#QBF2016 klastulistiwa.com
Homeschooling, Homeschooling Communities

[VLOG] Ketika Homeschoolers Belajar Bikin Film Untuk #QBF2016

Alhamdulillah, bulan ini komunitas homeschooling Muslim tempat anak-anak belajar bersama berhasil menyelesaikan workshop film pendek yang super pendek untuk #QBF2016. Tentunya film pendek ini bukan sembarang film, tapi film yang memiliki tujuan syiar. Oiya, kami menggunakan nasyid tanpa alat musik ya. Ini dia filmnya…

http://www.youtube.com/watch?v=HVds003TiRs

 

Kenapa Film Pendek#QBF2016?

15493348_10154843831974846_7979765800146719603_o Karena memang sebentar hehe. Tidak sampai 5 menit lah. Tapi jangan salah, pengambilan hingga editingnya bisa sampai berhari-hari sampai berbulan-bulan lamanya. Tujuan film pendek ini diharapkan bisa menyentuh lebih banyak lagi anak muda Muslim untuk bisa mengenal Islam yang memang didesain indah dari sananya. Kalau untuk anak-anak pembuatnya? Tentu saja mengembangkan soft skills dan hard skills mereka. ^_^

Workshop Film Pendek #QBF2016 Yang Super Pendek?

15392908_10154843816434846_661249488155452262_o
#QBF2016

Iyaaaa.. serius. Workshop film pendek #QBF2016 yang saya berikan untuk anak-anak ini super pendek. Dulu itu waktu melatih anak-anak sekolah dalam kegiatan extra kurikuler Movie Club, saya membutuhkan waktu sekitar beberapa hari. Katakanlah 5×8 jam sampai jadi produk. Minimal. Tapi, masya Allah, sewaktu melatih anak-anak HS kemarin, saya hanya membutuhkan waktu SEKITAR 9 JAM! From scratch! Kami benar-benar memulai dari brainstorming, buat sinopsis, buat storyboard, tentukan peran, sampai jadi produk yang belum diedit. Wooohooo.. masyaAllah. Seneng banget dah kakak coach dibuatnya (uhuk).

15443011_10154843869594846_4381309268307739132_o
#QBF2016

Kenapa bisa sebentar? Karena, menurut saya sih ya, anak-anak HS yang saya latih kmarin itu belajar adab bersama orang tuanya. Orang tua ikut ndeprok juga mengawasi anak-anaknya. Gak dilepas gitu aja (emang saya daycare -_- ). Hasil ‘latihan adab’ di rumah tentunya sangat membantu ya. Belum lagi soal kreatifitas… Keren lah pokoknya. Barakallahu fiikum.

Usia Berapa Bisa Buat Film?

Sebaiknya (ini menurut saya)  jangan terburu-buru. Kuatkan dulu adab atau karakter  ya15419798_10154843902654846_7491991333934467605_o-1ng baik. Pendidikan anak bukan pacuan kuda dan anak-anak pun bukan ember yang bisa dijejali apa saja yang penting seru. Lihat dulu. Jika memang anak tertarik dengan dunia film, digali lebih lanjut. Karena menikmati nonton dan membuat film pendek ituuuu… dua hal berbeda hehe.

Banyak-banyak ngobrol. Lalu, jika memang tertarik, kenalkan dulu dasar-dasar yang penting dalam sebuah pendidikan dan kolaborasi (karena workshop film membutuhkan itu).

Apa sajakah dasar-dasarnya?

  1. 15385417_10154843800074846_4893306864592516279_o
    #QBF2016

    Bisa mengikuti aturan – jadi ga ada tuh  istilah guru ngejar2 murid. BIG NO! Gak harus juga duduk manis tangan di atas meja. Intinya, keberadaan anak tidak mengganggu kegiatan.

  2. Bisa berkolaborasi – disini life skill harus ditanam dulu tentunya. Banyaaak yang harus ditanam sebelum anak mampu berkolaborasi.
  3. Kreatif dan mampu mengekspresikan kreatifitas. Gak harus talkative. Misalkan, jika anak mampu menangkap hasil brainstorming dalam bentuk gambar, maka dia bisa ditaruh sebagai penulis storyboard.
  4. Bisa memilih minat – Contohnya, anak lebih ke menulis naskah, atau directing, atau berakting, atau apa?
  5. Tertarik. Karena, serius deh, terkadang orang tua suka terlalu semangat mengikutkan ini itu. Padahal, sebenarnya waktu si anak jauh lebih berharga jika dia ikut hal yang lain yang sesuai minatnya.

15355656_10154843877289846_4209957642520718316_nJadi, memang ada alasan sih banyak workshop membuat film mengisyaratkan usia baligh untuk bisa diikuti. Untuk homeschoolers, jika memang sudah mandiri, biasanya usia 10 tahun atas kemauan sendiri.

Nah.. sabar aja dulu yaaah. Kuatkan dulu semua skills-nya biar nanti ilmunya juga masuk dan waktunya gak terbuang percuma. Bangun  ikatan yang kuat sehingga ngga kelewat masa-masa emasnya. Semangat! ^_^

Acer Switch Alpha 12
Product Review

Switchable Me: Travelschooling Dadakan Bukan Lagi Dilema

Acer Indonesia

Sebagai ibu keluarga homeschooler yang hobi belajar sambil jalan-jalan, saya harus punya saklar switchable me yang  bisa berubah mode dalam waktu sekejap. Dari seorang Working at Home Mom menjadi Traveling Mom dalam waktu sekejap. Kenapa sekejap? Karena seringkali, undangan jalan-jalan itu biasanya kami terima dengan senang hati.

Homeschooling kami modelnya fleksibel. Kadang beberapa bulan di rumah, ladang beberapa bulan nyangkut di tanah orang. Tapi, tetep aja namanya homeschooling. Karena, konsep ‘home’ (menurut keluarga kami) itu beda sama ‘house’. Home-nya homeschoolers bisa ada dimana aja. Tapi yang pasti, home itu tetap ada disini (menunjuk ke dada). Iyaaa… disituuuu… di hatikuuuuu…. eeeaaaa.

Karena home-nya kami dibawa-bawa seperti keong (harap tidak membayangkan), train-690200_640maka kehidupan dan pekerjaan kami juga pasti ngikut kemana-mana. Termasuk kerjaan ibunya sebagai tukang ketik penuh waktu (tapi di rumah) itu, yang gayanya aja dipanggil remote copywriter. Yang biasanya duduk manis di depan laptop, tiba-tiba harus langsung *tring* sambil teriak “Switchable me!” – saya pun langsung berubah jadi traveling mum of homeschoolers yang harus bawa laptop kemana-mana.

Laptop yang Dukung Mode Switchable Me

Nah, dalam mendukung mode switchable me selama traveling, saya perlu dooong laptop yang mumpuni. Laptop kesayangan itu harus ringan, bertenaga, ga panasan, dan ga baperan yang bentar-bentar apdet status (eh!). Intinya, laptop itu harus bisa diandalkan untuk bekerja dan belajar sambil jalan-jalan.

Banyak maunya, yaaa. Emang Ada laptop yang begitu???

Ada dooong (nanya sendiri, jawab sendiri). Kenalkan nih, laptop keren besutan Acer yang jadi pemimpin hybrid notebook di Indonesia: Acer Switch Alpha 12

Acer Switchable Me
Sumber: Acer Indonesia

Tuh, gambarnya baru sepotong-sepotong gitu udah keren kaaaan. Mau tau apa lagi yang lebih keren dari notebook 2-in-1 ini? Simak deh, gimana si Acer Switchable Me ini bener-bener powerful dan memang worthed banget menemani hari-hari  saya yang mobile.

Si Ganteng Powerful yang Anteng

Kok bisa anteng? Ya iyalaaah… Acer Switch Alpha 12  itu hadir dengan teknologi fanless, alias tanpa kipas!

acer-switch-alpha-12Pernah ngalamin ga, ketika kita ada di satu ruangan yang menuntut ketenangan lalu tetiba….

“Nguiiiiiiiinngggg…” Kehebohan itu datangnya dari kipas laptop kita?

Nah, Acer tuh tahu banget deh kegalauan kita dengan mengeluarkan inovasi terbarunya. Si teknologi Acer LiquidLoop™ ini mampu membuat suhu prosesor Intel Core i Series tetap stabil agar bisa bekerja optimal tapi gak berisik.

Dan yang paling keren niiih, sistem fanless ini juga membuat si laptop ganteng bebas debu. Tau kaan kalau debu itu berpotensi merusak motherboard karena overheat. Artinya lagi? Kita bebas memangku si ganteng panjang umur tanpa merasa panas atau bekerja di atas kasur atau rumput tanpa alas lagi!

Super Mobile Friendly

Yang paling menyenangkan dari gadget yang diajak traveling adalah: ringan, hemat batere, dan fleksibel. Eh, ternyata Acer Switch Alpha 12 punya semuaaa, bahkan lebih!
acer-switch-alpha-12Nih, ya. Switch Alpha 12 tidak hanya hemat batere dengan fitur fanless yang dimilikinya. Dengan  port USB Type-C dengan USB 3.1 gen 1 yang bisa transfer data super kencang ini, ga usah kuatir gadget kita kehabisan batere.

Tapi, yang paling saya syuka adalah dengan desainnya yang desainnya yang cantik dan ramping plus bobotnya yang ringan. Emak-emak kekinian yang hobi nenteng lappie dan tablet pasti demen banget sama yang ini. Saat menjadi tablet, kita bisa oret-oret cantik dengan acer-switch-alpha-12pena digital Active Pen-nya di atas layar 12 inci dengan resolusi QHD (2160 x 1440 pixel) dan IPS. Dengan sensitivitas sampai 256 tingkat tekanan, Active Pen ini bisa buat tulisan digital jadi rapi. Pas juga digunakan dengan fitur Windows Inks untuk membuat sketsa digital yang lebih presisi dengan ketebalan garis yang bisa diatur sempurna. Iyaaaa.. sempurna!

acer-switch-alpha-12Perlu perangkat yang lebih powerful? Tinggal pakai keyboard docking yang super tipis dengan lampu backlit agar tetap bisa mengetik di tempat yang minim cahaya. Ingin lebih bebas melihat layar? Atur aja kickstand-nya yang bisa membentuk   diatur sudutnya hingga 165 derajat. Perlu lebih lama melihat layar? Jangan kuatir, karena teknologi BlueLight Shield yang dibenamkan akan membuat mata kita tidak cepat.

Nah, keren banget kaaaan. Acer Switch Alpha 12 emang cocok buat mode super switchable me. Lebih keren lagi kalau kamu ikut banner di bawah ini sambil merencanakan: “Besok, travelling ke mana lagi, ya?” ^_^

acer-switchable-me

Parenting

Membimbing Anak Bertanggung  Jawab? Ajak Ngepel Aja

Kadang-kadang, orang tua (sayaa Buuu maksudnya) suka merasa bingung dalam mencari cara membimbing anak bertanggung jawab. Eh, ternyata… resep orangtua jaman dulu masih dipake looh jaman sekarang. Caranya yaaaa dengan membuat mereka tahu kalau mereka dibutuhkan dan memberikan kontribusi kepada sekitarnya. Apa ituu? Ajak ngepel bersama alias melakukan pekerjaan rumah tangga (silahkan tepuk tangan buibu).

Teganya kau, Mak. Iyes. InsyaAllah ketegaan ini menumbuhkan bibit-bibit tanggung jawab ketika mereka dewasa. Itu tujuannya.

 

Membimbing Anak Bertanggung  Jawab Pake Ngepel? Gak Ilmiah, Ih!

Eiiit.. siapa itu yang bilang ga ilmiah, hah? Sini temuin ane. Kita ngeteh bareng maksudnya.

