Homeschooling, Homeschooling Starter Kit

Homeschooling Parents Pun Perlu Tahu Tahap-Tahap Belajar Ilmu Syar’i

image

“Kalau homeschooling, yang ngajar agama siapa?”

Guru dan homeschooling.

Itu salah satu pertanyaan yang (biasanya) paling sering ditanyakan setelah seseorang tahu bahwa satu keluarga memutuskan untuk gak sekolah.

Kalau dulu, saya mungkin bisa dengan pede mengatakan, “Ya fasilitasi aja. Kan sekarang ada Pakde Google. Belajar bareng. Ilmu agama? Kan ada yufid. Ada aplikasi.  Kajian tematik? Banyak. Kurang apa lagi???” Dan benih ujub dan kesombongan pun perlahan mulai mengakar di hati.

Sampai suatu ketika, dalam sebuah majelis ilmu syar’i yang berjalan di atas manhaj salafush shalih, hati ini pun tertampar. Seorang ibu yang nyata-nyata menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya perlu mengkaji  ilmu-ilmu itu terlebih dulu – idealnya. Karena….

BELAJAR AGAMA ITU ADA TAHAPANNYA.

Baik itu aqidah, tafsir, hadits, fiqih, ilmu bahasa, sirah, semuanya!

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rohimahulloh berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allah telah berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ

Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun (Al-Qashshash:50)” (Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal: 393)

Alhamdulillah. Tamparan itu berbekas ilmu. Lalu, apa sajakah tahapan-tahapan itu ?

  1. Cari guru dan kitab yang benar.
  2. Untuk ILMU AQIDAH, agar tahapannya  benar, seorang penuntut ilmu sebaiknya memulai dengan kitab Al Ushul Ats Tsalatsah, lalu Al Qawaid Al Arba’, Kasyfus Syubhat dan Risalah Ushulil Iman. InsyaAllah, pendidikan pokok in akan mengokohkan akidah yang benar. Setelahnya, seorang penuntut ilmu bisa melanjutkan pada Kitab At Tauhid, Al Aqidah Al Washithiyyah milik Imam Mujaddin Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, kemudian Al Hamawiyyah, lalu At Tadmuriyyah, dan  Al Aqidah Ath Thahawiyyah. Setelah mutqin, seorang pembelajar dapat melanjutkan pada pembahasan sunnah yang terkenal diantaranya Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah milik Al Laalikaa-i, Kitab As Sunnah milik Al Khallal, Kitab As Sunnah milik Abdullah bin Ahmad bin Hambal , Al Ibanah milik Ibnu Bathah Al’Akbari, dan Kitab At Tauhid milik Ibnu Khuzaimah dan banyaaaak kitab-kitab lain yang termasuk dalam bidang ini.
  3. Untuk ILMU TAFSIR, yang paling masyhur tentunya kitab Tafsir Ibni Katsir (774H) rahimahullah dan Kitab Tafsir As Sa’di (1376H) rahimahullah. Lebih khusus lagi, Mukhtashar Tafsir Ibni Katsir milik Muhammad Nasib Ar Rafi’i. Jika mampu menyelesaikan kitab-kitab tadi, maka pelajarilah Tafsir Al Baghawi (516H).
  4. Untuk ILMU HADITS, seorang penuntut ilmu hendaknya memulai dari Al Arba’in An Nawawiyah untuk dihafal dan dipahami, juga membaca penjelasan yang terkandung di dalamnya. Lalu hendaknya secara bertahap mempelajari Umdatul Ahkam kemudian Bulughul Maram, juga dengan syarah-nya. Kemudian, setelah itu barulah ia mampu untuk mempelajari Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) dan Kutubus Sittah.
  5. Untuk ILMU FIQIH, tidak cukup hanya membaca hadits-hadits. Perlu sekali mengkaji kitab-kitab fiqih seperti Umdatul Fiqhi yang merinci permasalahan-permasalahan furu’ atau kitab Zaadul Mustaqni. Di antara syarah yang mudah dipelajari adalah kitab As Syarh Al Mumthi’ yang ditulis oleh Syaikh Al Allamah Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin.
  6. Sedangkan dalam Sirah Nabawiyyah, mulailah dengan mempelajari Mukhtashar Sirah Nabawiyyah. Kemudian, bisa mempelajari Sirah Nabawiyyah milik Ibnu Hisyam. No worries karena di zaman ini, alhamdulillah, kitab-kitab sirah sudah banyak yang diringkas. Tapi, tetaplah berhati-hati untuk mengkonsultasikan kitab tersebut kepada para guru yang diakui keilmuannya.

