Mierza's Own, Teacher's Professional Development

Relevant Teaching Technique to Consider

Today seems to be an uploading workshop materials time for me as I have been uploading some, including this one, on one same day. The slide I uploaded was presented in a workshop held at Sugar Group Schools.  I shared this with the teachers who actually have known some of the teaching techniques. So, actually it is more than just a training session but also a sharing session.  Enough said, feel free to download the following slide for your purpose, then. 🙂

My Reflection, Teacher's Professional Development

The Super Easy Way to Create Comment Bank

This slide is dedicated to a webpage that makes report comment writing an ease. Truly, I’d like to thank Ray’s Educational Software  that can make my paperwork as a bliss. They, mashaAllaah, shared the software for free (known as freeware) to all teachers. They even encouraged teachers to share it to others.

Therefore, I held a training session for teachers at Al Taqwa College Indonesia in creating comment bank. Hopefully, the freeware would benefit them as well, inshaAllaah.

Well, I can’t say no more but to invite you to view the slide and enjoy the teachers’ moment of creating report comment for our beloved students.

Lectures of Life, My Reflection, Teacher's Professional Development

Teachnology

This post is to share a professional development session I did in a workshop for the teachers of  Al Taqwa College, Indonesia. It is actually an introduction of how to use technology in the classroom, not merely to help as teaching tools. Following is the slide I used in the training. Feel free to use it.

As seen on the slides, there are some of my favorite techie tools such as hot potatoes and freemind. Yet, the links are unclickable. Well, if you require to have the links or files, you may leave your email on the comment section and inshaAllaah I would send it to you.

Lectures of Life, Teacher's Professional Development

Manajemen Pendidikan Islam: Catatan Daurohku

Tulisan ini bertujuan untuk berbagi materi dari sesi “Daurah Khusus Para Pendidik dan Pengelola Lembaga Pendidikan Islam” di Masjid Al-Barkah, Cilengsi pada tanggal 1 Januari 2014. pukul 09:00 – 15:00 WIB. Oya, catatan saya sebelumnya pernah  menampilkan informasi daurah pada  blog ini juga di http://goo.gl/fYtKKw . Pemateri daurah ini adalah  Ustadz DR Erwandi Tarmizi, M.A. yang membawakan materi “Manajemen Pendidikan Islam” dan Ustadz Kurnaedi, Lc. yang membawakan materi “Bingkisan Istimewa untuk Para Pendidik Generasi Islam”. Catatan ini tidak selengkap daurahnya tentu saja. Beberapa bagian gagal terdokumentasi karena beberapa gangguan konsentrasi seperti kelaparan, kebingungan, kefakiran ilmu, dan panggilan alam… hehe… 
 
InsyaAllah, saya tampilkan tautan ke situs yang akan menayangkan video atau catatan daurah yang komplit di masa yang akan datang, jika ada dan sudah diunggah panitia daurah tentunya.
 
Bismillaah….
 
Kesan Pertama Begitu Menggoda
Alhamdulillaah,  kesampaian juga menghadiri daurah setelah pindah ke peradaban 6 bulan yang lalu. Didaulatlah Masjid Al  Barkah Cileungsi sebagai tempat perdana mengkaji ilmu setelah sekian lama berencana (padahal niatnya aja yang  kurang -_-). 
 
Kesan pertama begitu menggoda. Masjid dua lantai ini nampak rapi tanpa pedagang  dan sampah. Pedagang dilokalisasi di gang sebelah masjid dan kios-kios depannya, sedangkan sampah tentunya dilokalisasi di tempat sampah.. hehe… 
 
Acara dijadwalkan dimulai jam 9.00 dan saya datang  15 menit  sebelumnya. Tapi, subhanallaah, bahkan belum dimulai pun sudah banyak yang hadir. Di  depan meja panitia terlihat antrian akhwat yang menunjukan surat pengantar dari lembaga untuk bisa masuk demi ilmu gratis ini. Kami hanya ditawari kupon infaq makan siang seharga Rp 10.000. Terlihat panitia yang sigap membagikan plastik untuk membungkus alas kaki kami karena penuhnya tempat penitipan. 
 
Setelah menuliskan nama di daftar peserta, cepat-cepat saya naik ke lantai 2 untuk memasuki ruangan khusus akhwat. Wah, saya harus puas mendapatkan shaf tengah,  barisan kesepuluh sepertinya. Weleh, menyesal juga tidak datang lebih pagi. Acara  dimulai tepat waktu  dengan jumlah partisipan yang memenuhi ruangan pukul 9 itu. Ngga ada tuh,  stereotip “Late is Our Nature” disini. Everything starts  punctually.
 
Nah, satu hal lagi yang membuat takjub adalah toiletnya yang sama-sama terletak di lantai 2. Awalnya sempat ragu sebentar untuk masuk tempat wudhu dan toiletnya karena terlintas  stereotip toilet umum yang tidak bersih.  Tapi,  berhubung sudah dipanggil,  saya beranikan diri sesungguh hati untuk memasukinya (halah!). 
 
Dan ternyata, saudara sekalian,  toilet dan tempat wudhu di sana jauh dari stereotip tadi.  Lantai luarnya yang kering dan bersih membuat akhwat yang datang bisa leluasa mengenakan kaus kakinya.  Terdapat gorden khusus kamar mandi tebal yang membatasi area kering dan tempat wudhu.  Tempat  wudhu dan toiletnya sangatlah bersih dan terjaga kesuciannya. Bahkan, kloset  duduknya bersih dari tapak kaki, kering, dengan flush yang berfungsi (huwaw!)  – hal yang sulit ditemukan di toilet umum. Subhanallaah,  inikah cerminan muslim sesungguhnya  yang murni mengikuti  Quran dan Sunnah? Typeless jadinya…
 
 

SESI 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Sesi yang dibawakan Ustadz DR Erwandi Tarmizi, M.A. dengan moderator, yang saya lupa namanya, berlangsung seru karena sifatnya yang lebih ke sharing. Beberapa solusi didapatkan pula dari sesi yang berlangsung interaktif ini. Sayangnya, selama 30 menit pertama, sistem audionya kurang mendukung.. hihiks… 
 
Dalam 30 menit itu, beberapa statement sempat terdengar. Seperti “Anak-anak memiliki titik kelemahan bisa jadi kelebihan dan sebaliknya.” Intinya, pendidik generasi Islam seharusnya mampu menggali lebih lanjut. Terdengar juga kalimat yang menyatakan “Ilmu yang paling utamanya adalah ilmu dari Allah”, namun kurang jelas konteksnya apa.. mohon maaf… -_-.  Yang terakhir adalah satu pernyataan yang sangat saya suka yaitu “Sistem pendidikan Islam  seyogyanya bisa diakses seluas mungkin oleh seluruh kalangan.” 
 

Menyoal Kurikulum

Catatan khusus ya… sesi ini juga masih agak-agak kurang terdengar. Jadi, mohon maaf jika kurang lengkap. Nah, disini moderator mengangkat isu mengenai porsi pendidikan agama. Bagaimana seharusnya sebuah sekolah Islam ‘membagi’ porsi agama di tengah tuntutan kurikulum? Ust. Erwandi menjawab bahwa anak-anak sangat baik jika diajari Bahasa Arab di awal usianya untuk mampu memahami Al Quran. Beliau mengutip perkataan Ibn Khaldun yang menganjurkan agar anak-anak terlebih dahulu diajarkan bahasa Arab sebelum ilmu-ilmu yang lain, karena bahasa adalah merupakan kunci untuk menyingkap semua ilmu pengetahuan. Menurut pandangan Ibn Khaldun, mengajarkan al-Qur’an  mendahului pengajarannya terhadap bahasa Arab akan mengkaburkan pemahaman anak terhadap al-Qur’an itu sendiri karena anak akan membaca apa yang tidak dimengerti. 
 