Nih yaaa… udah banyaaak penelitian tentang ini. Salah satunya dilakukan oleh Roger W. McIntire, professor di bidang psikologi Universitas Maryland yang juga penulis buku Raising Good Kids in Tough Times. Beliau nih yang mengatakan bahwa seorang anak harus memiliki beberapa tanggung jawab. Tapiiii….. ada caranya yaaah dalam membimbing anak bertanggung  jawab melalui pekerjaan rumah. Ihik.. jangan seperti saya yang sempat melakukan kesalahan dalam ‘mengajak’ anak. Karena itu, pastikan  beberapa hal yang merusak proses dan cara membimbing anak bertanggung jawab ini dijauhi. Inget yaaa.. DIJAUHI (daripada nyesel ga berkesudahan seperti saya huhuuuuu).

Berikut Tips-Tips yang Bisa Dilakukan Agar Terhindar Dari Kesalahan

  1. Jangan menuntut kesempurnaan. Lha, pan udah tahu kalau tidak ada yang sempurna. So, slow down, Beibeh. Santai aja saat mengajak anak dan biarkan mereka lakukan yang terbaik VERSI MEREKA. Jika di tengah-tengah Anda ambil alih, weleh, siap-siap aja menghancurkan semua proses pendidikan ini.
  2. Mulai dari anak berusia 2 tahun. “WHAAAAT??? YOU DON’T SAY…” Mengkin begitu jawaban Anda. Hmmm… kita mungkin berpikir anak kita terlalu muda. Tapi mereka sebenarnya lebih mampu daripada yang kita pikirkan. We just underestimate them. Pilih dan sesuaikan beberapa pekerjaan rumah dengan usia mereka. Gambar di bawah ini bisa jadi referensinya.tugas-sesuai-usia
  3. Segera. Jangan pelit. Jangan tunggu sampai tugas selesai. Dan untuk Muslim, ucapkan MasyaAllah atau Barakallahu fiik untuk menisbatkan kemampuan mereka kepada kemudahan yang diberikan Allah. Memuji dan mendorong anak ketika tugas berlangsung akan membangun momentum positif, terutama pada anak-anak balita.
  4. Konsisten! Kenapa? Karena anak-anak akan melihat pola. Jika tidak konsisten, maka selanjutnya bisa ditebak, hehe… mereka akan menganggap kita tidak serius. Mereka akan menanti orang lain untuk melakukan pekerjaan itu daaan bisa jadi menciptakan ‘tantrum’ sebagai senjata termuktahir mereka huahahaha.
  5. Berikan instruksi yang spesifik. Perintah seperti, “Rapikan tempat tidur” itu tidak begitu jelas dan dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Sebaliknya, kalimat eksplisit seperti, “Atur bantal di ujung sini (sambil menunjuk). Guling sebelah sini. Ujung sprei dimasukan seperti ini ya (beri contoh jika belum tahu).” Kalau masih salah tafsir lagi, itu salah kitaaaa bukan bocah-bocah unyu ituuu. Coba deh cari kalimat yang lebih cocok dan sederhana.
  6. Step-By-Step. Pertama, tunjukkan kepada mereka bagaimana melakukan tugas langkah demi langkah. Selanjutnya, ajak anak membantu kita melakukannya. Kemudian, biarkan anak melakukan tugas dalam pengawasan kita. Setelah anak menguasai skill yang dibutuhkan, yup, mereka bisa melakukannya secara mandiri. Tanpa disuruh. Serius!
  7. Berikan reward (dengan sangat hati-hati). Mengapa hati-hati? Karena anak harus menyadari bahwa mereka melakukan hal ini untuk masa depan mereka. Jadi, sebisa mungkin jangan berikan uang untuk hal-hal seperti ini. Adapun reward yang saya maksud adalah sesuatu yang sederhana. Sesederhana boleh memilih satu jenis jajanan di minimarket. Jika melibatkan uang, dikhawatirkan bahwa hal itu akan menjadi fokus mereka. Padahal melakukan pekerjaan rumah tangga adalah bagian dari pendidikan tanggung jawab dan tentang belajar mengenai tugas rumah tangga. Memang benar, anak-anak perlu belajar bagaimana mendapatkan uang, tetapi tidak dengan melakukan tugas-tugas yang seharusnya mereka lakukan. Anak-anak bisa ‘mendapatkan’ uang dari hal-hal lain di luar ‘pekerjaan wajib’, seperti membersihkan halaman tetangga, membersihkan mobil kantor ayahnya merawat kucing peliharaan saudara yang bepergian ke luar kota, menjual slime buatan sendiri, atau semacamnya. Karena jika dibiasakan, semakin besar anak yang diberi upah akan menjadi semakin kurang termotivasi oleh uang dan hanya memilih untuk tidak melakukannya.

Begitu ceritanya. Dan, apakah kami masih melakukan pola ini dalam kehidupan homeschooling kami? Tentu saja. Sampai saat inikami masih menikmatina (emaknya terutama hehehehe). Semoga kita semua terus dimudahkan membimbing anak bertanggung jawab baik melalui ngepel bersama atau apapun itu namanya yaaa. Semangat! ^_^

Homeschooling, Homeschooling Starter Kit

KENAPA HARUS HOMESCHOOLING?

Posting ini merupakan resume Kuliah WhatsApp Grup Parenting United pada hari Kamis, 10 november 2016. Semoga Bermanfaat. ^_^

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

KENAPA HARUS HOMESCHOOLING?

Mierza Miranti | klastulistiwa.com

Moderator : Bunda Iis
Comoderator : Bunda Tiena
Peresume : Rizki

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Jawabannya ada pada pertanyaan itu sendiri.

Lho, kok? -_-

Lha iya.. pastikan dulu “Kenapa harus Homeschooling (HS)?”

Apakah ini adalah pilihan sadar setelah mencari ilmu dan istikharah, terpaksa, diminta, ikutan, atau melarikan diri dari sesuatu? Siapkah dengan konsekuensinya, termasuk bertemu 24 jam sehari? Sudahkah siap jika ada masalah? Ayahnya ikut nyemplung atau malah ga setuju?

Kalau masalah-masalah basic ‘Kenapa harus HS’ ini telah terjawab, insyaAllah masalah teknis dari metode sampai ijazah akan dapat jawabannya.

* * *

Lalu, kenapa kami pilih Homeschooling?

Jawaban kami… untuk mencapai visi-misi keluarga :

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭﺍً
“ Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (QS. At-Tahrim ayat 6).

Homeschooling adalah ikhtiar yang kami rasa lebih mudah karena hampir semua kami lakukan sendiri. Dari memilih materi, alat, guru, sampai evaluasi.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

💕 Assalamu’alaikum bu Mierza 😊

💝 Wa’alaikum salaam warahmatullahi wabarakatuh. 😃
Salam kenal bu Iis

💕 Salam kenal juga bu Mierza..
Terima kasih atas kesediaannya mengisi kulwap di group PU ini ya bu Mierza😊

💝Sama-sama. 😊

💕Sebelum masuk ke pertanyaan boleh sedikit bercerita tentang perjalan homeschoolingnya bu Mierza..
Dengan anak 3 semuanya homeschooling kah bu?

💕 Versi pendek ya. 😅
Baik. Saya baru memulai HS setahun ini. Meski impian itu sudah sempat saya tulis di Jakarta Post 8 th yang lalu, tapi baru menyadari tahun lalu. Anak pertama saya sempat sekolah 2 th. Lalu, kami memutuskan HS, karena ingin saja. Dari sisi kami karena kami cukup perfectionist, di sisi anak karena dia ga rela ibunya mengajar orang lain. Tidak ada masalah yang melatar belakangi. HS ini sudah jadi keputusan kami setelah istikharah.  (Note: anak kedua dan ketiga masih ‘main’)
Perjalanannya naik turun tentu saja. Tidak ada yang mudah, tapi tantangan-tantangan itu kami lalui bersama, hingga alhamdulillah kami masih ingin HS setelah melihat hasilnya. 😊
Ketika menyekolahkan, ada beberapa ‘idealisme pengasuhan’ yg harus dikorbankan. Disesesuaikan dengan ekspektasi dan kondisi lembaga, ortu lain, media, dll.

🌱🌱🌱🌱 Tanya jawab 🌱🌱🌱🌱

1 Assalamu’alaikum bu Mierza..
Untuk pendidikan anak-anak saya (6th dan 4th) saya ingin menerapkan HS karena khawatir dengan penyimpangan perilaku anak-anak jaman sekarang. Harapan saya, dengan HS akan bisa meminimalisasi pengaruh negatif dari perilaku menyimpang yang sekarang ini sedang marak di Indonesia..
Cuma…ada beberapa teman saya berpendapat bahwa HS akan membuat anak “steril”.. Dan itu tidak baik untuk perkembangan sosialisasi anak..apakah benar demikian? #lila
☑ Wa’alaikum salaam warahmatullah, mba Lila. Steril? Bisa jadi. Bukankah orang tua diminta memilihkan teman yang baik untuk anak-anaknya? Agar anak-anak terpercik minyak wangi, bukan bau dari pandai besi? Jika pertanyaan klasik seperti ‘tidak ada teman’, mari kita kembalikan makna teman. Di sekolah, anak di’kelas’kan, diberi strata. Apakah mereka dibekali dengan ilmu berteman lintas kelas? Apakah guru selalu ada untuk mendampingi agar anak-ank tahu adab berteman? HS-er bisa berteman tidak hanya dengan teman sekelas, tapi sekelurahan.. yang terpilih. 😄

2 1. Bu, pembuatan kurikulum HS apakah bisa dilakukan sendri berdasarkan visi misi keluarga?
2. Terkait masalah sosialiasi anak yang mengikuti HS, sering dikhawatirkan akan ada efek kurangnya nilai sosial dan sosialiasi pada diri anak, sehingga anak menjadi tidak peka terhadap lingkungan, padahal dia bisa bermain dengan tetangga. Mohon tanggapnnya? #Shabrina_PU Jatim
☑1. Bisa.
2. Sekolah yang dibatasi dinding tinggi, diberi jadwal untuk berada dengan anak ‘1 level’ selama itu… bisakah membuat anak peka? Kalau dari pengalaman pribadi, anak saya sangat pemalu dan dilabel pasif meski jadi kesayangan guru dan ranking 1. Tapi pulang sekolah, semua adab yang saya ajarkan luntur. Tas dilempar, adiknya nangis dibiarkan. Alhamdulillah… setahun ini Allah mudahkan untuk membuka hatinya.. dia jadi lebih peka dengan kondisi sekitar dan terakhir memilih untuk membagikan ilmu bahasa Arab dengan menjadi guru bagi teman2nya.

3
3.السلام عليكم ورحمةالله وبركاته bu mierza ,
Saya mau bertanya , apakah HS yang bu mierza jalankan pakai kurikulum? Kalau boleh apa yang ibu ajarkan ke anak-anak? Apakah ada pelajaran sekolahnya? Atau fokus ke minat dan bakat anak? Trus, untuk nanti ujiannya bagaimana proses ngurusnya? Karena saya dengar sekarang kalau anak anak yang HS, apabila mau ujian UN, harus ada NISNnya. Maaf kalau pertanyaannya banyak. Syukran ibu 😊 Wassalam #ummujihad
☑Wa’alaikum salaam warahmatullahi wabarakatuh. Salam kenal, Ummu Jihad. ‘Kurikulum’ saya berdasarkan visi misi keluarga tadi ‘qu anfusakum wa ahlikum naaro’. Jadi, saya tempatkan tauhid dan ilmu diin pertama kali. Duduk di majelis-majelis ilmu. Memastikan konten-konten pelajaran sesuai Quran dan Sunnah, sambil membantu anak menemukan bakatnya. Saya lebih cenderung menempatkan bakat di urutan berikut setelah ilmu diin. Karena bakat itu harusnya membantu dia terhindar dari api neraka, bukan mendekatinya. Apalagi dengan menganggap ‘bakat’ lebih penting lalu melupakan tujuan awalnya sebagai muslim. Jangan sampai begitu. Contoh, mengejar bakat sampai melupakan shalat, pergi shafar sendirian (kalau perempuan) demi mengejar ‘ilmu’, menyepelekan ilmu wajib yang harusnya diketahuinya lebih dulu. Na’udzubillahi min dzalik. Semoga keluarga kita semua dijauhkan dari hal-hal ini.

