Homeschooling, Lectures of Life, Parenting

Wasiat Syuraih Al Qadhi dan Hisyam bin Abdul Malik

Halaman ini adalah bagian dari seri WASIAT GENERASI TERBAIK ISLAM BAGI PARA PENDIDIK ADAB dalam kajian kitab Jaami’ul Ahkaami fi Aadaabi Shibyan.

Anak Syuraih waktu itu lari dari tempat belajar dan bermain-main bersama anak-anak bahkan mengganggu anjing-anjing. Maka, tatkala hal ini terdengar oleh beliau, beliau menulis syair kepada pendidik adab anaknya tersebut yang artinya seperti di bawah ini.

“Dia telah meninggalkan shalat untuk berusaha bermain dengan anjing-anjing. Mencari persoalan dengan makhluk yang sangat kotor dan bodoh. Maka, apabila ia mendatangimu, cercalah dengan sebenar-benar cercaan. Dan, nasehatilah dengan nasehat yang mendidik dan cerdas.

Jika kamu ingin memukulnya, pukullah dengan pukulan yang bagus. Jika kamu sudah memukul 3 kali, maka tahanlah. Ketahui.ah bahwasanya apa yang engkau bawa adalah amanah dariku. Maka jiwa dia (anakku) bersama dengan sebaik-baik jiwa yang mengalir padaku.

Syuraih dan HisyamDalam nasihat di atas, Syuraih ingin menekankan pentingnya shalat dan nasihat. Mengenai cercaan yang dimaksud, bukan seperti cercaan yang menghinakan seperti yang dilakukan orang awan. Cercaan yang dimaksud adalah memberikan permisalan dari keumuman  dalil atau adat kebiasaan. Misalkan, dengan mengatakan, “Tahukah kamu nak, siapa yang mengabaikan pelajaran maka dia akan menyesal di hari kemudian.” Sementara tentang memukul, hal ini berkenaan dengan usia anak Syuraih yang disyariatkan untuk dipukul dan tentunya bukan jenis pukulan yang menyakiti.

Sedangkan wasiat  Hisyam bin Abdul Malik adalah yang mengingatkan pendidik adab anaknya untuk TIDAK MENASEHATI DI DEPAN ORANG LAIN, karena akan cenderung mendorong si anak untuk berbuat kesalahan lagi. Hal ini bisa dilihat dari yang ia katakan kepada pendidik adab anaknya,

“Jika kamu mendengar darinya sebuah kalimat yang jelek atau tidak pantas dalam sebuah majelis di tengah orang banyak, maka jangan kamu cela. Karena, boleh jadi yang seperti itu akan semakin mendorong kesalahannya Namun jagalah dia (dari kejelekan). Dan jika ia ingin berkata jelek, maka tahanlah.” (Al Adzkiya)

Makna tahan di atas adalah pencegahan. Seorang pendidik harus bisa menahan anak-anaknya berkata buruk. Ia bisa membuat perjanjian di awal atau segera mengingatkan sebelum keburukan itu terjadi.

Satu tanggapan untuk “Wasiat Syuraih Al Qadhi dan Hisyam bin Abdul Malik”

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s