Selain itu, ada poin penting yang Ust. Erwandi tekankan melihat fenomena menjamurnya SDIT, TKIT, dan IT-IT lainnya di Indonesia dengan beragam ‘kelebihan’ yang ditawarkan, seperti hafal berapa juz sampai menjanjikan untuk menjadikan si siswa ilmuwan dan ulama sekaligus di masa depan. Sayangnya, sekolah-sekolah (dengan beragam bobot kurikulum yang diusungnya) ini cenderung memberi beban berlebihan kepada anak. Beliau bertanya kepada hadirin ,(Subhanallaah… Bertanya? Betapa tawaddhu-nya  ustadz yang bergelar doktor ini) adakah seorang tokoh yang menjadi pakar dari dua ilmu yang berbeda: ilmu sains dan ilmu syar’i? Beliau memberi contoh Imam Nawawi yang tatkala belajar ilmu kedokteran memiliki kesulitan belajar ilmu syar’i. Disini, Allah menutup pintu mempelajari yang satu dan membuka yang lain.
 
Takhosus atau spesialisasi adalah hal yang perlu diterapkan. Untuk mempelajari ilmu syari diperlukan orang jenius.  Karena orang yang mempelajari ilmu syari harus mampu mengeluarkan hukum syar’i.  Seperti Rasulullah mengatakan, “Umatku yang paling menguasai ilmu Faraidh adalah Zaid Bin Tsabit” (HR. Hakim). Ustadz juga menyebutkan nama-nama lain yang mumpuni dalam hal khusus, namun tidak dapat saya tangkap sempurna – maafkan… Intinya, jangan bebani anak dengan banyak hal atau banyak pelajaran.  Arahkan anak sesuai minatnya.  Islam memperhatikan individualisasi dalam mendidik. Janganlah pula dipaksakan yang kita mau.  Jika sekolah formal ingin memasukkan ilmu syar’i,  jangan bebani anak dengan ilmu baru.  Integrasikan ilmu syar’i ini dalam dalam pelajaran. Beliau menyebutnya sebagai kurikulum tersembunyi.
 
Ustadz lalu berujar bahwa guru agama sangatlah berpengaruh besar. Beliau mengisahkan seorang guru agama yang dipindahkan jadi guru kesenian karena dinilai terlalu berpengaruh. Ketika ia ditanya seorang anak apakah gambar yang dihasilkan bagus atau tidak, dia tidak bilang bagus. Lalu, anak itu diarahkan untuk mengenal Allah yang ‘lukisan’-nya jauh lebih indah. MasyaAllaah…
 
Kemudian, Ustaz Erwandi memaparkan kondisi Saudi Arabia dimana beliau menyekolahkan kedua anaknya disana. 6 tahun lalu,  di Saudi Arabia,  mulai diterapkan kurikulum yang memulangkan anak jam 12 serta dibebani sesuai kemampuan anak. Kondisi psikologi mereka sangat diperhatikan. Dan, (ini bagian yang saya sukai) sama sekali tidak ada test hingga akhir masa sekolah dasar! Hal ini membuahkan hasil dalam pencapaian pendidikan yang membuktikan bahwa jika terlalu banyak hal yang diajarkan (dan dihapalkan – saya) hasilnya NOL. Tidak ada yang tercapai: tidak jadi ilmuwan, tidak pula menguasai ilmu syar’i. 
 
Sesi kurikulum ditutup dengan pertanyaan,  adakah siswa disekolah hadirin yang hapal 10 juz dan dapat nilai mafiki 10. Kemudian,  8 orang mengangkat tangan.  Salah satu peserta yang ditanyai mengatakan 4 dari 8 orang anak memenuhi syarat pertanyaan itu. Ternyata,  dalam setiap pelajaran diselipkan pembelajaran dari ayat-ayat  Quran  dan sunnah Rasulullah yang sebelumnya disebut Ust. Erwandi  sebagai kurikulum tersembunyi.
 
Sesi pertanyaan pun dibuka. Sepertinya banyak pertanyaan yang diajukan. Namun karena kondisi pribadi (harus ke toilet yang ternyata antri – maaf) maka saya hanya bisa menuliskan satu saja yang bisa saya tangkap.
 
Satu penanya berasal dari Banjarmasin (masyaAllaah). Ibu itu bertanya mengenai pemaduan  kurikulum barat dengan Islam. Ustadz menanggapi bahwa jika ingin memadukan kurikulum, pastikan harus orang berilmu. Terkadang apa yang kita anggap baik belum tentu baik. Karena itu, alangkah baiknya jika sekolah yang memiliki keperluan penggabungan kurikulum barat dan Islam untuk memiliki dewan syariat untuk memutuskan perkara  ini. Sesi kurikulum pun berakhir dengan satu pernyataan dari moerator bahwa diperlukan waktu yang lapang untuk membahas hal ini. 
 

Tentang Guru

alifbataSub sesi kedua dengan Ustadz Erwandi pun dibuka. Beliau menekankan para guru (termasuk beliau) harus terus menerus memperbaiki diri, karena gurulah yang pertama kali dilihat dan dirujuk oleh siswa. Disadari atau tidak, siswa memperhatikan dan meniru gurunya. 
 
Hal yang pertama kali harus dijadikan perhatian oleh manajemen sekolah Islam ketika merekrut guru adalah suluk dan akhlak dari kandidat sambil menyesuaikan persyaratan akademik. Namun, jika manajemen sekolah menemukan dan berhasil merekrut guru dengan akademik yang sesuai (bahkan melebihi persyaratan) serta suluk dan ahlak yang baik, maka manajemen perlu mempertahankan guru tersebut!
 
Kemudian, ada pertanyaan dari hadirin mengenai ikatan kontrak. Seberapakah perlunya dalam manajemen sekolah Islam? Ustadz Erwandi mengatakah setiap manajemen sekolah Islam seyogyanya melakukan akad ijarah yang jelas dari awal.  Sampaikan sejelas mungkin hingga tak ada keraguan dan tafsir yang berbeda. 
 
Diriwayatkan oleh Imam Al-Tutmudzi di dalam sunahnya dari Abdullah bin Muhsin Al-Khutami bahwa Nabi Muhammand shalallahu ‘alai wasallam bersabda: “Barangsiapa yang pada waktu paginya merasakan ketentraman hati, sehat pada jasmaninya, dia memilki makanan untuk hari itu maka sungguh seakan dunia telah dikumpulkan untuk dirinya”. [Al-Turmudzi: 4/547 no: 2346].
 
Merujuk hadits di atas, seyogyanya penyelenggara pendidikan Islam dapat memberikan  rasa tenteram untuk bekerja di sekolah tersebut, memastikan kesehatannya, dan kecukupan bagi diri dan keluarganya. Memastikan kecukupan guru adalah hal yang sangat penting. 
 
Ustadz Erwandi mengatakan (berdasarkan pengalamannya), di Saudi Arabia, pemerintah sangat memerhatikan kesejahteraan guru. Jika guru memiliki kesulitan dari tidak punya rumah hingga pembantu, akan dibantu oleh pemerintah atau pengelola pendidikan karena itulah syariat. Secara logika pun, ketika hak guru sudah ditunaikan, maka akan sangat mudah memintanya memaksimalkan potensi yang dimiliki.
 
