan, menyejajarkan, menyamakan, atau menyandingkan kekhususan tersebut kepada selain Allah, maka ia telah berbuat syirik. Kekhususan tersebut ialah:
Pertama, Kekhususan dalam Rububiyyah Allah
Rububiyyah adalah sifat yang ada pada Dzat pencipta, seperti kemampuan menciptakan makhluk, memberikan rezeki, menghidupkan makhluk, mematikan makhluk, dan mengatur alam semesta. Oleh karena itu, jika ada seorang meyakini bahwa Nyi Roro Kidul memiliki kemampuan mengatur laut selatan Jawa, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik, meskipun secara lisan dan KTP-nya ia mengaku beragama Islam.
Demikian pula, jika seseorang meyakini bahwa dukun memiliki kemampuan mengatur jodoh, wali yang sudah mati di kuburan dapat memberikan rezeki, dewa-dewa dapat mengatur keberuntungan dan kesialan manusia, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Kedua, Kekhususan dalam Uluhiyyah Allah
Uluhiyyah adalah sifat khusus yang melekat pada Allah Ta’ala, yaitu bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan diibadahi. Oleh karena itu, bentuk-bentuk peribadatan seperti sholat, puasa, berqurban, berdoa, dan sujud menyembah hanya boleh ditujukan kepada Allah Ta’ala semata.
Dengan demikian, jika ada seseorang menyembelih hewan, kemudian sembelihan itu ditujukan kepada pohon atau jin yang diyakini sebagai jin penunggu desa, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik. Demikian pula, jika ada seseorang berdoa mengharapkan jodoh, kelancaran rezeki, atau kesehatan badan, tetapi ia berdoa kepada wali yang sudah mati di kuburan, maka ia telah jatuh ke dalam perbuatan syirik.
Ketiga, Kekhususan dalam Asma’ dan Sifat Allah Ta’ala
Allah Ta’ala memiliki asma’ (nama-nama) dan sifat yang khusus melekat pada Allah Ta’ala semata. Oleh karena itu, kita dilarang menyamakan asma’ dan sifat tersebut pada diri makhluk. Sebagai contoh, Allah memiliki nama dan sifat Al-’Aliim (Maha Mengetahui Segala Sesuatu). Maka, kita tidak boleh meyakini bahwa dukun mengetahui segala sesuatu.
Bahaya Syirik
Syirik merupakan materi yang harus kita bahas, karena syirik memiliki bahaya yang sangat besar. Kita mengenal bahaya tersebut, untuk kita hindari. Di antara bahaya tersebut adalah:
Pertama, Syirik Merupakan Dosa yang Terbesar
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Maukah aku beritahukan dosa besar yang paling besar? Para sahabat menjawab, “Tentu wahai rasulullah.”
Nabi melanjutkan, “Syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, ….” (H.R. Bukhari Muslim)
Kedua, Allah Ta’ala Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik
Allah Ta’ala befirman (yang artinya),
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu. Barangsiapa berbuat syirik terhadap Allah, sungguh ia telah melakukan perbuatan dosa yang besar.” (Q.S. An-Nisaa’: 48)
Ketiga, Syirik Menghapuskan Seluruh Amal
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka berbuat syirik terhadap Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. Al-An’am: 88).
Keempat, Pelaku Syirik Tidak Akan Masuk Surga dan Kekal di Dalam Neraka
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam’, padahal Al-Masih sendiri berkata, ‘Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu!’ Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. Tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S. Al Maidah: 72).
Kelima, Syirik Disebut sebagai Kedzaliman Terbesar
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberikan pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu berbuat syirik terhadap Allah! Sesungguhnya syirik benar-benar merupakan kedzaliman yang besar’” (Q.S. Luqman: 13)
Islam Tak Cukup Hanya Pengakuan di Lisan dan Stempel di KTP
Setelah dibahas secara ringkas penjelasan mengenai syirik, kita perlu menyadari bahwa pengakuan diri sebagai seorang muslim, tidak cukup hanya ucapan di lisan dan pernyataan formalitas di KTP. Pernyataan diri sebagai seorang muslim, harus dibuktikan dengan keyakinan hati dan pelaksanaan amal yang nyata di anggota badan kita.