Wa fiik barakallahu. Oh, afwan. 😅 Untuk NISN, bisa didapatkan dengan ikut PKBM yang terdaftar. Bisa dicek di http://bindikmas.kemdikbud.go.id/nilem/ Bun
Ada juga opsi sekolah payung.. tp saya ga berani sarankan karena sama aja artinya anak2 terjejal pelajaran2

4Assalamualaikum bu Mierza..
Ada kah panduan atau rule yang bisa dipegang untuk ber-HS?
Anak saya baru 15 bulan..
Saya mau mempersiapkan sedini mungkin tentang HS jadi nanti kalau sudah saatnya saya tidak bingung lagi..
#rizkina
☑ Masih main bu. Insya Allah masih lama ya. Boleh intip-intip ke sini untuk persiapan.

5 Assalamu’alaikum bu Mierza Miranti, saya mau bertanya:
1. Apa kelebihan & kekurangan dr homeschooling?
2. Bagaimana jika nantinya anak merasa bosan dengan homeschooling?
#debby_PU jatim
☑Wa ‘alaikum salaam warahmatullahi wabarakatuh.
1. Kelebihannya banyak. Salah satunya bisa memilih materi, lingkungan, dan guru. Kekurangannya, orang tua bisa jadi lebih lelah, baik dalam mengeksekusinya, atau menghadapi arus yang berlawanan.

2. Belum tahu karena belum terjadi 😅

6Assalaamu’alaikum…bu sy mau tanya…bagaimana bu Mirza melaksanakan HS tiap harinya? Apakah ada jadwal jam sekian sampai sekian..atau kah tidak terjadwalkan? Jadi selama ada kesempatan ya belajar selama seharian itu ato bgaimana? #habibah
☑Saya tidak ada ‘jadwal mata pelajaran’ – hanya target. Anak-anak memilih 3 ilmu diin, 3 pelajaran, dan 3 pekerjaan rumah setiap harinya. Jika tercapai sebelum jam 2, insyaAllah diberi bintang yang jika tercapai (sejumlah tertentu) mendapatkan reward. Tapi jangan bayangkan yg hebat2 yaa..  reward-nya cukup jajan 1 macam di minimarket. 😄

Biasanya kalau anak2 ingin main cepet dapat waktu bermain, mereka bangun sebelum subuh untuk hafalan/ muraja’ah. Kenapa targetnya sampai jam 2? Karena saya juga harus kerja 😅

Saat ini anak-anak tahfiz dgn guru dua kali seminggu. Hafalan sehari2 di rumah dengan saya di cek kesempurnaannya oleh ustadzahnya. 😊

Saya pakai At Tuqo untuk ilmu diin, untuk materi saya ambil pokoknya saja. Disesuaikan. 😄

7. Saya punya murid dulu SD-nya HS, sekarang sekolah boarding. Saya lihat perkembangannya luar biasa susahnya Bu ketika ia melewati 2 keadaan yang berbeda. Di boarding dia susah penyesuaian dan dia mengaku lebih nyaman HS karena bisa memilih teman yang dia suka saja, tidak suka keramaian, sering cekcok dengan teman yang tidak disuka. Nah pertanyaan saya, prinsip dan pola pikirnya seperti itu masih bisa diubah atau menetap dan bagaimana supaya mengarahkan pikiran dia agar tidak terlalu terpaku dnegan tidak cinta sosial#
Apri

☑Salam, Bu Apri. Tergantung pendampingan, Bu. Jika fasilitator/ guru/ musyrif hingga sistem sekolah mampu menyampaikan dan mendidik mengenai adab berteman, insyaAllah bisa. Bukankah lembaga sebaiknya siap menerima input apapun (karena sudah diterima kan anaknya) dan mengolahnya agar menjadi output sesuai visi misi lembaga? Kesamaan pesantren dan HS adalah minimnya campur tangan orang tua lain, sehingga seharusnya lebih mudah mendidik masalah sosialisasi. Ini berdasarkan pengalaman aja sih waktu mengajar di boarding school. 😊

💕Alhamdulillah. Jazakillahu khairan Ceu Mir atas sharing2 ilmu perHSannya. Sedikit banyak membuka mata sudut pandang lain bagi kami.

Cepat skali ya waktu.pertanyaan msh antri 😂
Semoga ilmu dan informasi-informasi yang Ceumir share dpt bermanfaat buat teman-teman ibu-ibu ketje di grup ini yang ingin dan sedang menerapkan HS bg putra/inya.

💝 Wa jazzakumullaahu khairan katsira semua. Mohon maaf jika ada kata2 yang salah. Terima kasih atas kesempatannya berkenalan dengan ibu-ibu ketje pembelajar hebat. MasyaAllah banget deh pertanyaannya 😅🙏🏻

💕Sebelum kami akhiri, ada yg ingin disampaikan ceumier sbgi penutup ?

💝Homeschooling itu ada loh. 😁 Salah satu pilihan, selain sekolah, yang harus diambil dengan istikharah dan dilalui dengan ilmu. Jadi? HS apa jangan niiih? Hehe.. jawabannya pilih sendiri ya. Selamat memilih. 😘

Batas MInimal Google
Parenting

Hindari Bahaya Predator Online Dengan Mengikuti Aturan (Google)

 If you are under 13 years of age, then please do not use the Service. There are lots of other great web sites for you. Talk to your parents about what sites are appropriate for you.

Itulah kalimat yang dapat ditemukan pada laman Terms of Service (ToS) Youtube ini. Dan ToS ini pun berlaku pada beberapa layanan generik Google lainnya, seperti Blogspot, Google, dan Gmail. Intinya, jika anak kita masih berusia di bawah 13 tahun, maka kita harus mencari alternatif layanan yang ramah anak. Bukankah kita sudah teredukasi dengan baik (setidaknya melalui dunia maya) bahwa ada yang disebut dengan bahaya predator online?

Bahkan National Geographic  dalam link ini pun menyebutkan bahwa anak-anak Indonesia sangat rawan diburu predator seks dunia maya. Lalu, bagaimana jika terlanjur? Nahhh, simak terus artikel ini untuk mendapatkan jawabannya, ya. ^_^

Bahaya Predator Online Itu Ada

Oke, sebelum membahas tentang bahaya predator online, kita cari tahu dulu definisi predator online. Manusia jenis ini yang pasti bukan mahluk unyu, melainkan manusia berbahaya dan harus dihindari.

Apa Itu Predator Online?

Banyak definisi yang bisa kita temukan di internet. Salah satunya dari situs iPredator yang mendefinisikan manusia jenis ini sebagai mahluk yang memanfaatkan anak kecil hingga orang dewasa untuk dimanfaatkan secara seksual atau tujuan buruk lainnya. Predator online memiliki banyak cara untuk menarik calon korban dan memanfaatkan kelengahan mereka. Biasanya, korban yang tidak menyadarinya saking ‘baiknya’ profil yang ditampilkan. Biasanya akun-akun yang dipakai adalah akun palsu karena memang dibuat untuk tujuan yang tidak baik.

Apa Itu Predator Online?

Banyak definisi yang bisa kita temukan di internet. Salah satunya dari situs iPredator yang mendefinisikan manusia jenis ini sebagai mahluk yang memanfaatkan anak kecil hingga orang dewasa untuk dimanfaatkan secara seksual atau tujuan lainnya. Predator online memiliki banyak cara untuk menarik calon korban, tapi korban yang lengah tentu tidak menyadarinya saking ‘baiknya’ profil yang ditampilkan. Biasanya akun-akun yang dibuat adalah akun palsu karena memang dibuat untuk tujuan yang tidak baik.

Serigala Berbulu Domba

Masih ingat peribahasa ‘Serigala berbulu domba’? Nah, peribahasa ini cocok sekali menggambarkan predator online yang terkadang disebut juga sebagai predator seksual, cyber predator, atau predator internet.

Tahukah Anda? Ternyata jumlah data korban kejahatan melalui internet yang melapor dan terdeteksi itu hanya berupa fenomena gunung es. Artinya, kasus-kasus kejahatan yang diakibatkan oleh mahluk-mahluk ini sangat banyaaaaak dan harus diwaspadai, terutama oleh orang tua. Di Indonesia, terutama, keberadaan predator online sangat sulit dilacak karena memang membuat akun palsu di media sosial dan mengganti-ganti no telfon itu sangat mudah – bahkan murah. Tentunya, mencegah predator ‘memasuki rumah’ kita menjadi solusi terbaik – well, setidaknya bagi kami.

Batas MInimal Google

Better Late Than Early

Ini personal preference lho yaaaa. Alasannya? Karena, perjalanan hidup anak kecil hingga dewasa itu kan puanjaaang, insyaAllah. Kegiatan anak melalui internet seperti jadi Yutuber asik, endorser terkenal, online marketter kaya, atau bisa segala macam melalui internet itu ternyata belum tentu mendatangkan manfaat bagi dirinya. Apalagi jika menggunakan platform yang tidak sesuai umur. Jika memang suatu layanan, rumah, tempat, acara, benda, atau apapun itu memang menyasar usia di atas 13 tahun, ya nurut dan kreatif aja. Kan, buat kebaikan anak-anak kita jugaaa. Jika memang passion-nya di bidang itu, ya akan ketemu jalannya. Pasti ada alasan dibaliknya, kok. Baca agreement-nya dan cari alternatif yang aman. Pilihlah layanan-layanan yang aman dan khusus dibuat untuk anak-anak, misalnya YouTube Kids atau apa saja yang tidak mengsyaratkan umur. 

Tapi, Anakku Sudah Terlanjur Punya. Gimana, dong?

Nah, yang pertama harus kita lakukan ya menerima dengan ikhlas dulu yaaa. Kata-kata “Tapi kaaaaan…” disimpen dulu di lemari. Setelah terima, kita bisa mulai dengan beberapa step seperti:

  1. Ngobrol. Nah, iya.. anak-anak juga manusia kaaan. Mereka pastinya ingin tahu kenapa tetiba orang tuanya berubah pikiran. Dari yang memperbolehkan akses Youtube sendiri tanpa pengawasan, sekarang kok manteng di sebelahnya? Utarakan bahwa kita melakukan ini agar mereka tetap aman. Karena kita sayang.
  2. Hapus akun anak. Disini kita juga mengajarkan kejujuran dan ketaatan terhadap aturan. Oh iya, sebisa mungkin anak-anak melihat atau malah melakukannya sendiri ya untuk pembelajaran semua. Iya, semua: ibu dan ayahnya juga. Biar ga terlalu nelangsa, mungkin beberapa hal penting, seperti unggahan, file, foto,  video, atau aplikasi yang terhubung dengan akun anak dicatat, lalu dialihkan ke akun orang tua.
  3. Buat perjanjian baru penggunaan internet aman di rumah. Memang membesarkan anak untuk bisa membuat pilihan-pilihan sehat memang susah-susah gampang yaaaa. Tapi, bukannya tidak mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mengakomodir kemampuannya untuk menepati amanah. Karena itu, sebisa mungkin, buka dialog agar anak benar-benar paham alasannya.
  4. Gunakan akun orangtua. Ketika ada kondisi-kondisi yang mengharuskan anak menggunakan layanan 13+, seperti tugas sekolah misalnya, dampingi sepenuhnya. Bukankah apa yang mereka lihat, baca, dengar adalah amanah dan tanggung jawab kita? Internet itu seperti dua mata pisau. Pendampingan yang tepat bisa membantu anak untuk membuat pilihan sehat nantinya, insyaAllah.
  5. Download video, file, gambar, dokumen, atau apapun untuk digunakan secara offline. Untuk video, kita bisa menggunakan keepvid.com atau aplikasi tubemate untuk Android.
  6. Terakhir dan terpenting: Apresiasi anak jika ia telah menepati janjinya untuk menjalani internet sehat sesuai aturan. Because indeed, the reward is supposed to go beyond the punishment, isn’t it? 😉

Semoga anak-anak kita terus Allah jaga agar tetap aman dan tetap mendapatkan manfaat dari berselancar di dunia maya.

