Teacher's Professional Development

STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #1

JURUS PRAKTIS MENDAPATKAN PARTISIPASI SISWA

Suatu kelas tidak akan dikatakan aktif tanpa partisipasi siswa. Karena itu para ahli yang sudah berjibaku dengan siswa mengkreasikan beberapa metode yang insyaAllah bisa membuat siswa tertarik untuk ikut serta. Namun tentu saja, gaya-gaya ini tidak bisa terus dipakai di setiap kelas. Karena yang dihadapi guru adalah manusia, sangat mungkin mengkombinasikan atau memodifikasi metode di bawah ini untuk mencapai pembelajaran yang maksimal.

1. Diskusi terbuka

Tanyakan suatu pertanyaan pembuka di depan kelas. Jika anda kuatir siswa terlalu malu untuk menjawab, tanyakan apakah ada tiga atau atau empat orang siswa yang bisa menjawab. Atau, tanyakan saja siapa yang punya jawaban untuk pertanyaan. Atau, anda bisa memberikan waktu sebanyak 5-30 detik untuk siswa menuliskan jawaban mereka. Waktu pause tergantung kesulitan pertanyaan anda… Di kelas, saya tidak pernah lebih dari 30 detik :D. (Hmm.. Mungkin itu sebabnya murid-murid menjuluki saya Ratu Tega huehehehehe)

Tapi ingat-ingat yaaa… tingkat kesulitan siswa berbeda-beda, seperti tiga dari 6 level berpikirnya Bloom (bener gak ya?) yang saya ingat, yaitu mengingat, menerapkan, dan mengevaluasi. Jadi, bentuk pertanyaan sebaiknya didesain  minimal untuk tiga level itu. Misalkan:

  • Untuk level mengingat (basic) pertanyaannya menjadi “Apa bedanya…. dan ….” atau “Hayoo, sebutkan 3 bla.. bla..bla…”. jadi benar-benar  recalling saja sifat pertanyaannya.
  • Untuk level menerapkan (intermediate), pertanyaanya bisa seperti “Jelaskan apa hubungan antara… dan…. menurutmu?” atau “Bagaimana bisa … dikatakan sesuai, ya?” atau “Siapa yang setuju……? Kenapa?” dll, dst, dsb, dllaj. 😀 Intinya pertanyaan-pertanyaan didesain untuk menantang siswa level ini untuk (a) melogiskan  apa yang mereka pelajari,  (b) mengaplikasikan formula ke pertanyaan atau problem yang baru, dan  (c) menganalisa hubungan antara dua konsep atau lebih dan menggeneralisasikannya. 
  • Untuk level mengevaluasi, pertanyaannya bisa menjadi “Menurut si ini, bla.. bla.. bla… Jika kamu adalah si inu, apa yang kamu lakukan?” atau “Menurutmu, memangnya bisa ya jika bla.. bla.. bla…” Intinya, pertanyaan untuk siswa yang sudah mencapai level ini menantang mereka untuk mencari solusi atau alternatif dan memberikan justifikasi atas pilihan yang diambil.

Nah… saya yakin anda pasti sudah mengenali siswa-siswa anda tercinta. Dengan variasi pertanyaan sesuai level, semoga tidak ada siswa yang merasa tertinggal. 

2. Diskusi kelompok: Bagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan tiga orang atau lebih (jangan terlalu banyak, kalau menurut saya, agar efektif). Tugaskan kelompok untuk berbagi atau mendapatkan informasi. Metode ini berfungsi jika anda memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tanya jawab atas masalah yang muncul. Oya, suatu hari ketika saya sedang puter-puter cari ide di dunia maya untuk kegiatan di kelas, saya temukan laman dari University of North Carolina at Chapel Hill dan laman dari University of Minnesota ini yang isinya beberapa metode yang bisa diterapkan dalam kelompok kecil. Tujuannya  adalah agar siswa mampu menyuarakan pendapatnya  Begini kurang lebih isinya  setelah diterjemahkan:

  • Think/Write-Pair-Share (Lyman, 1992). Disini, guru memberikan isu atau masalah kepada siswa yang diminta untuk memikirkan atau menuliskannya setelah diberikan 30-60 menit. Lalu, siswa diminta bekerja berpasangan untuk menjelaskan jawaban mereka kepada rekannya selama 3-5 menit. Lalu, guru berdiskusi hasilnya satu kelas. 
  • Buzz Groups. Anak-anak dikelompokkan menjadi 5-8 orang untuk mendiskusikan topik yang diberikan guru. Oya, jangan lupa pastikan bahwa guru menginstruksikan siswa untuk mengkontribusikan satu ide kepada masing-masing kelompok. Setelah 10 menit, minta salah satu kelompok untuk membacakan hasilnya dan minta kelompok yang sama hasilnya untuk mengangkat tangan. Bagi kelompok yang memiliki jawaban/ tanggapan yang berbeda, minta mereka untuk berbagi.
  • Three-steps-interview. Kegiatan ini dilakukan oleh berpasangan. Masing-masing anggota pasangan bergantian untuk mewawancarai pasangan yang lain. Setelah itu, pasangan menyimpulkan apa yang dikatakan pasangannya. Kegiatan ini diakhiri oleh masing-masing pasangan menjelaskan kesimpulannya kepada pasangan yang lain.
  • Note Check. Kalau anda mewajibkan siswa untuk menulis (seperti saya.. hehe.. berhubung kami tidak menggunakan buku paket), sempatkan untuk meminta anak-anak membandingkan catatan mereka dengan rekannya. Minta siswa untuk mencari misconception dan atau apakah mereka telah menuliskan poin-poin terpenting yang harus dituliskan. Oya, ingatkan dan monitor siswa untuk tidak menukar catatan, ya! Membandingkan bukan memberikan catatan lalu dengan sekenanya dikopi loh… Jika strategi ini rutin dilakukan, insyaAllah kemampuan mencatat mereka akan berarsung meningkat.
  • STUMP! Hehe.. ini nama generik yang saya ambil sekenanya. Seru banget deh. Saya paling suka kalau sedang pakai metode ini. Biasanya, saya akan stop ditengah-tengah diskusi atau penjelasan lalu berkata “Stomp!”. Karena terbiasa, anak-anak akan segera berpaling ke teman mereka lalu dulu-duluan bertanya tentang apa yang saya sudah ajarkan di sesi itu. Kalau mereka bisa, saya menuliskan nama mereka di papan tulis. 