Jika kita telah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya sesembahan yang harus kita sembah, maka kita harus membuktikannya dengan mengingkari sesembahan-sesembahan yang lain berupa dewa-dewa, binatang, pohon keramat, ataupun berhala. Demikian pula, jika kita telah meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya pencipta dan pengatur alam semesta, maka keyakinan kita tersebut tidak boleh kita campuri dengan keyakinan bahwa ada Dzat lain yang memiliki kemampuan memberikan rezeki, mengatur jodoh, mengatur takdir, dan mengatur umur manusia. Kita harus menetapkan bahwa Allah-lah satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk itu.
Awas Syirik yang Tersembunyi!
Ada suatu perbuatan yang masuk kategori syirik, tetapi sering tidak disadari oleh banyak manusia. Perbuatan tersebut ialah Riya’. Riya’ adalah memperlihatkan atau memperdengarkan amal kepada manusia, agar memperoleh pujian mereka. Karena sering tidak disadari, riya’ disebut syirik yang tersembunyi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih khawatir perbuatan riya’ ini terjadi pada umatnya, dibandingkan kekhawatiran beliau terhadap Al-Masih Ad-Dajjal.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan menimpamu dibandingkan Al-Masih Ad-Dajjal?’
Para sahabat menjawab, ‘Baiklah ya rasulullah.’
Beliau pun melanjutkan, ‘Syirik tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, dia perindah shalatnya itu karena mengetahui ada orang yang memerhatikannya.” (H.R. Ahmad, Hasan)
Penutup
Setelah kita mengetahui hakikat syirik, kita harus bersemangat untuk meninggalkan perbuatan tersebut dan memberikan peringatan kepada umat untuk tidak terjatuh ke dalamnya. Syirik tetap merupakan dosa besar yang tidak diampuni meskipun andai mayoritas masyarakat di sekitar kita melakukannya. Tidakkah kita ingat bahwa para nabi terdahulu, dimusuhi mayoritas masyarakat di sekitarnya hanya karena para nabi memberikan peringatan kepada mereka agar mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik?
Semoga Allah Ta’ala memudahkan dan memberikan keistiqomahan kepada kita untuk senantiasa bertauhid kepada-Nya dengan semurni-murninya tauhid. Dan semoga Allah Ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk dapat mengingkari dan menghindari perbuatan syirik. Allahumma Aamiin.
Penulis : Ginanjar Indrajati Bintoro (Alumni Ma’had Al ‘Ilmi Yogyakarta)
Murojaah : Ust. Afifi Abdul Wadud, BIS
artikel www.buletin.muslim.or.id
http://indonesiabertauhid.com/hakikat-dan-bahaya-syirik/
————————————————————————————–
ZIYADAH DUA: KOK KESYIRIKAN JADI LARANGAN TERBESAR DALAM ISLAM?
Pernah tahu atau pernah baca bahaya AIDS? ngeri banget dah. Maka dibuatlah publikasi dan sosialisasi besar-besaran tentang AIDS. Jadilah AIDS dikenal banyak oleh masyarakat. karena berbahaya juga buat masyarakat selain itu pelakunya yang rentan kena terkadang susah juga diberi tahu “ini lho faktor resikonya”.
Ini bukan nakut-nakuti lho, ternyata bahaya kesyirikan jauh-jauh lebih bahaya lagi dari bahaya AIDS. Kita sangat-sangat berharap, publikasi dan sosialisasinya besar-besaran dan masyarakat tahu tentang kesyirikan. Mohon maaf, Karena terkadang pelakunya juga agak susah diberitahu. Semoga mereka mendapat hidayah dan kebaikan yang banyak
nih dia bahaya kesyirikan:
- Pelaku Kesyirikan diancam masuk neraka dan diharamkan masuk surga.[1] Bahkan bisa diancam kekal abadi dineraka lho…[2]
- Pelaku kesyirikan seluruh amalannya bisa terhapus tanpa tersisa sekali[3] Udah capek-capek beramal kebaikan, eh dihapus… bangkrut dah pas hari kiamat
- Pelaku kesyirikan tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum bertaubat dari kesyirikannya[4] Maksudnya, kalau dosa lainnya, ada kemungkinan diampuni walaupun mati belum bertaubat dari dosa itu, tentunya karena rahmat Allah
- Kesyirikan adalah kedzaliman yang paling dzalim dan dosa yang paling berdosa. Kalau misalnya Ibu kita dipukul di hadapan kita, tentu marah banget kan.. geram. Nah, ini Rabb kita lho, yang dilanggar haknya, semoga kita gak santai-santai aja atau malah masa bodoh dan pura-pura gak tahu?