Done, then. Banyak kaaan?

Permasalahan berikutnya adalah… bagaimana kalau guru tersebut tidak ada, atau tempatnya jauh, atau tidak mungkin melakukan perjalanan karena safar tanpa mahram?

Tenang. Ada solusinya, insyaAllah.

Azzamkan dalam hati perkara menemui guru ini. Beli (atau download kalau ada) kitab-kitab tadi atau minimal terjemahannya. Baca lalu catat poin-poin yang penting dan ingin diketahui. Kumpulkan dan bawalah ketika ada kesempatan. Minta terus kemudahan kepada Allah. Bukankah Allah sebaik-baik penolong?

Referensi:

Kajian kitab Al-Jâmi’ fi Ahkâm wa Âdâb Ash-Shibyan karangan Abu ‘Abdillah ‘Âdil bin Abdillâh Âlu Hamdân Al-Ghâmidi

Tahapan Dalam Menuntut Ilmu

Bahaya Bicara Agama Tanpa Ilmu

https://almanhaj.or.id/2764-kaidah-kaidah-menuntut -ilmu.html

My Reflection

Kumpulan Video Kajian Pendidikan Anak dari Ustadz Abdullah Zaen, MA

Alhamdulillah, nemu ini bersliweran di grup dan linimasa. Siapapun yang merangkumkan, jazzakumullah khairan.

بسم الله الر حمن الر حيم

Pelajaran untuk para Orang Tua tentang Pendidikan Anak
Ada 27 Kajian yang menarik dan sangat penting bagi pertumbuhan karakter anak

Disampaikan secara apik, lugas dan jelas dari sudut pandang agama dan psikologis

Sangat dianjurkan untuk para ortu yang baru pemula mempelajari agama Islam, karena beliau cara penyampaiannya santai dan mudah dipahami..

oleh : Ustadz Abdullah Zaen, MA.
.
01 – Adil Terhadap Semua Anak (40 Menit)

.
02 – Ajarkan Quran kepada Anak (50 Menit)

.
03 – Ajarkan Bahasa Arab pada Anak (50 Menit)

.
04 – Ajarkan Hadits pada Anak (48 Menit)

.
05 – Anak adalah Amanah Allah (38 Menit)

.
06 – Anak adalah Anugrah dan Ujian (40 Menit)

.
07 – Anak dan Dasar Keilmuan (58 Menit)

.
08 – Anak dan Ilmu Dunia (46 Menit)

.
09 – Anak dan Kejujuran (55 Menit)

.
10 – Anak dan Kreatifitas (46 Menit)

.
11 – Anak dan Membaca (52 Menit)

.
12 – Anak dan Menjaga Rahasia (53 Menit)

.
13 – Anak dan Lapang Dada (50 Menit)

.
14 – Anak dan Amanah (50 Menit)

.
15 – Berikan Bingkisan Hadiah (50 Menit)

.
16 – Berikan Sambutan Hangat (43 Menit)

.
17 – Bermain dan Bercanda (50 Menit)

.
18 – Hindari Mencela Anak (56 Menit)

.
19 – Istimewakan setiap Anak (52 Menit)

.
20 – Jangan sampai Setan Menyentuh Anak (44 Menit)

.
21 – Kecupan Kasih Sayang (46 Menit)

.
22 – Permainan untuk Anak (51 Menit)

.
23 – Manfaatkan Hari Istimewa (46 Menit)

.
24 – Keminderan Anak (48 Menit)

.
25 – Menjaga Perasaan Anak (48 Menit)

.
26 – Anak Tidak Percaya Diri (43 Menit)

.
27 – Rumah adalah Sekolah (34 Menit)