Kemudian, moderator bertanya, di sini terdapat ‘uang bangunan’ untuk membangun fasilitas yang baik. Lalu,  ketika manajemen dihadapkan pada pilihan untuk memilih menyejahterakan guru atau membangun fasilitas, mana yang diutamakan?  Bangunan atau guru? 
 
Ustadz Erwandi menanggapi dengan sebuah hadits yang disahihkan Al-Albani dimana  Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tidak akan datang kiamat sehingga manusia bermegah-megahan dalam membangun masjid”. Itulah tanda akhir zaman dimana orang bermegah-megah  membangun masjid. Ingat,  pendidikan itu membangun manusia…  bukan gedung!  Maka,  kemampua guru harus menjadi  prioritas utama,  bukan dijadikan prioritas kedua setelah fasilitas!
 
Saat memasuki sesi tanya jawab, saya hanya bisa menangkap dua pertanyaan dan jawaban. 
 
Pertanyaan pertama mengenai hukum memberikan penalti kepada karyawan yang tidak menyelesaikan masa kontrak. Ust. Erwandi menyatakan hal itu diperkenankan dan disebut sebagai *** (maaf, istilahnya tidak bisa saya tangkap dengan jelas.. mungkin ‘syafil dazali’ namanya?). Seharusnya, akad yang sudah disetujui memang harus diselesaikan sesuai perjanjian awal – baik  dengan maupun tanpa penalti..
 
Pertanyaan kedua mengenai boleh tidaknya menggunakan beragam metode pendidikan seperti bermain peran, menggunakan musik, praktek, dan sebagainya. Ustadz Erwandi mengatakan bahwa sebenarnya Rasulullah sudah mengajarkan hal tersebut, seperti mengajarkan anak dengan bermain, praktek dengan melakukan sesuatu. Sebenarnya boleh, asal tidak menyelisihi sunnah, seperti tidak menggunakan musik dalam pembelajaran. (Tentunya semakin banyak metode menarik, semakin mampu seorang guru menjauhkan musik dari pembelajaran, bukan? -pendapat saya pribadi)
 
Pertanyaan terakhir yang saya tangkap adalah bagaimana dengan lembaga pendidikan yang meminta pendidik untuk menghinari kata tidak. Ustadz Erwandi mengatakan bahwa meminimalkan kata tersebut dan mengubahkan menjadi kalimat yang lebih baik, tentu saja boleh. Hany asaja, jangan dihilangkan sama sekali karena hal tersebut bertentangan dengan syariat.
 
Dan sesi ini pun berakhir pukul 11.30 untuk memberi kesempatan shalat dan makan siang.
 
 

SESI 2: BINGKISAN UNTUK PENDIDIK GENERASI ISLAM

 
Sesi ini dibawakan oleh Ust. Kurnaedi, Lc. Beliau memiliki cara penyampaian berbeda dengan yang sebelumnya dimana sesi tanya jawab dilakukan menggunakan kertas. Bagian yang saya sukai dari sesi ini adalah pernyataan beliau bahwa mengajar adalah karunia Allah yang diberikan pada orang-orang pilihan. Karenanya, menjadi pendidik adalah karunia Allah yang wajib disyukuri. Saat ini, menjadi guru bukanlah semata karena  pendidikan atau pemahaman – melainkan karena karunia Allah.  
 
Karena itu, seorang pendidik mengemban amanah sebagai berikut:
  1. Menyampaikan materi /ilmu. Ingatlah bahwa kita akan ditanyai Allah mengenai apa yang kita ajarkan.  Karena itu, sebagai guru, kita harus tahu bahwa tugas mulia ini akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
  2. Melaksanakan tugas tarbiyah/ mendidik/ menasehati. Ingatlah bahwa segala tindakan, seperti masuk atau keluar kelas seharusnya tepat waktu. Pikiran seorang guru,  sebaiknya jauh ke akhirat karena ketika orientasi kita duniawi saja maka kita akan menemukan kekurangan dimanapun kita bekerja.  Akhirnya,  kita jadi tidak bersyukur dan melupakan amanah tarbiyah ini.  Tugas kita di abad ini lebih berat karena kita menjadi pengganti orang tua yang bisa jadi tidak memiliki waktu untuk anak-anaknya.
  3. Mensifati diri dengan sifat sabar dan tidak mudah marah.  Dalam   (As-Sajdah: 24) dikatakan “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.” Seorang pengajar adalah pemimpin yang seharusnya memiliki perhatian terhadap muridnya seperti terhadap dirinya dan anak-anaknya sendiri. Pendidik juga harus sabar menghadapi  kekurangan adaban dari murid karena pada dasarnya manusia memang sifanya kurang. 
Ustadz Kurnaedi kemudian membekali jamaah dengan 10 nasihat untuk pendidik yang berasal dari Qur’an dan Sunnah yang sangat baik diterapkan di dalam kelas:
  1. Ucapkan Assalaamu’alaikum ketika masuk kelas. Caranya, biarkan anak duduk dahulu, lalu ucapkanlah. Kemudian, didiklah agar mereka terbiasa pula membalas salam.
  2. Tampakkan wajah berseri (meskipun banyak hutang). JIka “Senyum anda terhadap saudara anda adalah sodaqoh.”  Maka, murid kita yang paling berhak mendapatkannya.
  3. Membuka pelajaran dengan khutbah hajjah, atau mukadimmah yang secukupnya. Jangan juga terlalu lama karena guru yang terlalu banyak bicara akan menghancurkan masa depan anak didiknya.
  4. Menggunakan kalimat yang baik di depan santri.  Jika siswa menjawab benar, biasakanlah mengucapkan “Ahsanta.  BarakAllaah fik“. Jika ternyata jawabannya belum tepat, ucapkan “Aslahakallaahu/ aslahakillaahu” (Semoga Allah memperbaiki Anda). Ingatlah sebuah hadits dimana Rasulullah bersabda  “Kata-kata yang baik adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari no. 2707 dan Muslim no. 2332)
  5. Menjauhi perkataan yang mengandung celaan krena siswa belajar perkataan yang baik dan buruk dari gurunya.
  6. Menegur murid-murid yang tidur atau sibuk sendiri (main handphone, tidak mendengarkan, dst). Tapi, jangan juga mencontohkan akhlak yang buruk, misalnya dengan  membalas sms di dalam kelas. 🙂
  7. Mengatur waktu menjawab pertanyaan dan tidak membiasakan murid untuk menginterupsi meski mengacungkan tangan.
  8. Memperhatikan adab-adab islami dan menggunakan kesempatan untuk mencontohkan ketika bergaul dengan siswa. Misalnya, ucapkan alhamdulillah ketika bersin, dst.
  9. Memperlihatkan  kebersihan dan kerapihan.  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji dzarah dari kesombongan.” Seorang berkata:”Ya Rasulullah, seseorang senang terhadap sandalnya yang bagus dan pakaiannya yang bagus?” Beliau bersabda : ”Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR Muslim dari shahabat Abdullah bin Mas’ud).
  10. Jika bekerja di tempat yang ikhtilat,  tempatkanlah laki-laki di depan dan perempuan di belakang.
 