- Kesyirikan itu hakikatnya merendahkan diri kepada makhluk plus pembodohan, padahal manusia itu mulia
Logikanya aja deh
-Masa’ ada sesajen makanan enak-enak buat ditaruh di laut, depan pohon “angker” dan dibiarkan membusuk, mendingkan di makan atau disumbangkan.
-Kepala Sapi dan kerbau yang enak banget dibuat gulai, eh digantung dijembatan atau ditanam dibawah bangunan supaya bangunannya awet dan permisi sama penunggu
-Udah jelas manusia makhluk mulia dan setan aslinya takut ama manusia, eh.. pas lewat pohon atau batu angker malah takut banget sambil bilang “permisi mbah”
-pernah denger gak ada hewan yang kotorannya direbutin buat “ngalap berkah”? coba tanya mbah google deh, wah ini benar-benar “no comment”
Dan masih banyak lagi bahaya kesyirikan lainnya, kalau mau tahu ya belajar dan cari infromasi. Karena macamnya dan bentuk ada beberapa macam
Semoga kita dihindari bahaya keyirikan dan selalu bisa menjadi hamba Allah yang bertauhid
Penyusun: Raehanul Bahraen
[1] Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).
[2] Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk” (QS. Al Bayyinah: 6).
[3] Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 88).
[4] Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
[5] Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Lukman: 13).
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).
http://indonesiabertauhid.com/kok-kesyirikan-jadi-larangan-terbesar-dalam-islam/
————————————————————————————–
ZIYADAH TIGA: AWAS, BAHAYA SYIRIK DI SEKITAR ANDA
Apa Itu Syirik?
Syirik kepada Allah adalah menjadikan sesuatu selain Allah sebagai tandingan bagi Allah dalam hal peribadahan, baik itu berdo’a kepadanya, meminta syafaat kepadanya, bertawakkal kepadanya, meminta pertolongan kepadanya, bernadzar untuknya, menyembelih dengan namanya, atau berkeyakinan bahwa dia dapat memberi manfaat dan menolak musibah.[1]
Ya, kesyirikan merupakan kejahatan yang paling besar kepada Allah. Hal ini disebabkan kesyirikan telah mengambil hak asasi Allah dan justru memberikannya kepada selain Allah. Hak Allah sendiri adalah hak untuk mendapatkan peribadahan dan tidak boleh diberikan kepada selain-Nya. Hal tersebut selaras dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah ( hanya ) kepada-Ku.” (Q.S Adz Dzariyat: 56) dan dalam firman-Nya yang lain yang artinya, ”Hanya kepadaMu lah kami beribadah dan hanya kepadaMu lah kami minta pertolongan.” (Q.S Al Fatihah: 5)
Berikut ini adalah beberapa bahaya kesyirikan. Dengan mengetahuinya, diharapkan kita bisa membenci dan menjauhi kesyirikan tersebut.
Kesyirikan merupakan kezhaliman terbesar
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah yang artinya, ”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah)sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Kesyirikan merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang Dia kehendaki.” (Q.S An-Nisa’: 48). Dan dalam firman-Nya yang artinya, “Barangsiapa yang menyekutukan Allah, pasti Allah haramkan atasnya untuk masuk surga. Dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidak ada bagi orang yang dhalim ini seorang penolongpun.” (Q.S Al-Ma’idah: 72).
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa kesyirikan yang dibawa mati. Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang berbuat syirik (musyrik) sampai dia bertaubat kepada Allah. Jadi, kalau ada orang musyrik yang bertaubat (dengan sungguh-sungguh) dari kesyirikannya, maka dia akan diampuni oleh Allah. Sebagai contoh adalah sahabat Umar bin Khattabradiyallah anhu’ yang bertaubat dari gelapnya kesyirikan menuju kepada cahaya Islam. Bahkan dengan baiknya keislamannya, Allah pun meninggikan derajat beliau sebagai salah satu manusia pilihan yang beruntung menyertai dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan termasuk dari manusia yang mendapat janji surga dari Allah Azza Wa Jalla.