Parenting

Persiapan Agar Anak Anteng di Majelis Ilmu

Mengajak anak ke majelis ilmu terkadang masih terasa horor bagi sebagian orangtua. Padahal sebenarnya, anak-anak punya kemampuan untuk bersikap dengan baik di tempat kajian kok. Hanya memang, perlu persiapan ekstra sebelum dan saat kajian berlangsung agar anak anteng. Simak di artikel ini yaaa, setelah curhat berikut. ^_^

‘Agar Anak Anteng’ Itu Tujuan yang Bisa Tercapai, InsyaAllah

Tapi Hati-Hati Dengan Label

Mungkin sebagai orang tua, kita sering tidak sadar melabel atau under-estimate kemampuan anak. Belum apa-apa, kita sudah berkata:

“Kalau anak saya sih ga bisa diem.”

Dan, yang lebih sedih…

“Anak saya sih nakal. Gak mungkin bisa anteng.”

Oh my… 😦 Be careful, parents. Our words are our prayers. Dulu saya sering ‘disumpahin’ ketika anak ketiga saya yang laki-laki itu lahir. Belum juga bisa jalan, sudah kena label:

“Namanya juga anak lanang.”

Terkadang ditambahkan…

“Naaah.. dapet anak laki deh. Ga mungkin bisa diem.” -____-

Seriously, Pak/ Bu. Mosok yo anak saya disumpahin gituuuu. Huhuuuuu…. Tapi, ya sudahlah. Karena saya memang baru merasakan punya anak laki-laki, saya senyum dan berdoa ajalah agar Allah mudahkan.

Agar Anak Anteng di Tempat Umum

Tempat kajian tempat umum juga kan yaaa. Nah, seperti anak-anak perempuan saya, saya persiapkan segala hal juga untuk anak laki-laki tercinta seperti yang saya pernah posting di sini . Tapi saya modifikasi sedikit, setelah beberapa penguatan dan masukan dari teman-teman serta ustadz/ ustadzah yang concern dengan pendidikan anak. Berikut hal-hal yang saya persiapkan sebelum datang ke kajian:

1. Tanyakan panitia apakah boleh membawa anak dan aturannya.

Bahagianyaaa kalau memang disediakan Children Corner. Ada juga situasi dimana panitia mengijinkan membawa anak  tapi dengan catatan ‘harus dijaga agar tidak mengganggu jamaah lain’. Nah, kalau yang begini berarti kita harus amanah. Tapi, jangan baper juga kalau ternyata panitia tidak mengijinkan. Anak-anak harus dijaga kehormatannya dan kita harus mendidik juga adab menjadi tamu yang baik melalu cara kita merespon aturan dari panitia. Jadi, clear ya.

2. Buat Perjanjian Sebelumnya Disertai Reward

Eit… tapi bukan buat menakut-nakuti lho yaaaa. Di tahap ini kita memberikan anak kesempatan untuk mengkomunikasikananak kebutuhan kita. Iyaaa… kebutuhan kita mengapa perlu hadir di tempat itu. Utarakan manfaat duduk di majelis ilmu dan bagaimana kita sangat bersyukur kalau bisa fokus sepenuhnya di majelis itu. Saya pribadi memberikan imbalan jika anak sukses duduk anteng di kajian. Jangan bayangkan reward seperti gadget lho yaaa. Cukup jajan satu macam kue, buah, atau minuman sehat sepulang dari sana, karena memang sehari-hari mereka tidak dibiasakan jajan. Kok, imbalan? Sogokan dong? Hlaah.. kan kiiiita yang perlu. Dan mereka sebenarnya punya hak untuk tidak ikut kaaan? Jadi wajar (menurut saya) jika kita berterima kasih dengan level pikir konkret yang mereka tahu: hadiah.

3. Persiapkan Cemilan dan Quiet Activities

Anak yang kenyang adalah anak yang bahagia! Well, setidaknya mereka tidak meraung kelaparan di tempat yang menuntut mereka untuk duduk sesuai tuntutan orang dewasa. Siapkan cemilan sehat dan sebisa mungkin jangan yang berkemasan. Ini supaya anak-anak ga heboh aja kresek-kresek terus tanya “Sampahnya dibuang kemana, Umi?”  yang akhirnya mempengaruhi attention span mereka. Plus, siapkan quiet activities yang mereka suka. Kalau anak-anak saya sukanya bawa mewarnai, gunting-tempel, balok (tapi bawa beberapa aja ya), puzzle, dan tablet yang sudah diisi video edukasi tanpa suara (we don’t do games ^_^).

4. Datang Lebih Awal

Buat apa? Ya, mencari posisi yang nyaman untuk anak dan dekat pintu keluar – tapi tidak menghalangi orang yang lalu lalang. Nah kan, banyak syarat lokasinya. Maka dari itu, bisa memiliki posisi yang nyaman itu penting banget. Oh iya, tambahan satu lagi mengenai posisi: pastikan dekat tembok. Hehehe. Kenapa dekat tembok? Soalnya, bisa aja terjadi satu situasi dimana kita harus meninggalkan barang-barang yang dibawa untuk menenangkan anak kita keluar. Ingat lho, kita kan harus mendidik anak menghormati hak orang lain yang datang ke kajian sekaligus menyelamatkan kehormatannya. Nah, ini berhubungan dengan poin berikutnya.

5. Siapkan Kesehatan dan Tangan yang Kuat

Bu Mierza, beneran? Buat apa? -___-“

Serius lhooo… kan kita harus siap di segala kondisi kan yaaaa. Kalau tetiba kita lihat anak kita mulai ancang-ancang menangis.. HAP… langsung gendong ke luar. Jangan tunggu sampai nangis kejeer! Perhatikan sinyal-sinyal yang diberikan anak. Setelah dia siap, masuk lagi. Mau nangis lagi? Keluar, HAP.. gendong ke luar, tenangkan, buat perjanjian, dan masuk lagi.

Kalau terjadi ketiga kalinya gimanaaaaa? Boleh lakukan ritual itu lagi atau pulang. Sangat situasional.. kan Ibu/ ayah yang tahu si anak tho? Sekuatnya ajaaa. Kalau kita punya barang-barang di dalam, yaaa.. tunggu sampai kajian selesai. Sampaikan kepada anak bahwa kita paham kalau dia ngerasa gak nyaman. Jangan dimarahi apalagi dibuat trauma. Tarik bibir dan senyuuuum.. bilang “Nanti kita coba lagi yaaaa.” Tetap tanamkan rasa cinta terhadap ruang-ruang ilmu.

Kalau anak berhasil anteng, meski setengah atau malah seperempat waktu kajian.. jangan lupaaaa apresiasi yaaa. Ini penting banget untuk membuat merasa mampu mengendalikan diri. Kalau masih belum berhasil, coba terus dan mohon kemudahan kepada Allah. Ingat.. jangan batasi kemampuan kita dan anak-anak. Bismillah.

Allah is the One who can make the impossible happen, rite? 😉

Jadi… yuuuuk, kita biasakan mendudukan anak di majelis-majelis ilmu.

Homeschooling

[VLOG WITH PRINTABLES] Learn Arabic with Jenna

Alhamdulillah…

Mosqueschooling

Senangnyaa Jenna mendapat kesempatan mempraktikan salah satu cita-citanya – MENJADI GURU – dalam kegiatan Mosqueschooling yang diadakan bersama komunitas HomeSchooling Keluarga Muslim.

arabic-class-with-jennaSungguh perjalanan belajar di rumah kami sangat dimudahkan Allah. Siapa sangka, anak yang berulang disebut gurunya sebagai anak yang pasif, lambat, dan terlalu memperhatikan teman sehingga membuat tugasnya sering jadi PR ini dimudahkan Allah untuk membalik keadaan dalam waktu 1 tahun. Ya. Satu tahun – masyaAllah! Dan tidak tanggung-tanggung. Jenna mengajar lebih dari 30 anak selama lebih dari 30 menit. Bisa jadi ini adalah doa guru-gurunya yang dulu juga.. jazzakumullah khairan sudah sabar dengan Jenna yaaaaa. ^___^

baliknya-cover-arabic-with-jenna-mosqueschooling-24-okt-2016Semua persiapan, dari mulai modul, alat peraga, sampai hadiah – semua Jenna yang siapkan sendiri. Itu pun latihan mengajarnya dilakukan sehari sebelumnya, karena ia lebih memilih main setelah belajar seperti biasa. Semoga ilmumu berkah ya, Nak. Barakallaahu fiik.

Jangan lelah berbagi. Ilmu dan semua yang kita dapatkan hari ini adalah pinjaman yang akan kita pertanggung jawabkan nanti. Silahkan unduh modulnya. Jangan kuatir, ini copyleft kok. Klik di sini untuk mengunduh dari Google drive. Feel free to share. ^_^

Foto keseruan lain saat Mosqueschooling ada di bawah ini. Jazzakumullah khairan ya Ummahat untuk ilmu dan ukhuwah ini. ^___^

science-4-krucils
Science 4 Krucils
blogging-wa-potlak
Blogging while Having Potluck

 

Alhamdulillah…

Mosqueschooling

Senangnyaa Jenna dapat kesempatan mempraktikan salah satu cita-citanya – MENJADI GURU – dalam kegiatan Mosqueschooling yang diadakan bersama komunitas HomesSchooling Keluarga Muslim.

arabic-class-with-jennaPerjalanan belajar di rumah kami sungguh sangat dimudahkan Allah. Siapa sangka, anak yang pernah dianggap pasif, lambat, dan terlalu memperhatikan teman sehingga membuat tugasnya sering jadi PR ini dimudahkan Allah untuk membalik keadaan dalam waktu 1 tahun. Ya. Satu tahun – masyaAllah! Dan tidak tanggung-tanggung. Jenna mengajar lebih dari 30 anak selama lebih dari 30 menit.

Semua persiapan, dari mulai modul, alat peraga, sampai hadiah – semua Jenna yang siapkan sendiri. Itu pun latihan mengajarnya dilakukan sehari sebelumnya, karena ia lebih memilih main setelah belajar seperti biasa. Semoga ilmumu berkah ya, Nak. Barakallaahu fiik.

Jangan lelah berbagi. Ilmu dan semua yang kita dapatkanbaliknya-cover-arabic-with-jenna-mosqueschooling-24-okt-2016 hari ini adalah pinjaman yang akan kita pertanggung jawabkan nanti. Silahkan unduh modulnya. Jangan kuatir, ini copyleft kok. Feel free to share. ^_^

Foto keseruan lain saat Mosqueschooling ada di bawah ini. Jazzakumullah khairan untuk ilmu dan ukhuwah ini. ^___^

kurikulum homeschooling
Homeschooling

[PRINTABLE] ‘Baiti’ – An Arabic Comic by Jenna

Alhamdulillah…

Akhirnya selesai juga komik ‘Baiti’ ini. Sebenarnya, komik ini adalah ujian Bahasa Arab Jenna untuk tema ‘rumah’.  Pembelajaran menggunakan flashcard dari BISA.

kurikulum homeschooling

Alasannya? Karena portable aja bisa dibawa-bawa dan berwarna-warni. Kurikulum homeschooling kami yang fleksibel memungkinkannya – karena belum ketemu gurunya juga. ^_^

Komik yang gambar mahluknya tidak sempurna ini bisa juga diunduh dalam bentuk pdf di sini selain tampilan slideshare di bawah ini:

Anak sakit saat liburan
Parenting

Tips Agar Liburan Tetep Seru Meski Anak Sakit

Sumber gambar: adalawblog.com
Sumber: adalawblog.com

Baju, lengkap. Mainan, sudah.

Bacaan, siap. Toilettries, oke.

Anak, sakit. Eh… Sebentar…

Apaaaa? Saaakiiiit? Batal liburan dong?