Untuk sesi tanya-jawab, berhubung alam memanggil, lagi. -__-“, saya hanya bisa menangkap beberapa poin  sebagai berikut:
 
  • Mendidik anak yang nakal? Sabar, tegas, konsisten, dan tetap tunjukan ahlak yang baik.
  • Bolehkah guru ikhwan mengajar akhwat dan sebaliknya? Sebisa mungkin,  guru ikhwan mengajar kelas ikhwan dan sebaliknya.
  • Apa hukumnya jika memiliki program studi tur ke luar kota/ negeri? Itu hukumnya safar. Pastikan siswa/ guru akhwat didampingi mahrom.
  • Apa metode terbaik untuk pesantren? Metode masing-masing pesantren berbeda, karenanya selalu perbaiki diri dan pastikan tidak menyelisihi Qur’an dan sunnah.
Alhamdulillaah… waktu menunjukan pukul 14.30 dan sudah waktunya pulang. Ilmu hari ini sungguh padat dan saya bersyukur diberikan kesempatan untuk menghadirinya..
Akhir kata, mohon maaf (lagi) jika terdapat salah penulisan… namanya juga newbie dalam hal laporan per-dauroh-an ini… ^___^
Semoga tulisan ini bermanfaat, terutama bagi para pendidik generasi islam, insyaAllaah.
 
Lectures of Life

Daurah FULL – DAY Khusus Para Pendidik dan Pengelola Lembaga Pendidikan Islam tanggal 1 Januari 2014 nanti

image

Ada yang sayang untuk dilewatkan nih oleh para pendidik dan pengelola lembaga pendidikan Islam  – selain  untuk mengisi tanggal merah 1 Januari  tentunya. ^__^ v Berikut infonya:

Rabu, 1 Januari 2014 : Daurah FULL -DAY Khusus Para Pendidik dan Pengelola Lembaga Pendidikan Islam bersama Ustadz DR Erwandi Tarmizi dan M. A . dan Ustadz Kurnaedi , Lc . di Masjid Al – Barkah (GRATIS!)
Posted by Radio Rodja on Dec 11, 2013

TAPI…
1. Daurah ini hanya untuk PARA PENDIDIK DAN PENGELOLA Lembaga Pendidikan Islam , meliputi : Guru , Pengurus, Ketua,
Pembina, dan Pemilik Yayasan / Sekolah Islam .
2. PERSYARATAN adalah Membawa surat keterangan resmi sebagai tenaga pengajar / jabatan semisal di lembaga pendidikan Islam terkait .

WHEN,  WHERE,  WHO, WHAT, HOW ?
Hari, tanggal : Rabu, 1 Januari 2014 / 8 Rabi’ul Awwal 1435
– Waktu: 09 :00 – 15: 00 WIB
– Pemateri dan Materi :
    1. Ustadz DR Erwandi Tarmizi, M.A . – “Manajemen Pendidikan Islam ”
    2. Ustadz Kurnaedi, Lc. – “Bingkisan Istimewa untuk Para Pendidik Generasi Islam ”
– Infaq: GRATIS a.k.a. FREE OF CHARGE
– Persyaratan : Membawa surat keterangan resmi sebagai tenaga pengajar / jabatan semisal di lembaga pendidikan Islam
– Tempat: Masjid Al – Barkah, Jl. Pahlawan Kampung Tengah , CIleungsi, Bogor, Indonesia
– Contact person : 021 – 8233661 / 081383245381

REMINDER
1. Daurah ini hanya untuk PARA PENDIDIK DAN PENGELOLA Lembaga Pendidikan Islam , meliputi : Guru , Pengurus, Ketua, Pembina, dan Pemilik Yayasan / Sekolah Islam .
2. PERSYARATAN adalah Membawa surat  keterangan resmi sebagai tenaga pengajar / jabatan semisal di lembaga pendidikan Islam terkait .

Ayo bantu sebarkan kepada saudara – saudara kita yang menjadi guru, pengurus, ketua , pembina dan pemilik
yayasan / sekolah Islam . Semoga bermanfaat. Jazakumullahu khoiron .

Sumber : www.radiorodja.com/rabu-1-januari-2014-daurah-full-day-khusus-para-pendidik-dan-pengelola-lembaga-pendidikan-islam-bersama-ustadz-dr-erwandi-tarmizi-ma-dan-ustadz-kurnaedi-lc-di-masjid-al-barkah-gratis/

Kalau ada yang penasaran dengan para pemateri, seperti saya, berikut saya salinkan hasil pencarian yang dilakukan dengan segenap jiwa dan raga tentang kedua ustadz di atas:

DR ERWANDI TARMIDZI, M. A. (diambil dari blog beliau http://erwanditarmizi.wordpress.com/about/):

Lahir di Pekanbaru 30 September 1974, menyelesaikan pendidikan D1 Pengajaran Bahasa Arab LIPIA, 1994-1995 S1 Syariah LIPIA, 1995-1999. S2 jurusan Ushul Fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2001-2005. S3 jurusan Ushul fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2006-2011.
Menjadi Supervisor Materi Keislaman Divisi Bahasa Indonesia situs http://www.islamhouse.com 2004-2006. Anggota tim pembuatan program e-book “Panduan Indeks Thesis dan Disertasi Fakultas Syariah”, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, 2006-2007. Anggota tim pembuatan program e-book “Panduan Lengkap Muamalat”, Dewan Syariah, Bank Al Rajhi, Riyadh, 2007-2008. Manajer situs islam berbahasa indonesia http://www.islam-indo.org , 2008-2009 . Pengajar D2 Studi Islam di Kantor Dakwah Islam Rabwah (2003-2011), dan di Kantor Dakwah Islam Rawdhah (2010 -2011). Penulis tetap kolom Fiqh Kontemporer, majalah “Manhajuna” Riyadh, 2003- sampai sekarang. Penulis tetap kolom Fiqh Muamalat Kontemporer & kolom Halal-Haram, majalah “Pengusaha Muslim”, Agustus 2011- sampai sekarang. Thesis : “Al Atsar Al Ushuly li Qaidah Isytirath Al Qudrah Lit Taklif”. Disertasi: “Tahqîq Mazhab Shafi’iyyah Fîmâ Ikhtalafu Fîhi Min Al Masail Al Ushuliyyah Fî Mabâhitsi Al Hukmi As Shar’i Wa Al Adillah “. Terjemahan buku “Sejarah Mekkah”, Darussalam for Publishing, Riyadh , 2003. Terjemahan buku “Sejarah Madinah”, Darussalam for Publishing, Riyadh, 2003. Terjemahan buku “Riyadhushshalihiin”, Darussalam for Publishing, Riyadh, 2004. Terjemahan buku “Tanda-tanda Hari Kiamat, Tinjaun Masa Depan Dunia Islam”, Qisthi Press, Jakarta, 2004. Terjemahan buku “Obat Penawar Sihir”, Islamic International for Publishing House, Riyadh, 2006. Terjemahan modul “Pengantar Fiqh Perbankan Islam”, Ma’had Al ‘Aly lil Qadhaa’, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, 2009. Harta Haram Muamalat Kontemporer, P.T. Berkat Mulia Insani, Jakarta, Februari 2012.

Pekerjaan :
1. Dosen tamu di program magister Perbankan Syariah Universitas Ibn. Khaldun Bogor.
2. Dosen tamu di program magister Managemen Bisnis Syariah IPB
3. Dosen tamu di program magister Ekonomoi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia Bogor
4. Dosen tamu di program magister Pemikiran Islam Kosentrasi Usul dan Fikih kelas Internasional Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Kegiatan :
Pemateri fiqih kontenporer radio rodja, rodja TV bogor.

No contact : 087885853828

USTADZ KURNAEDI, Lc
Maaf, setelah mencari di internet dengan tetesan darah dan air mata,    saya tidak bisa menemukan profil beliau yang lengkap.  Namun,  memang nama beliau sering muncul sebagai tenaga pengajar lembaga -lembaga  pendidikan  Islam  dan pemateri kajian salaf.