Kesyirikan membuat pelakunya haram masuk surga dan kekal dalam neraka
Hal tersebut serasi dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (Q.S Al Maidah: 72)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa meninggal sedang ia berdo’a (memohon) kepada selain Allah sebagai tandingan (sekutu), niscaya ia masuk Neraka.”[2]
Kesyirikan menghapus seluruh amal kebaikan pelakunya
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi–nabi) yang sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.’” (Q.S Az Zumar: 65)
Ayat ini menerangkan bahwa para Nabi memiliki amal yang banyak saja telah diancam oleh Allah dengan dihapusnya seluruh amal mereka jika mereka berbuat syirik. Nah, lalu bagaimana lagi dengan diri kita yang amalannya masih sedikit dan malah berbuat syirik?
Kesyirikan membuat pelakunya kehilangan hak waris dan hak perwalian nikah
Pelaku kesyirikan kehilangan hak waris dari harta keluarganya yang muslim dan berlaku pula pada orang Islam yang kehilangan hak warisnya dari harta keluarganya yang kafir. Hal ini tercermin dari riwayat Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ”Tidak boleh seorang muslim mewarisi orang kafir, dan tidak boleh orang kafir mewarisi orang muslim.”[3]
Adapun mengenai hak perwalian, maka orang musyrik tidak boleh menjadi wali nikah bagi anak perempuannya yang beragama islam.
Kesyirikan membuat pelakunya diharamkan memasuki kota Makkah
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Al Masjidil Haram sesudah tahun ini …” (Q.S At Taubah: 28)
Kesyirikan membuat hewan sembelihan orang musyrik menjadi haram dimakan
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaithan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (Q.S Al-An’am: 121)
Kesyirikan membuat pelakunya haram dinikahi
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Q.S Al-Baqarah: 221)
Kesyirikan membuat pelakunya melakukan perbuatan yang tidak manfaat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa’atan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.’Katakanlah, ‘Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya baik di langit dan tidak (pula) di bumi.’ Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu).” (Q.S Yunus: 18)
Kesyirikan merupakan sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zhalim.” (Q.S Ali Imran: 151)
Kesyirikan merendahkan martabat manusia
Iya, kesyirikan telah merendahkan martabat manusia. Manusia yang seharusnya menghambakan diri kepada Zat yang Maha Agung, yaitu Allah Ta’ala, malah menghambakan diri kepada makhluk yang tidak sempurna. Orang musyrik telah berpindah dari penghambaan kepada Zat yang Maha Agung dan Sempurna kepada makhluk yang lemah dan banyak kekurangan. Hal tersebut senada dengan firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui, bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.” (Q.S An-Nahl: 20-21).
Kesyirikan memecah-belah umat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (Q.S Ar-Ruum: 31-32)
Kesyirikan membuat pelakunya disiksa dan dihardik oleh malaikat
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir, seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa nereka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, sesungguhnya Allah sekali kali tidak menganiaya hambaNya.” (QS. Al Anfal: 50-51)
Kesyirikan membuat pelakunya haram untuk dishalatkan jenazahnya dan diharamkan pula untuk dido’akan rahmat dan ampunan baginya
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, ”Dan janganlah kamu (Muhammad) sekali-kali menshalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburannya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan RasulNya, dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (Q.S At Taubah : 84)
Demikianlah beberapa bahaya syirik yang patut diketahui. Semoga Allah menjauhkan kita semua dari perbuatan syirik dengan segala macamnya. [Rizki Mula Saputra]
artikel http://www.buletin.muslim.or.id
_____________
[1] Risalah Laailahaillallah, Asy Syaikh Muhammad Al Wushabi Al Abdali, hal 27.