Hmmm… Mungkin kita bisa batalkan liburan kalau anak sakit sebelum berangkat. Tapi, terkadang ada situasi dimana kita tidak mungkin membatalkan atau ternyata anak sakit saat dalam perjalanan. Jadi, bagaimana?

Tenang, Ibu-Ibu.

#Tring! Saya punya tips dan perkakas yang Ibu butuhkan saat anak sakit panas, demam, flu, atau sakit ringan saat berlibur. Salah satunya adalah menyediakan Tempra cepat menurunkan demam. Salah dua dan seterusnya bisa disimak dalam tips tetap bahagia saat liburan meski anak sakit di bawah ini:

1. Menghadapi Kenyataan Bahwa Anak Sakit

Hadeeeeeh…. serius, dong.

Yes, I am serious. #kibasjilbab

Sumber: clipartbest.com
Sumber: clipartbest.com

Maksudnya, saat anak sakit, terima aja dulu. Bersyukur diuji dengan sakit dan JANGAN MENYALAHKAN SIAPAPUN (garis bawahi, tebalkan, dan tulis pake font bunga-bunga kalau perlu). Karena tidak ada manusia yang suka disalahkan, bukan? Dengan begini, insyaAllah, kita akan tenang dalam mengambil langkah selanjutnya.

2. Menganalisa Kondisi Anak

Jika anak kita tidak mengalami kecelakaan atau terjatuh, langkah pertama dalam menentukan pengobatan terbaik adalah mencari tahu apakah kita perlu langsung ke fasilitas kesehatan? Apakah ada di kota yang kita tuju? Atau, apakah anak kita bisa menunggu sampai pulang ke rumah untuk mendapatkan perawatan medis? Atau, apakah cukup dengan pengobatan dengan obat dan perawatan sendiri? Lalu, jika ternyata kita jauh dari puskesmas, klinik, atau rumah sakit, pertolongan pertama apa yang bisa kita berikan? Nah, untuk menjawab pertanyaan terakhir , mari kita lanjutkan ke poin berikutnya.

3. Pertolongan Pertama Saat Anak Sakit

Sumber: play.google.com
Sumber: play.google.com

Sebenarnya, ada benda-benda yang perlu disiapkan sebelum perjalanan agar bisa memberikan pertolongan pertama. Benda-benda standar ini harus ada di kotak P3K yang kita bawa. Cukup bawa versi mini agar portabel. Benda-benda tersebut adalah sarung tangan, masker, cairan antiseptik, kain kasa, perban, paracetamol seperti Tempra cepat menurunkan demam yang cepat bekerja di pusat panas dan aman, Iodin, dan kapas. Berbekal benda-benda tersebut , maka kita bisa melakukan beberapa hal berikut saat anak sakit:

  • Mencari pengkapan medis pribadi yang diperlukan yaitu beberapa obat ringan dan perlengkapan medis dari rumah. Pastikan semua ini mudah dijangkau, karena itu jangan ditaruh di bagasi.
  • Meningkatkan asupan cairan seperti air, jus, dan ASI (air susu ibu). Kalau kita berada di tempat yang banyak menyediakan air kelapa muda, maka kita akan sangat beruntung. Selain enak, kelapa muda sering membantu kami melewati beberapa sakit karena alergi hingga demam tinggi – tanpa obat.
  • Jika anak mengalami kesulitan bernapas di kendaraan, sediakan waslap (atau kalau tidak ada, kaus dalam atau kaus pendek bersih), tuangkan air di atasnya, dan biarkan anak bernapas dengan uap dingin. Atau jika sudah sampai ke penginapan atau rumah tujuan, sediakan air panas di kamar mandi. Lalu, tutup pintu dan duduk di dalam kamar mandi bersama anak.  Biarkan mereka menghirup udara hangat yang lembab.
  • Cari rumah makan yang menyediakan sop, soto, atau makanan berkaldu hangat! Kaldu membantu untuk mengeluarkan ingus dan memiliki banyak khasiat dalam melawan virus.
  • Jika menderita nyeri telinga, biasanya setelah naik pesawat, mintalah anak untuk minum sesuatu secara berkala selama turunnya pesawat untuk membantu meringankan tekanan telinga. Jika sakit telinga terjadi saat terjebak macet atau alergi, sediakan minum dan ingatkan terus.
  • Jika demam, periksa suhunya dan jika perlu berikan penurun panas seperti Tempracepat menurunkan demam paracetamol yang aman dan beerja langsung di pusat panas.

4. Cukup Istirahat dan Alihkan Perhatiannya

Liburan memang menyenangkan, tapi perjalanan menuju tempat liburan itu bisa jadi sangat berat ketika anak sakit. Kita bisa mengingatkan anak-anak tentang betapa menyenangkannya jika sudah sampai dan memintanya tidur selama perjalanan. Tapi, bagaimana jika anak sulit tidur?

Nah, kita bisa ajak dia bermain. Berikut ini beberapa ide permainan yang bisa membantu meringankan ‘deritanya’.

Sumber: boyslifeorg.com
Sumber: boyslifeorg.com
  • Bawa beberapa perlengkapan anti-bosan seperti adalah kertas, papan jalan, alat tulis, origami, slime, atau lilin mainan. Beberapa benda ini cukup berguna mengisi waktu saat perjalanan selain gadget.
  • Scavenger Hunt. Ini apa ya bahasa Indonesianya? Inti permainannya, meminta anak melihat keluar jendela untuk mencari sesuatu berdasarkan Misalkan, “Cari benda Ungu”, atau “Tunjuk anak kecil”, atau “Cari kata Rumah”.
  • Sebut atau Tulis Kata. Permainan ini bisa disesuaikan untuk berbagai level. Bisa hanya menyebutkan huruf yang ditemukan sampai mencari kata yang berawalan huruf tertentu.
  • Menyebutkan merek mobil. Bisa juga menambahkan dengan warna mobil untuk menambah tingkat kesulitan.
  • Cerita berantai. Mulailah dengan kalimat seperti, “Liana ingin makan pizza, lalu….”

Tidak ada satu pun orang tua yang ingin anaknya sakit saat liburan. Tapi, ya… kita tetap harus siap kalau itu terjadi. Semoga tips di atas membantu ya, setidaknya sampai kita mendapatkan bantuan medis profesional.

Selamat berlibur. ^_^


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho.
reward dan punishment dalam pendidikan islam
Homeschooling, My Reflection, Parenting

Reward and Punishment Dalam Islam(?)

Mungkin bapak-Ibu guru yang berkutat dalam bidang pendidikan atau orang tua yang sering melahap buku-buku pengasuhan anak sudah tidak asing dengan istilah  ‘reward and punishment’. Tapi, bagaimana dengan cara pendidikan anak dalam Islam? Apakah ada reward and punishment dalam Islam?

**Mierza Miranti ummu Abdillah – www.klastulistiwa.com**

 

Reward and Punishment Dalam Pendidikan Islam

Mari kita lihat sebuah hadits dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),  “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.”(HR. Bukhari no. 6855 dan Muslim no. 2751)

Lihatlah kalimat: “RAHMAT ALLAAH MENGALAHKAN MURKA-NYA”

Jika diperbandingkan teori yang dibuat manusia dengan apa yang diciptakan Allah, sangat terlihat ketimpangannya. Lihatlah kata ‘ganjaran-dan-hukuman’. Sangat satu-lawan-satu, bukan?

Bandingkan dengan frasa RAHMAT-MENGALAHKAN-MURKA’ yang diambil dari hadits di atas. Sungguh berbeda levelnya antara kasih sayang manusia kepada sesamanya, dibandingkan dengan Pencipta terhadap ciptaanNya.

MENGALAHKAN: The Reward GOES BEYOND the Punishment

Sungguh indah ajaran Islam jika benar-benar tercermin dalam adab seorang hamba terhadap Allah dan ciptaanNya. Betapa indahnya jika kita mampu menanamkan ini kepada anak-anak didik kita. Memahamkan bahwa rahmat Allah mendahului murkanya.

Menunjukkan kasih sayang kita lebih besar dari keinginan untuk menghukumnya memang tidak semudah menuliskannya. Sungguh… saya pun masih tertatih melakukannya. Hanya Allahlah sebaik-baiknya pelindung dari hati yang mudah dibolak-balik ini. Mari teruuus meminta hati ini agar dilembutkan. Karena contoh terbaik seharusnya berawal dari rumah.

Lalu bagaimana? Apa konkritnya? Mari mengambil apa yang dilakukan oleh Rasulullah dan generasi shalih setelahnya dalam menanamkan nilai yang indah ini. Apa sajakah itu?

1. Memberi Pujian

Lihatlah cara Rasulullah memuji Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhu. Dalam riwayat Tirmidzi dalam shahih Al Albani, beliau bersabda bahwa Abu Bakar dan Umar adalah pendengaran dan penglihatannya.

Begitu pula saat Rasulullah bertemu As’ad Abdul Aziz bersama suatu kaum dimana Ia ada bersama mereka . Rasulullah menyebutkan bahwa dalam dirinya terdapat akhlak yang dicintai Allah dan RasulNya, yaitu tidak tergesa-gesa. Lihatlah cara Rasulullah memuji, sangat SPESIFIK, TEPAT WAKTU, DAN APA ADANYA.

Pujian seperti, “Iiiih pinter,” mungkin baik, tapi dengan ucapan “MasyaAllah” atau “Barakallahu fiik” insyaAllah akan mengajarkan anak (dan kita sendiri) untuk menisbatkan setiiiiiiiiap kecerdasan kepada Allah. Every single thing! Akan lebih baik lagi jika spesifik pencapaiannya, misalkan ketika anak kita berhasil membereskan mainan tanpa diminta. Maka TEPAT WAKTUlah memuji dengan bersegera melakukannya. Katakan SPESIFIK dan APA ADANYA, dengan kata-kata seperti, “MasyaAllah, kamu yang bereskan itu semua Nak? Ummi bangga banget deh jadinya.”

Give them the reason. Itulah yang diajarkan Rasulullah melalui sabdanya.

2. Memberi Penghargaan Materi

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah pernah mendapatkan sutera sebagai hadiah. Lalu Rasulullah memberikan sutera tersebut kepada Umar sebagai meski bukan untuk dipakainya. Hadiah… Mari berikan anak-anak hadiah sebagai penghargaan atas pencapaian mereka.

Namun, ingatlah. Pendidikan Islam ini sangat holistik. Ketika kita memberi penghargaan materi, pastikan kita mengiringinya dengan tauhid. Ilmu ini insya Allah akan mengajarkan kita tetap zuhud dan menghindarkan dari hedonisme apalagi materialisme.

Saya di rumah berusaha keras menerapkan ini. Sulit? Jangan ditanya. Reward yang kami terapkan jangan dibayangkan seperti mainan mahal, apalagi gadget. Tapi cukup dengan menonton salah satu pilihan video edukasi (karena kami tidak punya TV) atau memasak dan membuat  sesuatu ketika mereka selesai target harian tepat waktu. Jika dalam satu minggu itu seluruh target bisa dicapai, maka anak-anak dapat memilih jajanan terpilih yang ada di warung (karena biasanya kudapan sangat saya atur) atau pergi bermain di taman kota/ jalan-jalan. Semua tidak mudah, karena shift dari apa yang telah terjadi dalam gaya hidup sebelumnya. Allah. Hanya Allahlah yang memudahkan semuanya.

3. Mendoakan Anak

Rasulullah mengingatkan kita dalam HR Muslim untuk mendoakan kebaikan, bukan kejelekan, kepada anak-anak kita. Namun, mampukah kita (saya) melakukannya di saat marah? Ah ya… ini juga PR terbesar saya pribadi.

Bukankah apa yang kita ucapkan dapat dikabulkan oleh Allah sesuai kehendakNya.? Takutkah kita (saya) ketika kata-kata yang buruk yang pernah diucapkan itu dikabulkan? Ah, semoga kita mampu menahan lisan ini untuk hanya mendoakan hal-hal yang baik untuk anak-anak kita.