Naaah….  berhubung saya dan keluarga tidak merayakan Tahun Baru  Masehi yang tidak begitu penting juga,  daurah ini akan menjadi menjadi tempat tujuan saya tanggal 1 Januari  nanti,  insya Allaah. Bagaimana dengan tanggal  1 Januari anda? ^____^

Teacher's Professional Development

STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #3

CERAMAH GURU PUN BISA JADI SERU!

Siapa bilang kalau dalam kelas aktif itu tidak ada waktu ceramah? Mungkin ada sih dan yang pasti itu bukan saya. Saya lebih setuju pendapat yang mendukung waktu ceramah, presentasi atau menerangkan yang tidak terlalu sering dilakukan. Karena, kalau menurut saya pribadi nih, pembelajaran jarang bisa ‘masuk’ jika itu terlalu sering dilakukan.

Eit.. tunggu dulu… Namun tidak jarang juga ada guru-guru, pembicara, penceramah, dosen, atau siapapun yang berhasil menjadikan waktu TTT alias Teacher’s Talking Time mereka menjadi sangat efektif, lho!

Bercermin dari para presenter handal yang memukau – termasuk beberapa guru dan dosen yang pernah mengajar saya dan buku yang pernah saya baca tapi saya lupa judulnya (kalau tidak salah pengarangnya bernama depan Mel) – ada beberapa tahap minimal yang biasa mereka lakukan. Tahap-tahap tersebut adalah (i) memulai dengan sesuatu yang menarik perhatian, (ii) memiliki trik untuk memastikan kepahaman peserta, (iii) melibatkan peserta/ siswa, dan (iv) penekanan topik yang diberikan.

Berikut cara-cara yang saya ingat bisa dilakukan untuk menjadi pembicara jagoan seperti mereka:

AWAL YANG MENARIK

  1. Menampilkan visual aid atau menceritakan kisah yang menarik. Saya masih ingat satu dosen saya yang selalu melakukan hal ini. Tiap awal presentasinya, beliau selalu menyelipkan kartun pendek, gambar karikatur, potongan gambar yang aneh dan bikin penasaran – yang hebatnya selalu berhubungan dengan topik. Selain itu, pernah ada rekan sejawat saya yang mengajar ilmu sosial yang sangat jago bercerita sebelum mulai pelajaran, baik yang lucu seperti anekdot, atau yang jayus (kalau kata anak-anak), sampai kisah menyentuh yang ternyata di akhir cerita ia bilang itu cuma cerita fiksi. Bisa juga dengan menampikan film, seperti kelas Fisika yang pernah saya intip minggu ini. Sang guru saat itu mengajarkan tentang perubahan zat (itu lho yang isinya membeku, memuai, melebur, dkk). Nah, beliau menampilkan trailer film Ice Age di awal pembelajaran.
  2. Menantang peserta dengan pertanyaan, yang tentunya berhubungan dengan topik yang akan disajikan. Jangan kuatir jika topik benar-benar baru atau prior knowledge mereka mungkin tidak seperti harapan. Dengan pertanyaan tersebut, siswa akan termotivasi untuk mendengarkan. Saya pernah menjadi siswa seperti itu, yang sebeeel banget ketika tidak bisa menjawab pertanyaan salah satu guru saya sewaktu SMA. It worked! Saya malah masih ingat yang beliau ajarkan.
  3. Acting!Kalau ini terjadi di kelas saya. Hehehe… Biasanya saya tidak sering-sering melakukan ini biar element of surprise-nya terasa. Seperti ketika saya mau mengajarkan beberapa ungkapan bahasa Inggris, saya masuk kelas, membanting segala yang saya lalui dan berteriak marah mengenai suatu kasus yang terjadi dengan salah satu teman mereka. Yang pasti, murid-murid yang jarang banget melihat saya marah jadinya ketar-ketir. “What happened? What happened? ” katanya. Selesai acting, saya tanyai apa ungkapan yang saya gunakan. Setelah dramanya selesai, ada beberapa siswa yang ngeh kalau saya mengerjai mereka, tapi banyak juga yang masih ketakutan hehe.

MENANAMKAN PEMAHAMAN DAN MENJAGA KETERTARIKAN

  1. Headlines. Kurangi kalimat-kalimat yang paaanjaaaang dan laaaamaaa. Jangan pula tergoda untuk muter-muter, menjelaskan yang lain (meskipun itu ‘terasa’ berhubungan), atau narsis menceritakan diri sendiri dan kisah di masa lalu. Pilihlah kata-kata kunci yang dituliskan di papan atau ditampilkan di layar proyektor.
  2. Contoh nyata dan analogi. Sediakan ilustrasi yang bisa ditemukan di dunia nyata. Jika memungkinkan, buat perbandingan antara contoh materi yang disajikan dengan pengalaman siswa.
  3. Bantuan Visual. Jika anda memiliki murid seperti saya yang super visual, ini akan sangat membantu! Anda bisa menggunakan poster, transparansi, modul yang sesuai dengan apa yang disampaikan, atau demonstrasi akan sangat mempermudah siswa mendengarkan.

MELIBATKAN SISWA

  1. Stop dan tantang siswa! Hentikan ceramah anda tiba-tiba (bisa beberapa kali) dan tanyakan sesuatu yang berhubungan dengan materi.
  2. Quiz ringan. Selingi ceramah anda dengan quiz ringan berdurasi 3-10 menit. 1 pertanyaan pun boleh. Hal ini dapat memperingan beban siswa yang memiliki attention span yang rendah.
  3. LKS on-the-spot. Berikan modul isi ceramah anda yang tidak lengkap. Disini siswa melakukan cloze procedure. Caranya, hapus kata-kata yang ingin anda tekankan pada modul tersebut dan minta siswa untuk mengisi titik-titik selama mendengarkan ceramah anda.
  4. Blank. Kalau anda presentasi dengan menggunakan LCD Projector, selipkan satu slide kosong diantara presentasi anda. Pancing siswa yang mungkin saat itu mengira sedang mati lampu/ proyektornya rusak. Tanyakan apa yang terakhir disampaikan. Pura-puralah lupa… tapi jangan terlalu lama dan terlalu sering ya… Ini cuma sekali-kali aja. Oya, bisakah ini dilakukan tanpa PPT? Bisa! Diam saja tanpa ekspresi dan lakukan hal yang sama.
  5. Oops! Ini juga jika anda presentasi dengan menggunakan LCD Projector, selipkan satu slide yang salah atau pernah dipakai sebelumnya. Kalau siswa menymak, biasanya mereka akan berkomentar seperti, “Itu kan udah, bu!” atau “Lho, bukannya itu adalah … ” Anak-anak lain yang mungkin nyaris tertidur jadi ingin tahu apa yang terjadi. Hihihi.

MENEKANKAN POIN PENTING

  1. Pertanyaan aplikatif. Berikan pertanyaan atau studi kasus untuk dipecahkan siswa berdasarkan informasi yang didapat dari ceramah.
  2. Ulasan siswa. Minta siswa untuk mengulas isi ceramah satu sama lain atau berikan ulangan yang mereka nilai sendiri. (bukan ujian lho… Ini yang bahasa Inggrisnya review).

Hmm… saya juga masih harus belajar banyak menjadi penceramah yang baik-benar-enak. Untuk menuju ke sana, perjalanannya masih paaanjaaang. Mash banyak contoh yang harus saya cari dan kelas yang harus saya intip. Oya, kalau Bapak/ Ibu berkenan berbagi tips jitu untuk jadi penceramah model itu saya mau juga yaaa!