[2] H.R. Bukhari
[3] H.R. Bukhari dan Muslim
http://indonesiabertauhid.com/awas-bahaya-syirik-di-sekitar-anda/
———————————————————————————————————————————————-
ZIYADAH EMPAT: TAUHID MENGAJARKAN AGAR MANUSIA MULIA, LEBIH TINGGI DERAJATNYA DARIPADA MAKHLUK YANG LAIN
#IndonesiaBertauhid
-Bro, begini, beberapa ajaran syirik itu, kadang gak sesuai dengan fitrah dan logika manusia dan membuat manusia menjadi lebih hina, padahal dalam AlQuran Allah telah memuliakan manusia dibanding makhluk lainnya
-Coba dipikir deh, masa’ ada hewan misalnya kerbau atau kambing yang dikeramatkan, yang Allah ciptakan untuk dimanfaatkan manusia sekarang dipelihara, diperlalukan istimewa, kalau gak nanti bisa kualat bahkan dimuliakan oleh manusia berlebihan
-Kalu gue sih, gue makan aja kerbaunya, lha memang diciptakan Allah untuk dimanfaatkan manusia, semua kerbau sama, yang bisa memberikan manfaat dan madharat hanya Allah, apalagi harga daging mahal bro.
-Begitu juga mau bangun jembatan dan bangunan, katanya sembelih kerbau, keyakinannya supaya bangunan kuat dan tanam kepala kerbau
-Kalu gue mah, yang logis-logis aja, kalau mau kuat ya diperbaiki arsitek dan bahan-bahannya, terus berdoa kepada Allah
-Trus lagi, katanya supaya gunung gak ngamuk mau meletus dan air laut pantai gak sering makan korban, katanya harus kasi sesembahan, ada buah-buah enak, makanan, daging yang di masak, pokoknya lezat-lezat bahkan ada uang juga bro, gak lupa ada acara ritual yang biayanya lumayan gedhe
-Kalu gue sih, itu semua gue makan atau kasi sumbangan warga sekitar, nah fenomena gunung meletus ya dicari sebabnya, begitu juga laut yang sering makan korban
-Begitu juga dengan ramalan, baca ramalan atau zodiak syirik, udah semangat mau keluar ama keluarga jalan-jalan, atau mau cari kerja, eh baca zodiak katanya ramalan hari ini lagi apes dan bangkrut, trus gak jadi keluar deh
-Kalu ane mah, keluar aja jalan-jalan, mumpung ada waktu bahagiain keluarga, yang logis aja, kecuali di luar ada angin puting beliung, ya jangan keluar 🙂
-Begitu juga kalau ada impian dan keinginan, misalnya mau masuk kuliah yang Favorit, si dukun yang syirik nyuruh harus cari ayam tiga warna dan sembelih di mana gitu sambil sebut nama-nama yang gak jelas gitu
Atau melakulan amalan ini dan amalan itu yang gak jelas dan gak ada hubungannya dengan tujuan tadi, misalnya supaya skipsi lancar dan diterima, kata dukunnya harus dibawa, dibacakan mantera dan dihanyutkan ke sungai apa gitu
-Yang logis aja bro, skripsi itu sering-sering konsul dan kejar terus dosennya, minimal lulus karena dosennya liat semangatmu
-Jadi bro ajaran TAUHID dan JANGAN SYIRIK jelas memuliakan manusia
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَم
َ“Dan sungguh kami telah memuliakan anak Adam.” (QS. Al Isra [17]: 70)
Penyusun: Raehanul Bahraen
http://indonesiabertauhid.com/tauhid-mengajarkan-agar-manusia-mulia-lebih-tinggi-derajatnya-daripada-makhluk-yang-lain/
———————————————————————————————————————————————–
ZIYADAH LIMA: MACAM-MACAM SYIRIK
Saudaraku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.
Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.
Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
- Syirik di dalam Rububiyyah. Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.
- Syirik di dalam Uluhiyyah.Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
- Syirik di dalam Asma’ wa Sifat. Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.
Syirik Menurut Kadarnya
- Syirik Akbar (besar).Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
- Syirik dalam berdoa. Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.
- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud. Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.
- Syirik dalam keta’atan. Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.
- Syirik dalam kecintaan. Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
2. Syirik Ashghar (kecil)
Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.
- Syirik Khafi (tersembunyi) Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.
- Syirik Menurut Letak Terjadinya
- Syirik I’tiqodi.Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
- Syirik Amali. Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
- Syirik Lafzhi. Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.
Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.
Penyusun Ulang: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih
Maraji’:
Penjelasan Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid (terj)
Artikel http://www.muslimah.or.id
http://indonesiabertauhid.com/macam-macam-syirik/
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.