4. Mengapresiasi Pertanyaan Anak-Anak

Allah berfirman dalam surat Abasa 1-10 dimana Allah menegur Rasulullah yang berpaling dari Ibnu Ummi Maktum yang ingin belajar saat Rasulullah berada bersama dengan tokoh-tokoh Quraisy. Karena merasa terganggu, Rasulullah memalingkan mukanya dari Ibnu Ummi Maktum.

Bayangkan,  seorang Ibnu Ummi Maktum datang meminta ilmu dan ditolak oleh Rasulullah.

Bayangkan, anak-anak datang ketika kita melakukan sesuatu.

Yes, it sounds familiar. Keingintahuan anak-anak adalah perbuatan baik yang akan mengantarkan pada kecerdasannya. Setiap kesabaran akan menambahkan ilmu, baik bagi anak-anak maupun kita sendiri. Sekali lagi ini tidak mudah. Tapi bukankah menanam bibit membutuhkan waktu hingga kita bisa memetik buahnya?

5. Mencarikan Teman yang Baik

Rasulullah bersabda, “Jika tidak karena hijrah, niscaya aku akan menjadi salah seorang Anshor.” (Muttafaqun Alaih).

Inilah yang menjadi dasar keputusan kami mengambil jalur HS. Bagaimana sosialisasinya? Kita bisa melakukannya dengan mengunjungi rumah teman-teman Muslim atau mencari komunitas yang berisi orang tua yang berjalan di atas ajaran Islam yang haq. Berusaha mencari percikan minyak wangi insyaAllah akan menjaga mereka menjalani masa mudanya, yang nanti akan Allah tanya untuk apa ia habiskan.

6. Memberi Nasihat yang Baik

Apa yang akan kita katakan ketika ada pemuda yang sangat kita kenal, saudara misalnya, datang dan berkata kalau ia ingin berzinah. Itulah yang terjadi dengan Rasulullah. Pertanyaan yang ‘nggak sopan’ dari pemuda itu (yang membuat sahabat di sekitar Nabi menjadi marah) malah berbuah nasihat dan analogi. Begitu pula dengan seorang sahabat yang datang meminta nasihat. Dikatakan kepadanya, “Jangan kamu marah.”

Sungguh wasiat akan dapat membuka jalan kebaikan, terutama kepada penerus masa depan dan pembela agama ini. Setiap kemarahan hanya akan menumbuhkan amarah. Setiap wasiat akan mendatangkan kebajikan.

Betapa indah sifat rahmat Allah ini jika dapat tertanam dalam hati anak-anak kita. Dengan mengenalnya, insya Allah akan ada pengaruh besar pada diri anak-anak tercinta untuk menggapai rahmat-Nya yang sesungguhnya. Allah ta’ala berfirman dalam QS. Al-A’raaf: 56 bahwa rahmat Allah dekat dengan orang-orang yang berbuat ihsan.

Bukankah melihat anak berbuat ihsan atau baik, kepada sesama, dan terutama kepada Rabbnya adalah hal yang kita inginkan? Bismillah. Semoga Allah memudahkan kita melakukannya. SEMANGKAA! SEMANGat Karena Alla Azza wa Jalla. ^_^


Catatan ini adalah murajaah dan refleksi dari seorang Ibu penyelenggara Pendidikan Berbasis Keluarga (PBK/ Homeschooling) yang sebagian besar isinya mengambil dari kajian kitab Al-Jâmi’ fi Ahkâm wa Âdâb Ash-Shibyan karangan Abu ‘Abdillah ‘Âdil bin Abdillâh Âlu Hamdân Al-Ghâmidi – tepatnya pada Bab Tambahan 3. Jadi, insyaAllah, isi kitab tersebut tidak dipelajari sendiri secara otodidak, melainkan melalui ahli ilmu, sebagaimana seharusnya ilmu diin itu dipelajari.

 

Hajj Activities for Kids, Homeschooling

Kegiatan Homeschooling Menjelang Idul Adha

Kegiatan homeschooling ini didapatkan dari http://themuslimahguide.com yaaa.. bukan buatan sendiri. Alasannya, karena saya emak2 praktis (dan males – uhuk) . Agak mikir dikit aja diterjemahkan jadi bahasa Indonesia. Mari simpen biar nggak terkubur di linimasa. Akhirul kata: smeoga bisa eksekusiiiiii. ^_^

aktifitas homeschooling sebelum idul adha
Sumber: http://pilgrimagetomecca.org

 

Sumber: HUGE List of Hajj Resources for Kids


Hajj lap-books and activity books:

 

Video Tentang Haji:

 

Virtual Hajj:

 

Kosakata Haji:

 

Peta dan Infografis Haji  (Visual)

 

Bacaan Tentang Haji:

 

  •  (An Umrah book) Ammaar in Makkah by Dar-us-Salam Research Division (dikisahkan oleh anak yang berumrah – 8+)

 

 

Mewarnaiii ^____^ Yaaaay:

 

Kuiiiiiis:

 

Bikin-Bikin: 

Apalah-apalaaaah:

  • Bermain peran jadi agen travel (memperkirakan berapa banyak biaya untuk pergi melakukan haji)
  • Bermain peran menjadi pemandu wisata di Mekah (menunjukkan semua tempat yang dikunjungi
  • Main isi2an koper mengenai apa yang harus dipersiapkan kalau pergi haji
  • Membuat buku doa untuk haji
  • Talbiyya
  • Menyalin ayat Qur’an tentang haji
  • Bermain Peran berhaji (apa namanya yaaa? lupa)
  • Berburu harta karun
  • Membakar
  • Finger Painting
  • Jurnal Dzulhijjah
  •  Nature Walk (mengumpulkan kerikil kecil)
  • Mewawancarai teman orang tua/ saudara yang akan berangkat haji
  • Menulis cerita haji / puisi
  • Mendirikan tenda di luar (Mina) dan tidur siang
  • Membuat diorama tempat Haji Muzdalifah, Mina, Gunung Arafa
  • Buat puzzle sendiri
  • Meneliti dan melakukan wawancara dan membuat jurnal haji
  • Menulis artikel surat kabar
  • Membuat brosur Haji
  • Bermain game seperti papan permainan Haji
  • Menghias rumah untuk Idul Adha

Udaaaah ^_^  Jazzakillah khairan The Muslimah Guide ! 

My Reflection

Wasiat Abdul Malik bin Marwan

Abdul Malik bin Marwan berkata kepada pendidik adab anak-anaknya,

“Ajarkan kepada mereka untuk jujur sebagaimana engkau ajarkan mereka Qur’an. Dudukkanlah mereka dengan ulama dan orang-orang mulia. Karena mereka adalah orang-orang yang paling bagus adabnya dan paling jelek keinginannya (pada dunia). Dan jauhkanlah mereka dari orang-orang bodoh, karena mereka adalah orang yang paling rendah keinginannya kepada kebaikan. (Ibnu Abidunnya)

wasiat abdul malik bin marwan

 

 

***kajian terlewat, afwan

Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

25 WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB

Pengasuhan anak dalam Islam menempati porsi yang penting, apalagi bagi yang memilih jalur homeschooling dimana orang tua menjadi perancang, pelaksana, dan evaluator yang utama.

wp-1465448591978.jpegBersyukur sekali saya dimudahkan untuk duduk selama dua bulan dalam kajian kitab parenting Islami, Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan. Tidak ada yang bisa saya berikan sebagai balasan sepadan dari ilmu yang bermanfaat itu selain membagikannya.

Dalam bab 3 ini, dibahas tentang wasiat-wasiat generasi terbaik Islam terdahulu – sahabat, thabi’in, thabiut thabiin – untuk para pendidik adab, yaitu orang tua.

Beberapa nasihat itu memiliki hilir yang sama dan insyaAllah bermanfaat dalam mendidik anak-anak kita. Silahkan klik tautan pada nama masing-masing pemimpin di blog saya, klastulistiwa.com,  untuk mendapatkan kalimatnya secara utuh. Berikut wasiat berharga para pendidik yang patut kita renungkan sebagai pelajaran.

Sepuluh wasiat pertama di bawah adalah  wasiat Utbah bin Abi Sufyan kepada Abdush Shamad, pendidik anak-anaknya. Beliau menginginkan agar sang pendidik dapat:

1. Memperbaiki diri sebelum mendidik adab.

2. Menjadi pendidik yang menyenangkan.

3. Mengajarkan Qur’an dan hadits.

4. Mengajarkan syai’r-sya’ir yang penuh hikmah, namun tidak menjauhkan dari ibadah.

5. Menggunakan kalimat yang dipahami anak.

6. Menyelesaikan pelajaran yang telah dimulai hingga benar-benar paham dan tidak terburu-buru loncat ke bab selanjutnya/ materi lain.

7. Mengajari anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

8. Melatih anak memilih tauladan/ idola yang baik adabnya.

9. Menguatkan anak untuk menjauhi ikhtilat, terutama setelah baligh.

10. Bersemangat dan menghindari bersantai-santai dalam mendidik.

Khusus untuk ikhtilat, Umair bin Habib juga mewanti-wanti akan bahayanya. Beliau menegur Ziyad ketika tahu bahwa ia menceritakan tentang dunia dan wanita saat mengajari anaknya.

Sementara tentang meriwayatkan syair yang penuh hikmah, Harun bin Muhammad dari Bani Abasyah juga sangat mementingkannya karena dalam syair tersebut terkumpul adab yang bernilai tinggi. Beliau juga menambahkan beberapa wasiat agar pendidik dapat:

11. Membacakan Qurán kepada anak dengan bacaan yang bagus.

12. Memberikan berita-berita yang bermanfaat.

13. Meletakkan kalimat pada tempatnya (ilmu komunikasi).

Mengenai syair, ternyata Syuraih Al Qadhi pun sering bersyair. Seperti syair yang ia tuliskan kepada pendidik anaknya yang intinya agar pendidik tersebut dapat:

14. Mendidik anak tepat waktu dalam mendirikan shalat

15. Menasehati dengan nasehat yang mendidik dan cerdas

Nasihat yang mendidik tentunya memiliki cara yang baik dan berterima. Salah satunya diwasiatkan Hisyam bin Abdul Malik yang mengingatkan pendidik adab anaknya untuk TIDAK MENASEHATI DI DEPAN ORANG LAIN, karena akan cenderung mendorong si anak untuk berbuat kesalahan lagi.

Sementara itu, Muawiyah bin Abi Sufyan menyebutkan beberapa hal penting lain yang perlu diajarkan kepada anak. Ilmu dan keahlian tersebut diantaranya:

16. Mempelajari bahasa Arab.

17. Mempelajari nasab.

18. Mengetahui ilmu tentang perbintangan.

19. Bersikap kritis dan mampu melontarkan pertanyaan kritis dan berkualitas.

20. Mendidik hati untuk berusaha memahami.

Lalu, Abdul Malik bin Marwan lebih menekankan kepada 2 hal yaitu:

21. Mengajari kejujuran seperti mengajarkan shalat

22. Membiasakan anak untuk berada dalam lingkungan orang-orang yang beradab baik.

Terakhir, yaitu dari Umar bin Abdul Aziz bin Umar bin Khatab. Beliau mewasiatkan beberapa hal, yaitu:

23. Latihan fisik itu sangat baik, selama waktunya tepat.

24. Hindari terlalu banyak tertawa karena mematikan hati.

25. Cerdaslah memilih mainan yang tidak melalaikan dari mengingat Allah, seperti alat musik, karena bisa menumbuhkan penyakit nifaq dalam hati.

Alhamdulillah. Demikian yang bisa saya bagi hari ini. Semoga bermanfaat.

Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

Wasiat Syuraih Al Qadhi dan Hisyam bin Abdul Malik

Halaman ini adalah bagian dari seri WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB dalam kajian kitab Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan.

Anak Syuraih waktu itu lari dari tempat belajar dan bermain-main bersama anak-anak bahkan mengganggu anjing-anjing. Maka, tatkala hal ini terdengar oleh beliau, beliau menulis syair kepada pendidik adab anaknya tersebut yang artinya seperti di bawah ini.