Teacher's Professional Development

STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #2 : PAIR WORK IDEAS

Saya sangat menyukai strategi kelas aktif dengan metode siswa berpasangan ini karena pernah dan bisa diterapkan di kelas dan pembelajaran apapun dengan jumlah murid berapapun, dari cuma 2 hingga 200 siswa. Metode ini bermanfaat untuk mengaktifkan diskusi hingga memeriksa pemahaman siswa dalam beragam seting kelas dari yang klasikal dengan bangku statis hingga dinamis.

Ada beberapa strategi yang bisa kita lakukan, diantaranya sebagai berikut:

1. Merespon bersama pertanyaan yang diberikan guru.

2. Mendiskusikan teks tertulis.

3. Merangkum bersama apa yang telah dipelajari.

4. Mewawancarai satu sama lain untuk mendapatkan jawaban yang berbeda dari apa yang tertulis, ditonton, didengar, dl..

5. Membandingkan catatan (BUKAN MENYALIN lho, ya! ^___^)

6. Mengoreksi hasil yang dibuat rekan sebangku.

7. Mengembangkan pertanyaan untuk ditanyakan kepada guru (ini kegiatan yang paling saya suka)

8. Melakukan studi kasus.

9. Menganalisa latihan yang diberikan atau melakukan eksperimen (sederhana) bersama.

10. Menguji kompetensi satu sama lain, misalnya dengan memberikan tes yang individualized.. hehe… kan lumayan lama duduk sebangku tuh! Pasti sudah kenal sifatnya.

11. Membuat game dan/ atau melakukan game berdua (Banyak yang bisa dibuat, bisa board game, flash cards, dominoes, dll.)

12. Melengkapi pair-information gap, (Kalau saya biasa melakukan ini untuk melakukan scanning pada pelajaran membaca. Saya suka cara yang ini karena siswa yang belum kompeten pun bisa melakukannya. Caranya, guru memilih satu teks yang sama. Buat dua salinan lalu hilangkan kata-kata yang berbeda di setiap teks. Nah, secara berpasangan siswa melakukan tanya-jawab untuk melengkapi teks.

Lalu, bisakah mereka bekerja berkelompok dengan posisi duduk yang tidak portable itu. Sangat bisa! Tinggal putar badan dan voila! Jadilah kelompok dengan empat anggota.

Jadi… furnitur kelas dan jumlah siswa pastinya tidak menjadi halangan untuk menerapkan kelas aktif.

Teacher's Professional Development

STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #1

JURUS PRAKTIS MENDAPATKAN PARTISIPASI SISWA

Suatu kelas tidak akan dikatakan aktif tanpa partisipasi siswa. Karena itu para ahli yang sudah berjibaku dengan siswa mengkreasikan beberapa metode yang insyaAllah bisa membuat siswa tertarik untuk ikut serta. Namun tentu saja, gaya-gaya ini tidak bisa terus dipakai di setiap kelas. Karena yang dihadapi guru adalah manusia, sangat mungkin mengkombinasikan atau memodifikasi metode di bawah ini untuk mencapai pembelajaran yang maksimal.

1. Diskusi terbuka

Tanyakan suatu pertanyaan pembuka di depan kelas. Jika anda kuatir siswa terlalu malu untuk menjawab, tanyakan apakah ada tiga atau atau empat orang siswa yang bisa menjawab. Atau, tanyakan saja siapa yang punya jawaban untuk pertanyaan. Atau, anda bisa memberikan waktu sebanyak 5-30 detik untuk siswa menuliskan jawaban mereka. Waktu pause tergantung kesulitan pertanyaan anda… Di kelas, saya tidak pernah lebih dari 30 detik :D. (Hmm.. Mungkin itu sebabnya murid-murid menjuluki saya Ratu Tega huehehehehe)

Tapi ingat-ingat yaaa… tingkat kesulitan siswa berbeda-beda, seperti tiga dari 6 level berpikirnya Bloom (bener gak ya?) yang saya ingat, yaitu mengingat, menerapkan, dan mengevaluasi. Jadi, bentuk pertanyaan sebaiknya didesain  minimal untuk tiga level itu. Misalkan:

  • Untuk level mengingat (basic) pertanyaannya menjadi “Apa bedanya…. dan ….” atau “Hayoo, sebutkan 3 bla.. bla..bla…”. jadi benar-benar  recalling saja sifat pertanyaannya.
  • Untuk level menerapkan (intermediate), pertanyaanya bisa seperti “Jelaskan apa hubungan antara… dan…. menurutmu?” atau “Bagaimana bisa … dikatakan sesuai, ya?” atau “Siapa yang setuju……? Kenapa?” dll, dst, dsb, dllaj. 😀 Intinya pertanyaan-pertanyaan didesain untuk menantang siswa level ini untuk (a) melogiskan  apa yang mereka pelajari,  (b) mengaplikasikan formula ke pertanyaan atau problem yang baru, dan  (c) menganalisa hubungan antara dua konsep atau lebih dan menggeneralisasikannya. 
  • Untuk level mengevaluasi, pertanyaannya bisa menjadi “Menurut si ini, bla.. bla.. bla… Jika kamu adalah si inu, apa yang kamu lakukan?” atau “Menurutmu, memangnya bisa ya jika bla.. bla.. bla…” Intinya, pertanyaan untuk siswa yang sudah mencapai level ini menantang mereka untuk mencari solusi atau alternatif dan memberikan justifikasi atas pilihan yang diambil.

Nah… saya yakin anda pasti sudah mengenali siswa-siswa anda tercinta. Dengan variasi pertanyaan sesuai level, semoga tidak ada siswa yang merasa tertinggal. 

2. Diskusi kelompok: Bagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan tiga orang atau lebih (jangan terlalu banyak, kalau menurut saya, agar efektif). Tugaskan kelompok untuk berbagi atau mendapatkan informasi. Metode ini berfungsi jika anda memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tanya jawab atas masalah yang muncul. Oya, suatu hari ketika saya sedang puter-puter cari ide di dunia maya untuk kegiatan di kelas, saya temukan laman dari University of North Carolina at Chapel Hill dan laman dari University of Minnesota ini yang isinya beberapa metode yang bisa diterapkan dalam kelompok kecil. Tujuannya  adalah agar siswa mampu menyuarakan pendapatnya  Begini kurang lebih isinya  setelah diterjemahkan:

  • Think/Write-Pair-Share (Lyman, 1992). Disini, guru memberikan isu atau masalah kepada siswa yang diminta untuk memikirkan atau menuliskannya setelah diberikan 30-60 menit. Lalu, siswa diminta bekerja berpasangan untuk menjelaskan jawaban mereka kepada rekannya selama 3-5 menit. Lalu, guru berdiskusi hasilnya satu kelas. 
  • Buzz Groups. Anak-anak dikelompokkan menjadi 5-8 orang untuk mendiskusikan topik yang diberikan guru. Oya, jangan lupa pastikan bahwa guru menginstruksikan siswa untuk mengkontribusikan satu ide kepada masing-masing kelompok. Setelah 10 menit, minta salah satu kelompok untuk membacakan hasilnya dan minta kelompok yang sama hasilnya untuk mengangkat tangan. Bagi kelompok yang memiliki jawaban/ tanggapan yang berbeda, minta mereka untuk berbagi.
  • Three-steps-interview. Kegiatan ini dilakukan oleh berpasangan. Masing-masing anggota pasangan bergantian untuk mewawancarai pasangan yang lain. Setelah itu, pasangan menyimpulkan apa yang dikatakan pasangannya. Kegiatan ini diakhiri oleh masing-masing pasangan menjelaskan kesimpulannya kepada pasangan yang lain.
  • Note Check. Kalau anda mewajibkan siswa untuk menulis (seperti saya.. hehe.. berhubung kami tidak menggunakan buku paket), sempatkan untuk meminta anak-anak membandingkan catatan mereka dengan rekannya. Minta siswa untuk mencari misconception dan atau apakah mereka telah menuliskan poin-poin terpenting yang harus dituliskan. Oya, ingatkan dan monitor siswa untuk tidak menukar catatan, ya! Membandingkan bukan memberikan catatan lalu dengan sekenanya dikopi loh… Jika strategi ini rutin dilakukan, insyaAllah kemampuan mencatat mereka akan berarsung meningkat.
  • STUMP! Hehe.. ini nama generik yang saya ambil sekenanya. Seru banget deh. Saya paling suka kalau sedang pakai metode ini. Biasanya, saya akan stop ditengah-tengah diskusi atau penjelasan lalu berkata “Stomp!”. Karena terbiasa, anak-anak akan segera berpaling ke teman mereka lalu dulu-duluan bertanya tentang apa yang saya sudah ajarkan di sesi itu. Kalau mereka bisa, saya menuliskan nama mereka di papan tulis. 