3. Kartu bingung: Sebarkan kartu berukuran A6 atau A7 dan minta siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan yang anda berikan tanpa menuliskan identitas di kertas. Anda bisa menggunakan metode ini untuk menghemat waktu atau ketika anda merasa siswa tidak cukup percaya diri untuk menyertakan identitas mereka di kartu jawaban.

4.  PollingBuatlah survei kecil-kecilan yang berhubungan dengan materi anda saat itu. Jika waktu anda sedikit, anda bisa meminta siswa untuk mengangkat tangan. Jika waktunya lumayan memadai, anda bisa meminta siswa untuk menuliskan pilihannya secepat mungkin ya.. 

5. WhipsAnda bisa menanyakan kelompok pertanyaan singkat yang hanya membutuhkan satu kata atau frase sebagai jawaban. Contoh pertanyaan bisa seperti “Satu hal yang bisa dilakukan dengan bla-bla-bla yaitu…”. Anda bisa menantang siswa untuk membuat pertanyaan untuk grup lain loh! Usually the students would love it! ^___^ Oya, jangan lupa dimonitor agar siswa tidak menanyakan hal yang sama. 

6. Diskusi panelUndanglah kelompok siswa ke depan sebagai presenter untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai suatu hal. Para peserta panel dapat memberikan pendapat mereka terhadap apa yang disampaikan. Rotasikan kesempatan untuk menjadi presenter agar setiap siswa memilik i kesempatan untuk memimpin. Jika waktu mencukupi, diskusi bisa dibuat lebih dalam untuk mendapatkan lebih dari suatu topik. 

7FishbowlSistem ini yang hampir sama dengan diskusi panel. Caranya, beberapa siswa untuk duduk di tengah lingkaran siswa yang lain. Yang sedikit mnjelaskan, sedangkan yang lebih banyak tentunya menjadi pendengar (aktif loh.. ada sesi tanya jawab nantinya). Metode ini saya rasakan manfaatnya kalau harus fokus ke diskusi kelas.. meskipun kelemahannya adalah makan waktu. 

8. GAMES! YAAY! Sebenernya hanya mengadopsi sistem cerdas cermat aja sih… atau acara Ranking Satu-nya salah satu stasiun TV dan game show lainnya. Klasik namun seruw! 

9. PEMBICARA BERIKUTNYATrik ini berguna kalau anda ingin siswa berpartisipasi. Daripada anda yang menunjuk siswa untuk memberikan pendapat, misalnya, anda bisa meminta siswa melakukannya setelah giliran mereka berbicara selesai. 

10. Pilih-Pilih PG. Hehehe.. kalau anda mencoba mencari tahu nama ini lewat mang Google, mungkin akan berakhir di blog saya. Sebenarnya metode ini sama dengan metode STUMP, tapi menggunakan PG alias Pilihan Ganda. Caranya sama, stop ceramah anda dan berikan satu soal PG. Minta anak tunjuk tangan untuk setiap jawaban, misalnya “Siapa yang memilih A, tunjuk tangan.” dst. Jika waktu memungkinkan, silahkan tanya alasannya. Ini juga untuk mengecek apakah siswa tidur ketika anda menerangkan di depan. 😛

11. Debat! My students love to debate a lot! Hehehe… biasanya saya menyediakan dua hal yang bertentang di kelas untuk satu topik. Lalu, saya bagi kelas menjadi dua bagian besar. Yang HARUS setuju dan yang TIDAK setuju. Ini sebenarnya bisa untuk materi apa saja, dari mulai ilmu sosial sampai matematika. Teman saya, guru matematika, membagi kelas menjadi dua bagian. Lalu, ia membuat dua statement yang bertentangan yang harus dipertahankan habis-habisan (sampai waktu habis maksudnya) oleh kedua kelompok. Satu pernyataan itu adalah: “Tower air itu (sambil menunjuk tower air) bisa didapat tingginya tanpa diukur dari atas ke bawah.” Seru…! Anak-anak yang sudah dibekali buku paket bisa menggunakan bukunya tanpa disuruh loh (mereka ingin jadi kelompok yang menang soalnya).

 Phew… Baiklah.. untuk sementara demikian strategi yang pernah saya pakai di kelas (dan yang saya intip di kelas teman-teman saya). Jika anda punya strategi yang lain, jangan sungkan berbagi yaaa! 

Bersambung ke STRATEGI PRAKTIS KELAS AKTIF #2 ^______^

Tinggalkan Balasan

Please log in using one of these methods to post your comment:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s