“Dia telah meninggalkan shalat untuk berusaha bermain dengan anjing-anjing. Mencari persoalan dengan makhluk yang sangat kotor dan bodoh. Maka, apabila ia mendatangimu, cercalah dengan sebenar-benar cercaan. Dan, nasehatilah dengan nasehat yang mendidik dan cerdas.

Jika kamu ingin memukulnya, pukullah dengan pukulan yang bagus. Jika kamu sudah memukul 3 kali, maka tahanlah. Ketahui.ah bahwasanya apa yang engkau bawa adalah amanah dariku. Maka jiwa dia (anakku) bersama dengan sebaik-baik jiwa yang mengalir padaku.

Syuraih dan HisyamDalam nasihat di atas, Syuraih ingin menekankan pentingnya shalat dan nasihat. Mengenai cercaan yang dimaksud, bukan seperti cercaan yang menghinakan seperti yang dilakukan orang awan. Cercaan yang dimaksud adalah memberikan permisalan dari keumuman  dalil atau adat kebiasaan. Misalkan, dengan mengatakan, “Tahukah kamu nak, siapa yang mengabaikan pelajaran maka dia akan menyesal di hari kemudian.” Sementara tentang memukul, hal ini berkenaan dengan usia anak Syuraih yang disyariatkan untuk dipukul dan tentunya bukan jenis pukulan yang menyakiti.

Sedangkan wasiat  Hisyam bin Abdul Malik adalah yang mengingatkan pendidik adab anaknya untuk TIDAK MENASEHATI DI DEPAN ORANG LAIN, karena akan cenderung mendorong si anak untuk berbuat kesalahan lagi. Hal ini bisa dilihat dari yang ia katakan kepada pendidik adab anaknya,

“Jika kamu mendengar darinya sebuah kalimat yang jelek atau tidak pantas dalam sebuah majelis di tengah orang banyak, maka jangan kamu cela. Karena, boleh jadi yang seperti itu akan semakin mendorong kesalahannya Namun jagalah dia (dari kejelekan). Dan jika ia ingin berkata jelek, maka tahanlah.” (Al Adzkiya)

Makna tahan di atas adalah pencegahan. Seorang pendidik harus bisa menahan anak-anaknya berkata buruk. Ia bisa membuat perjanjian di awal atau segera mengingatkan sebelum keburukan itu terjadi.

Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

Wasiat Umar bin Abdul Aziz bin Umar bin Khatab

Halaman ini adalah bagian dari seri WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB dalam kajian kitab Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan.

wasiat umarDari Abu Ja’far Al Umawi, Umar bin Abdullah berkata,

“Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada pendidik adab anak-anaknya….

Kepada Sahl Maulana,

Sesungguhnya aku telah memilihmu karena pertimbangan ilmuku untuk mendidik anak-anakku. Aku serahkan merek kepadamu, bukan kepada selainmu dari maula-maulaku dan orang-orang khususku. 

Maka latihlah paha-paha mereka karena akan mengokohkan kaki-kaki mereka. Tinggalkanlah berpagi-pagi dalam melatih mereka, karena membiasakannya akan menjadikan lalai. Tinggalkan banyak tertawa karena itu akan mematikan hati. Dan jadikanlah perkara awal yang mesti mereka yakini dari pelajaran adabmu adalah membenci mainan yang munculnya dari syaithan dan akibatnyaadalah kemurkaan Ar Rahman. 

Maka sungguh telah sampai kepadaku dari orang-orang kepercayaan dari orang-orang yang berilmu,

“Bahwasanya mendatangi alat-alat musik, mendengar nyanyi-nyanyian, dan bertekun-tekun pada keduanya akan menumbuhkan penyakit nifaq dalam hati sebagaimana air menumbuhkn rumput.“(Ibnu Abiddunya)

My Reflection

WASIAT UTBAH BIN ABI SUFYAN DAN UMAIR BIN HABIB UNTUK PENDIDIK ADAB

utbahWasiat ‘Utbah bin Abi Sufyah ini adalah bagian dari seri WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB dalam kajian kitab Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan.

Berikut ini adalah wasiat beliau yang sangat penting untuk mendidik generasi terbaik Islam masa depan.

Dari Sa’ad dia berkata, “Utbah bin Abi Sufyan berwasiat kepada Abduh Shomad, pendidik anak laki-lakinya: “Hendaklah perkara pertama dalam kamu mendidik atau memperbaiki akhlak anak-anakku adalah kamu memperbaiki dirimu sendiri. Karena mata-mata mereka sangat tertarik dengan kekuranganmu. Kebaikan di sisi mereka adalah apa yang kamu lakukan. Dan kejelekan adalah apa yang engkau tinggalkan.

Beliau berkata, “Ajarkan kepada anak-anak Al Qur’an dan jangan kamu membuat bosan, maka mereka meninggalkanmu. Ajarkan mereka hadits dan syair-syair yang membawa hikmah. Jangan kamu keluar bab ilmu sampai mereka benar-benar kokoh, karena kata-kata yang berdesak-desakkan untuk disampaikan bisa membuat bingung pemahaman.

Utbah bin Abi Sufyan berkata, “Takut-takutilah mereka denganku. Didiklah adab mereka kepada selainku. Jadilah kamu untuk mereka seperti dokter yang penuh kasih, yang tidak tergesa-gesa memberikan obat sampai mereka paham penyakitnya. Laranglah mereka dari membahas para wanita. Sibukkanlah mereka dengan kisah-kisah ahli hikmah. Ajarkan mereka akhlak orang-orang yang penuh adab. Mintalah kamu bekal kepadaku dalam mendidik adab kepada mereka, niscaya aku akan menambahkan bekal. Jangan kamu bersantai-santai karena udzur yang datang dariku. Karena sungguh aku telah memberikan tanggung jawab ini kepadamu. (Ibnu Abi Dunya – Kitab Al Qiyal)

Dari wasiat ‘Utbah bin Abi di atas, kita para pendidik adab bisa mengambil hikmah. Inilah beberapa pelajaran yang bisa dipetik untuk diaplikasikan dalam pendidikan anak-anak:

  1. Perbaiki diri sebelum mendidik adab
  2. Jadilah pendidik yang menyenangkan
  3. Ajarkan Qur’an dan hadits
  4. Ajarkan syai’r-sya’ir yang penuh hikmah, namun tidak menjauhkan dari ibadah
  5. Gunakan kalimat yang dipahami anak
  6. Selesaikan pelajaran yang telah dimulai hingga benar-benar paham
  7. Ajari untuk menyelesaikan masalahnya sendiri
  8. Latih anak memilih dan memperhatikan orang lain yang baik adabnya
  9. Kuatkan anak untuk menjauhi ikhtilat, terutama setelah baligh.
  10. Bersemangatlah dan hindari bersantai-santai dalam mendidik.

Masalah ikhtilat ini disoroti pula oleh Umair bin Habib akan bahaya ikhtilat ini  sebagaimana yang disampaikan dari Ibnu Syaibah Abi Ja’far Alkhutami:

Beliau berkata: Umair bin Habib mempunyai budak yang kemudian dimerdekakannya. Dia mengajari anak Umair Al Qurán dan menulis. (Waktu itu) dia menyebut-nyebut wanita dan dunia di hadapan mereka. Maka Umair pun menegur,

“Ya Ziyad, sesungguhnya kamu telah meletakkan kubah syaithan di atas kepala anak-anakku. Maka (sekarang) hilangkanlah.”

Gentingnya masalah ikhtilat yang kini dianggap biasa ini ternyata harus kita telan akibatnya. Padahal para ulama sudah memberikan solusi jika memang kondisi terpaksa menjadikan laki-laki dan perempuan dalam satu ruangan kelas. Tempatkanlah para anak lelaki itu di depan anak perempuan agar lebih terjaga pandangannya. Bukan, solusi ini bukan untuk ‘merendahkan’ kecerdasan wanita. Justru, dengan tidak dipajangnya wanita di depan laki-laki, maka kehormatannya lebih terjaga. Justru yang terlihat dan ternilai adalh kecerdasannya, bukan fisiknya.

Wallahu ‘alam bi shawab

 

Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

Wasiat Harun bin Muhammad dari Bani Habasyah

Halaman ini adalah bagian dari seri WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB dalam kajian kitab Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan.

Harun bin Muhammad dari Bani Abasyah sangat mementingkan syair yang terkandung adab yang bernilai tinggi. Beliau mewasiatkan Al Amin dan Al Ma’mun kepada Al Kisa-iy. Diantara wasiatnya adalah

Riwayatkanlah kepada mereka syair, karena akan mengumpukan adab yang bernilai tinggi.” (Adrotul Aghridh)

“Sungguh aku telah menyerahkan jantung hatinya, maka … dan jadikanlah ketaatan untuk anakku. Jadikanlah dia kepada Amirul Mualimin kepadaku. Bacakanlah Al Qur’an yang bagus. Dan beritahukanlah kabar-kabar yang bermanfaat. Ajarkan perilaku yangbagus. Perlihatkan cara bicara yang bagus (meletakkan kalimat pada tempatnya). Tahanlah anak-anak untuk tertawa karena tertawa ada waktunya.”

wasiat harunDari wasiat di atas, maka secara fitrah, kita sebenarnya memang menyukai bacaan yang bagus, Itulah kenapa pendidik adab sebaiknya membacakan Qur’an kepada anak dengan bacaan yang bagus sebagai ‘idola’ pertama sebelum yang lainnya.

Yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan berita-berita bermanfaat. Subhanallah… jaman dulu memang belum ada internet, namun sungguh wasiat ini sangat penting. Betapa tidak semua hal yang kita dengar dan baca itu kita perlukan. Inilah yang perlu kita kabarkan dan ajarkan kepada anak-anak kita.

Kemudian mengenai meletakkan kalimat pada tempatnya. Betapa dakwah akan menjadi hikmah jika seseorang mampu menerapkan ilmu untuk berkomunikasi. Satu hal yang pertama dilakukan adalah memberikan teladan sebelum mendidik anak-anak untuk mempraktekkannya.

Dan yang terakhir adalah tertawa. Sebagaimana kita tahu bahwa terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati. Begitu pun mengetahui tempat dan waktu yang tepat untuk tertawa adalah adab yang penting untuk diajarkan.

Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

Wasiat Muawiyah bin Abi Sufyan Kepada Pendidik Adab

Masih dalam seri 25 Nasihat Generasi Terdahulu Kepada Para Pendidik Adab, Muawiyah bin Abi Sufyan juga mewasiatkan beberapa hal terkait pendidikan anaknya.

Dari Ibnu Buraidah bahwa Muawiyah mengutus seorang utusan kepada Daghfal bin Handhalah untuk menanyakan bahasa Arab, nasab bangsa Arab (dan keluarga Rasulullah), dan tentang perbintangan (untuk mencari tanda atau alamat). Utusan ini takjub dengan kealiman (kecerdasan) Daghfal dan bertanya,

“Ya Daghfal, dari mana kamu bisa hafal seperti ini?”

Maka Daghfal menjawab,

“Dengan lisan yang rajin bertanya dan hati yang banyak berusaha memahami. Karena penyakit ilmu adalah ilmu.”

Dalam perkataannya, dapat kita lihat bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan menyebutkan beberapa hal penting lain yang perlu diajarkan kepada anak. Ilmu dan keahlian tersebut diantaranya:

1. Mempelajari bahasa Arab.

2. Mempelajari nasab bangsa Arab, terutama nasab Rasulullah.

3. Mengetahui ilmu tentang perbintangan.

4. Bersikap kritis dan mampu melontarkan pertanyaan kritis dan berkualitas.

5. Mendidik hati untuk berusaha memahami.

6. Tawadhu dengan ilmu yang dimiliki

Product Review

Kenapa Harus Asus 15 Inch, Wahai Telecommuters?

Telecommuters? Apaan tuh?

Itu kerjaan saya. Hehehe. Selain jadi homeschooling mum of 3, saya juga menulis secara telecommute full time 40 jam seminggu.