3. Kartu bingung: Sebarkan kartu berukuran A6 atau A7 dan minta siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan yang anda berikan tanpa menuliskan identitas di kertas. Anda bisa menggunakan metode ini untuk menghemat waktu atau ketika anda merasa siswa tidak cukup percaya diri untuk menyertakan identitas mereka di kartu jawaban.

4.  PollingBuatlah survei kecil-kecilan yang berhubungan dengan materi anda saat itu. Jika waktu anda sedikit, anda bisa meminta siswa untuk mengangkat tangan. Jika waktunya lumayan memadai, anda bisa meminta siswa untuk menuliskan pilihannya secepat mungkin ya.. 

5. WhipsAnda bisa menanyakan kelompok pertanyaan singkat yang hanya membutuhkan satu kata atau frase sebagai jawaban. Contoh pertanyaan bisa seperti “Satu hal yang bisa dilakukan dengan bla-bla-bla yaitu…”. Anda bisa menantang siswa untuk membuat pertanyaan untuk grup lain loh! Usually the students would love it! ^___^ Oya, jangan lupa dimonitor agar siswa tidak menanyakan hal yang sama. 

6. Diskusi panelUndanglah kelompok siswa ke depan sebagai presenter untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai suatu hal. Para peserta panel dapat memberikan pendapat mereka terhadap apa yang disampaikan. Rotasikan kesempatan untuk menjadi presenter agar setiap siswa memilik i kesempatan untuk memimpin. Jika waktu mencukupi, diskusi bisa dibuat lebih dalam untuk mendapatkan lebih dari suatu topik. 

7FishbowlSistem ini yang hampir sama dengan diskusi panel. Caranya, beberapa siswa untuk duduk di tengah lingkaran siswa yang lain. Yang sedikit mnjelaskan, sedangkan yang lebih banyak tentunya menjadi pendengar (aktif loh.. ada sesi tanya jawab nantinya). Metode ini saya rasakan manfaatnya kalau harus fokus ke diskusi kelas.. meskipun kelemahannya adalah makan waktu. 

8. GAMES! YAAY! Sebenernya hanya mengadopsi sistem cerdas cermat aja sih… atau acara Ranking Satu-nya salah satu stasiun TV dan game show lainnya. Klasik namun seruw! 

9. PEMBICARA BERIKUTNYATrik ini berguna kalau anda ingin siswa berpartisipasi. Daripada anda yang menunjuk siswa untuk memberikan pendapat, misalnya, anda bisa meminta siswa melakukannya setelah giliran mereka berbicara selesai. 

10. Pilih-Pilih PG. Hehehe.. kalau anda mencoba mencari tahu nama ini lewat mang Google, mungkin akan berakhir di blog saya. Sebenarnya metode ini sama dengan metode STUMP, tapi menggunakan PG alias Pilihan Ganda. Caranya sama, stop ceramah anda dan berikan satu soal PG. Minta anak tunjuk tangan untuk setiap jawaban, misalnya “Siapa yang memilih A, tunjuk tangan.” dst. Jika waktu memungkinkan, silahkan tanya alasannya. Ini juga untuk mengecek apakah siswa tidur ketika anda menerangkan di depan. 😛

11. Debat! My students love to debate a lot! Hehehe… biasanya saya menyediakan dua hal yang bertentang di kelas untuk satu topik. Lalu, saya bagi kelas menjadi dua bagian besar. Yang HARUS setuju dan yang TIDAK setuju. Ini sebenarnya bisa untuk materi apa saja, dari mulai ilmu sosial sampai matematika. Teman saya, guru matematika, membagi kelas menjadi dua bagian. Lalu, ia membuat dua statement yang bertentangan yang harus dipertahankan habis-habisan (sampai waktu habis maksudnya) oleh kedua kelompok. Satu pernyataan itu adalah: “Tower air itu (sambil menunjuk tower air) bisa didapat tingginya tanpa diukur dari atas ke bawah.” Seru…! Anak-anak yang sudah dibekali buku paket bisa menggunakan bukunya tanpa disuruh loh (mereka ingin jadi kelompok yang menang soalnya).

 Phew… Baiklah.. untuk sementara demikian strategi yang pernah saya pakai di kelas (dan yang saya intip di kelas teman-teman saya). Jika anda punya strategi yang lain, jangan sungkan berbagi yaaa! 

Bersambung ke STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #2 ^______^

Teacher's Professional Development

STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #INTRO

Mulai detik ini saya akan mulai berbagi apa yang saya tahu, pernah saya baca, dengar, alami, dan praktikan di ruang-ruang kelas mengenai manajemen kelas aktif.

Berhubung strategi-strategi praktis ini berasal dari berbagai sumber yang pernah saya pelajari dari mulai saya nekad mengajar di depan murid, maka saya persilahkan anda atau siapapun untuk membaginya seluar-luasnya. Semoga semakin banyak guru-guru yang berdaya yang sanggup memberdayakan potensi-potensi (tersembunyi) generasi-generasi masa depan.

Yang pasti, strategi-strategi ini pernah saya praktikan di ruang kelas. Dan, hasilnya… Subhanallah… baik siswa maupun saya ketagihan dengan bagaimana kami berinteraksi di dalam kelas. Namun mohon maaf,  berhubung saya tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni mengenai peristilahan, banyak strategi yang tidak dinamai dengan nama generik asalnya. Mungkin ada beberapa yang saya tahu, namun selebihnya, kebanyakan saya menamai sekenanya.

Karena saya (pribadi)  percaya, siswa tidak butuh nama-nama metode pembelajaran yang njelimet… they just need to have something when they walk out of my class.

Meniru iklan susu yang katanya dapat memberikan efek sixpacks bagi pengonsumsinya, maka saya saya juga akan ikut berkata:

“Active Learning? Trust me.. It works!” Hahahaha 😀

Selamat mencoba! ^___^ 

Teacher's Professional Development

(RE)GROUPING YANG SERU

–by Mierza Miranti

“New semester means new groups in Englicious Class!”

“Yaaay!” murid-murid kelas 12 itu pun berseru gaduh. Haduuh… ko kelasku tidak seperti kelas 12 ya…

“Yaiyalah… liat aja gurunya!” Itu komentar rekan kerja saya sesama guru. Wew… ~____~”

Lalu, saya tawarkan murid-murid tercinta saya itu untuk membuat group sendiri dengan batasan bahwa dalam satu kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Ajaibnya, mereka menolak lho! Berbeda dengan tahun lalu yang langsung iya-iya aja karena mereka memang ingin bergabung dengan kelompok bermainnya (geng maksudnya).