Jadi apaaa telecommuter itu?

Asal katanya dari telecommute, yaitu kerja dari rumah, pakai teknologi, dari laptop, internet, dan telfon – meski belum mandi dan masih pakai baju tidur *eh. Dalam kasus saya, minimal 8 jam harus bersentuhan dengan laptop lah, kalau pengen 2 hari libur seminggu.

Nah, untuk mendukung pekerjaan yang full techie itu, saya memilih ASUS X540SA. Pertimbangan pertama adalah….. HARGA! Hahahaha.. emak2 banget yaaaa.

Kenapa Harus 15 Inci ?

Ada beberapa hal yang penting banget yang membuat saya memilih laptop 15 inch model yang ini.

  1. Gak sampai 4.000 K bisa bawa pulang laptop berlayar 15.6″.  Hahaha.. emang dasar ya ga jauh-jauh dari harga. Etapi jaman sekarang ini kan memang harus cerdas menyiasati budget dan peluang. *ngeles*
  2. Luaaas dan bisa kerja tanpa sering scrolling layar sana-sini yang penting banget buat telecommuter yang harus bekerja di online organizer boards seperti Trello (klik  tautannya aja ya, ga bakal dibahas disini) . Nah, buat perusahaan  yang punya divisi banyak, boards-nya juga banyak. Alhasil, kalau layarnya sempiiit, itu kartu-kartu proyek yang harus dikerjakan (cek tautan lagi kalau mau tau tentang Trello cards) bakal susah di drag-and-drop sana-sini.  Begini nih tampilannya. Sungguh membutuhkan keluasan layar dan hati melihatnya.
  3. Kenyamanan view laaah. Mata tidak perlu memicing, terutama kalau perlu tampilan multimedia. Ini penting buat anak-anak sih, terutama ketika harus menonton video edukasi bareng-bareng. Yang pasti, berguna banget untuk si kecil menghitung benda-benda kecil waktu mengerjakan maths di ixl.com seperti yang terlihat di bawah ini nih. Kebayang ga sih kalau pakai netbook liatnya?

     

Baiklah. Cukup curhatnya, yes. Sekarang review benerannya tentang si ASUS X540SA. Selain harga, apalagi yang pantas dilirik dan kenapa? Kenapa?

Kenapa Harus ASUS 15 Inci yang Itu?

Ga boleh harga lagi ya alasannya? Muahahaha. Baiklah.

Banyaaaak bangeeeet alasan kenapa emang harus ASUS 15 inci. Nih, ya.. saja jabarkan spesifikasi dan fitur-fitur yang mendukung banget pekerjaan dan gaya hidup saya (Tsaaah… You don’t say ‘gaya hidup’, eh?) Spesifikasinya jelaaas worth the bucks alias lebih dari ada harga ada rupa. Ini mah ada harga dapetnya rupa-rupa.  Here you go:

  1. Dengan memori sebesar  2GB DDR3L, program yang dibuka bersamaan dengan kerjaan lancaaar jayaaa tanpa lagging. Apalagi kalau pas kerjaan banyak plus anak-anak lagi keluar curiosity-nya. Jalan dah tuh, researching the web barengan sama buka proyek, sambil nulis, kadang-kadang nge-Yutub juga. Bagusnyaaa, si IceCool technology bikin laptop yang diseksa 25,5 jam sehari tu anteng-anteng aja.
  2. 500GB HDD, ng… cukuplah. Kan emang banyakan kerja online berbasis cloud. Untuk pembelajaran anak-anak juga pakainya aplikasi online atau website.
  3. DVDRW — Iyesss…. bapak emak pasti tahu kalau abis jalan-jalan anaknya suka minta dibeliin dvd. Jelasss laptop dengan fungsi ini perlu pake bangeet.
  4. VGA Intel HD Graphic.. Huruf ajaib si HD inii
    Kalau Ga Ada Eye Care Technology

    loooh, emang bikin betah mata deh. Ditambah lagi dengan Eye Care Technology. Kumpliiiit banget memanjakan dan menjaga mata, dari mulai melototin Trello, researching material, sampe nonton segala video. Jangan sampe deh kejadian kayak gambar di samping. Oiya, kenikmatan menonton juga nambah ajib dengan Sonic Master yang mantep suaranya.

  5. Fitur penting terakhir yang bener-bener perfect on-the-go itu adalah Polymer Battery yang dukung banget mobilitas. Mobilitas ituuu… buat saya.. seperti bawa-bawa laptop buat kerja di kebun belakang atau beranda sambil ngawasin anak-anak lagi eksperimen. Hahaha. I’m a remotely working homeschooling Mom! What to expect? 🙂
  6. Oiya.. Satu lagi.. Beneran terakhir deh. Fitur Instant on 2 second dari ASUS! Aseli ini bener-bener life-saving. Jadi, selain Trello, telecommuters juga dipantau aktifitasnya secara online looh. Salah satunya dengan aplikasi Time Doctor yang bisa mendeteksi ketika kita ga di depan laptop. Kan, ada kalanya tuh  anak-anak minta tolong sebentaaar. Ga usah khawatir, dengan fitur ini pekerjaan aman, anak juga keurus. Begitulah kira-kira intinya.

Sebenarnya, banyak banget yang mau diulas tentang si ASUS kesayangan ini. Tapi berhubung waktu dan word count tidak mencukupi, saya sudahi dulu yah. Semoga bermanfaat.

Oiya, kalau mau tahu tentang ASUS 15 inch atau telecommuting jobs lebih jauh, boleh tanya-tanya kok. Silahkan tuliskan komentar di bawah. Tenang, saya nggak gigit. ^_^

My Reflection, My Thoughts, Parenting

Kenapa Malu Punya Anak Pemalu?

*Mierza Ummu Abdillah*

“Anaknya pemalu ya, Umm?”

Betapa mudahkah seorang anak dilabel ‘pemalu’, hanya karena memilih tidak berebut kue saat istirahat seperti teman-temannya? Tapi kurangnya ilmu membuat ibu itu pun hanya tersenyum malu. Malu punya anak pemalu.

Ah, andai saja dulu Ibu itu tahu bahwa rasa malu adalah akhlak Islam yang terpuji. Malu yang ditunjukkan anaknya bukanlah malu yang tercela, seperti malu menuntut ilmu syar’i, mengaji, amar ma’ruf nahi munkar, melakukan kewajiban seorang Muslim, dan yang semisalnya.

Andai Ibu itu dulu tahu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اَلْـحَيَاءُ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِخَيْـرٍ.

“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” [Muttafaq ‘alaihi]

Andai Ibu itu tahu bahwa buah dari rasa malu adalah iffah atau menjaga kehormatan. Hal yang sangat sulit ditemukan di jaman penuh fitnah ini.Bahwa memiliki malu bukan suatu kesalahan.

malu

Bukankah di dunia yang berisik ini, kita memerlukan manusia yang mampu menjadi pendengar yang penuh perhatian? Tidakkah kita pernah menemukan seorang pribadi yang begitu diterima bahkan tanpa mengucapkan sepatah kata? 

Ibu… Tidak perlu meminta maaf kepada orang lain hanya karena memiliki ‘anak pemalu’. Jangan pula mengucapkannya di hadapan intanmu yang berharga itu. Tidak ada yang salah dan banyak alasan tepat untuk menjadi pemalu.

Andai Ibu itu tahu bahwa anak yang pemalu tidak selalu berarti menderita citra diri yang buruk. Ah… alangkah tidak adilnya.  Banyak anak-anak pemalu yang memiliki konsep diri yang kuat. Mereka bersinar dari dalam – jika saja para orang tua itu lebih sabar.

Andai dulu Ibu itu tahu bahwa ia tidak perlu khawatir jika anaknya tutup mulut di tengah orang banyak. Bahwa selama anaknya masih bisa melakukan kontak mata, sopan, menurut, dan bahagia – namun hanya diam – itu membuat nyaman orang-orang di sekitarnya.

Andai Ibu itu dulu tahu bahwa anak-anak ‘pemalu’-nya lebih dalam berpikir, menyeluruh dalam mengamati, dan sangat berhati-hati. Mereka hanya seperti mesin diesel – memerlukan waktu tambahan untuk untuk pemanasan ketika bertemu orang baru.

Bersyukurlah, Ibu, jika anakmu hanya merasa malu – bukan menarik diri. Bukan bersembunyi dari kemarahan dan ketakutan. Bukankah kau tidak pernah mengancam atau menakutinya?  Jika tidak, maka tenanglah. Anakmu hanya memilih menjadi mereka yang bersorak dalam pawai dan dipercaya untuk melambaikan bendera.

Namun, pelajarilah Ibu…. Jangan sampai label pemalu ini digunakan untuk tidak mau berteman dengan anak-anak lainnya. Jangan sampai label ‘pemalu’ ini digunakan  sebagai pertahanan untuk tidak berusaha lebih keras dan tinggal di zona nyaman.

Jika kau menemukan demikian  maka perkuatlah rasa percaya diri mereka. Anak ini hanya  membutuhkan orang tua dapat ia percaya, yang mendisiplinkan dengan cara yang benar dan lembut. Mendidik tanpa menimbulkan kemarahan dan kebencian.

Ibu, bersyukurlah dengan akhlak anakmu. Ia diberkati dengan sifat yang sensitif, sangat peduli, dan lebih berhati-hati. Peluklah anakmu dan jadikan dunia menjadi tempat yang lebih lembut dan menyenangkan. Ciptakan lingkungan yang nyaman yang memungkinkan kepribadian sosialnya berkembang secara alami.

Tidak Ibu.. jangan ikut mengatainya dengan cap anak “pemalu”. Jika mendengarnya, ia bisa merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, dan ini akan membuatnya merasa lebih malu. Memanggilnya “pemalu” bisa membuatnya lebih cemas, seolah-olah ada sesuatu yang mereka harus lakukan untuk “membantu” atau memperbaikinya.

Dukunglah dengan cara memberitahu apa yang harus ia lakukan ketika mengunjungi saudara atau tempat yang baru. Hindari godaan untuk mengatakan, “Jangan diem aja ya, disana.” Karena itu akan menjamin dia bungkam. 

Beritahu ia apa yang diharapkan. Dari ucapan “Salim Pakde, ya.” sampai perilaku sopan lainnya. Tidak mengapa jika ia ingin membawa salah satu mainan favoritnya, seperti lego atau puzzle, yang bisa menjadi jembatan untuk komunikasi dengan sekitarnya.

Ibu, jika anakmu diminta tampil di hadapan umum, mintakan dulu izinnya. Jangan gunakan kekuasaan orang dewasa. Hormati tingkat kenyamanannya. Bukankah ada manusia yang lebih memilih untuk menjadi penonton?

Bantulah anakmu dengan berbicara lebih sedikit. Beri kepercayaan untuk melakukan apa yang bisa ia lakukan. Mintalah ia untuk menjawab langsung pertanyaan orang lain, tanpa Ibu menggantikan jadi mesin penjawabnya. Sungguh ini akan sangat membantunya. Lalu, berilah ia pujian ketika berhasil membangun komunikasi dengan sekitarnya.

Ibu, setahun sudah waktu berlalu sejak kau putuskan mendidik anak itu sendiri. Kau memilih untuk selalu bersama 24 jam sehari, belajar bersamanya, melatihnya, berusaha menjadi teladan untuknya. Satu inginmu waktu memilih keputusan melelahkan itu: agar bisa lebih sering memeluknya.

Lihatlah, kini ia tumbuh lebih percaya diri. Dengan kesantunannya, ia tetap bersinar di tengah keramaian. Dengan kehati-hatiannya, ia memberi jeda terhadap semua jawaban yang akan dilontarkan agar bisa berterima. Dalam diamnya, dia menyerap apa yang kau tanamkan setiap harinya. Melalui tenan gnya, dia menunjukan cintanya.

Semua kesabaran ini memang tidak mudah. Cermin ini saksinya.

Jazzakillah khairan telah bersabar dengan Ibumu, yaa bunayya.