Tahun ini anak-anak menunjukkan wajah bingung ketika saya meminta mereka memilih sendiri anggota kelompoknya. (Haduuh.. bu Mierza… ingat2! setiap anak itu unik.. begitu juga tiap generasi!) Anggap saja tahun ini setiap kelas itu kompak, sehingga bingung mau dengan siapa….(terus berpikir positif J)

Baiklah.. putar otak…. akhirnya si jurus grouping pun dikeluarkan!

“Alright students…. Since you ask for it, I’m going to regroup you in a natural way.” (Halah! Natural way? Bingung habisnya mau ngomong apa.. hehe…)

“Please stand up and get ready to listen.”

Stop!

Ceritanya akan saya hentikan disini ya karena lamannya mungkin tidak akan cukup, berhubung saya mengajar 5 kelas yang berbeda.  Yang pasti pengelompokkan tadi berjalan seru, menyenangkan, serta menegangkan dan mungkin bisa menjadi ide ice breaking juga.

Nah… Berikut 2 tipe grouping seru yang pernah saya lakukan di kelas.

A.  Object Grouping

Object Grouping

(RE)Grouping yang satu ini hanya mengandalkan sisi auditory  dan kinestetik siswa (dan mungkin gurunya juga, hehe). Dari object grouping, kita bisa mengelompokkan siswa menjadi pasangan atau kelompok bertiga, berempat, berlima, dst… dst.. tergantung kebutuhan.

Yang harus dilakukan pertama yaitu mengkomunikasikan apa yang harus dilakukan dan pastikan siswa mengerti. Jika dibutuhkan (dan biasanya diperlukan), guru ikut memperagakan objek yang dimaksud dengan variasi sesuai pribadi masing-masing tentunya. Namun, seperti yang dibilang murid-murid saya: semakin lebay semakin oke! Hehehe.

Peraturan lainn yang saya terapkan yaitu pada setiap perubahan gerakan, anak-anak harus memastikan bahwa anggota kelompoknya benar-benar baru! Ini untuk menghindari kelompok yang mencoba untuk terus bersama. Kalaupun ada anak yang ingin memolakan, silahkan.. mereka jadi terpacu untuk berpikir mengenai peluangnya kan. (Hehe… gotcha!)

Objek dan gerakan yang saya pilih lalu jelaskan kepada anak-anak adalah sebagai berikut:

  1. Liberty Statue. Anak-anak diminta memperagakan patung liberty dengan satu tangan di atas berpura-pura memegang obor dan satu tangan lain memegang buku. Biasanya saya meminta anak-anak untuk memerankannya secara anggun (setelah saya peragakan tentunya J).
  2. Welcome Statue. Kalau yang ini saya ambil dari patung selamat datang. Anak harus mencari teman berbeda jenis kelamin den memeragakan patung ini dengan seimbang. Biasanya saya lebih-lebihkan peragaannya sehingga anak-anak harus berdiri satu kaki, dengan satu tangan ke depan dan yang satu ke belakang. (Gambar menyusul deh…J)
  3. Traffic light. Nah, kalau yang ini lebih mudah. Dengan mencari dua orang berbeda, anggota kelompok diminta berbaris. Yang paling depan jongkok, yang di tengah membungkuk, dan yang terakhir berdiri dengan posisi agak menjorok kedepan. (Iya..iya… gambar menyusul ya….)
  4. Train. Untuk membentuk kelompok berisi empat orang, anak-anak diminta berbaris dengan tangan yang bergerak-gerak ke depan dan belakang persis seperti roda kereta api dengan siswa yang paling depan memperagakan masinis yang menarik tali untuk membunyikan… ng… apa ya namanya? Peluit? Yang bunyinya tuuut… tuuuut… Oya minta anak-anak membunyikannya juga… Huahahahaha.. seru deh pokonya.

Biasanya saya hanya membuat kelompok paling banyak berisi empat orang agar kerjanya efektif. Tapi kalau anda ingin membuat lebih.. silahkan cari ide lainnya. Yang pasti kegiatan ini sangat saya rekomendasikan.. terutama setelah istirahat makan siang. ^_____^.

B. Category grouping.

Kalau yang ini, kita harus menyiapkan kertas sejumlah anak yang mau kita bagi. Lalu, tentukan jumlah kelompoknya. Idenya banyak untuk grouping yang ini dan sangat bisa disesuaikan dengan pembelajaran. Biasanya, saya meminta anak untuk tidak memperlihatkan kertas yang dia dapat (atau malah saya minta lagi kertasnya hehe). Hal ini saya lakukan agar dia bisa ingat kata-kata yang dia dengar dan akan aktif mengucapkannya.

Category grouping yang pernah saya lakukan (dan yang saya ingat tentunya J):

1.   Animal sound grouping. Ini seru… karena kelas anda akan berubah menjadi KANDANG!!! Hehehe… Pertama bagikan secara acak suara-suara binatang (kalau saya waktu itu ya suara binatang dalam bahasa Inggris): ruff-ruff  (anjing), Meow (kucing), Oink-oink (babi), cockle-doodle-doo(ayam), dan quack-quack (bebek). Anda bisa membahas ini setelah mereka duduk dengan kelompoknya.

2.  Parts of Speech sound grouping. Untuk pengelompokkan yang ini, karena tujuannya adalah grouping, maka anak-anak saya haruskan membawa kamus sehingga mereka tahu kelompok parts of speech-nya (haduh.. apa ya bahasa Indonesianya?). Sama dengan animal sound, pastikan anda sudah menyiapkannya. Contoh:

Nouns: classroom, toilet, tree, door

Verbs: leave, write, smile, try

Adjective : beautiful, great, enormous, terrible

Dst.. dst..

Grouping ini sangat bisa anda variasikan sesuai dengan pembelajaran jika terdapat pengelompokan-pengelompokan yang harus dihapalkan. Dari pengalaman saya, banyak anak (kinestetik terutama) yang terbantu untuk menghapal kategori yang memusingkan (misalkan pengarang dan buku-bukunya atau nama binatang langka dan habitatnya) dan terbukti mereka mampu memilahnya ketika saya membahas di akhir pengelompokkan.  Biar anak-anak dulu yang mencoba mencari tahu. Sehingga tidak hanya disuapi (itu menurut saya loo…)

3.   Pasangan peribahasa. Kalau yang ini ketika saya mengajar bahasa Indonesia di SD dan saya memang mau mereview peribahasa sekalian meminta anak duduk dan bekerja berpasangan. Caranya, siapkan sejumlah peribahasa yang harus dihapalkan anak. Jika memang hanya 5, misalnya, silahkan dikalikan hingga mencapai jumlah anak. Misalkan terdapat 20 anak di kelas,berarti ada 4 set peribahasa yang harus disiapkan. Lalu, potong peribahasa tersebut agar bisa dipasangkan. Contohnya peribahasa berikut adalah satu set yang ditulis di kertas terpisah: “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Terakhir, jangan lupa acak set yang sudah disiapkan. Lagi-lagi… pengelompokkan ini juga bisa didesain untuk mata pelajaran apapun yang membutuhkan kemampuan anak untuk mampu memasangkan.

Satu hal yang harus selalu diingat adalah aturan main. Agar seru dan tidak menimbulkan ekses yang berlebihan, pastikan anak didik anda tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Selain itu, saya selalu membuat kelas saya adalah panggung teater. Karena saya percaya :

“Teaching is 50% preparation and 50% theatre!” Hehehe…

Jika anda memiliki ide pengelompokkan yang lebih seru lagi jangan sungkan berbagi, ya!

Salam Pendidikan!

 ***visit also klastulistiwa.guru-indonesia.net***