Lectures of Life

Obesity Manifesto

Food=FastMinggu pertama Coursera untuk mata kuliah Child Nutrition and Cooking memperlihatkan video berjudul ‘Obesity Manifesto’. Video ini menceritakan krisis kesehatan publik yang mendera Amerika. Maya Adam M.D. (dosen mata kuliahku itu) menamakannya sebuah ‘epidemi’yang menjebak keluarga untuk ‘mengikutinya dan pada akhirnya akan ‘menyapu’ generasi berikutnya.

Ada beberapa bagian yang membuat saya tercengang dalam video itu, diantaranya:

• Lebih dari 17% anak-anak yang tinggal di AS menderita obesitas

• Setidaknya 1 dari 3 anak di AS diduga menunjukan gejala awal obesitas

• Obesitas pada anak-anak memiliki hubungan dengan penyakit-penyakit berat seperti diabetes, jantung, dan kanker

• Obesitas pada anak-anak merupakan penyakit yang diakibatkan oleh perubahan budaya makan yang terjadi secara bertahap semenjak 30 tahun yang lalu.
• AS menjadi sebuah Negara yang tergantung pada makanan olahan yang dijual di segala penjuru
• Setidaknya satu dari tiga anak-anak AS yang berusia 4-19 tahun mengonsumsi makananan cepat saji yang berakibat pada bertambahnya berat anak rata-rata sebesar 6 pound setiap tahunnya.
• Jika budaya ini berlanjut, maka generasi ini akan menjadi yang generasi anak-anak pertama dalam dunia modern yang akan mengalami harapan hidup yang lebih PENDEK dari orang tua mereka!!!
• Satu dari tiga anak yang dilahirkan pada tahun 2000 akan memiliki diabetes tipe 2 yang sebelumnya hanya diderita oleh orang dewasa saja (adult-onset diabetes). Penyakit ini berpotensi merusak limfa, pandangan, dan fungsi ginjalnya pada usia produktif.

Maya yakin bahwa memasak adalah salah satu cara yang ampuh untuk menyelamatkan AS dari keterpurukan kesehatan dikarenakan gaya hidup. Dengan memasak-menyajikan-hingga memakan makanan yang diolah sendirii bersama keluarga dapat menjadi lebih menyenangkan daripada membawa anak-anak ke restoran cepat saji atau membeli makanan olahan dari perusahaan multinasional yang kaya.

“Kebiasaan makan dimulai sejak anak berusia 12-24 bulan” katanya.

Maya bahkan yakin bahwa krisis budaya ini berakibat pada kebangkrutan Negara. Salah satu buktinya, pada tahun 2008 dinyatakan bahwa pelayanan medis yang dihubungkan dnegan obesitas berjumlah sebesar $ 147 miliar.

Ternyata (eh, ternyata), porsi-porsi makan jumbo yang dimakan orang-orang Amerika (yang sering saya lihat di televise atau ketika teman Amrik saya datang berkunjung) BUKANLAH porsi yang normal!

“Porsi yang diberikan oleh restoran cepat saji ternyata 2-5 kali lebih banyak daripada yang sewajaranya.” Ujarnya lagi

Ia menyajikan data dimana makan siang yang disajikan pada 80% sekolah di Amerika melebihi rekomendasi total lemak dan lemak jenuh dari USDA. Bahkan 94% sekolah tidak memenuhi standar makanan sehat yang disyaratkan USDA.

Wiiih… saya sungguh sangat terpanggil untuk melakukan apa yang disarankan Maya. Saya sudah membayangkan nanti kalau Jenna sudah masuk SD, bangun pagi-pagi, menyiapakan segala sarapan dan bekal makan siang Jenna. Semoga tekad Ummi cukup kuat untuk melaksanakannya, nak. Amiin. ^___^

Lectures of Life

Masak Bareng Dosen “Stanford School of Medicine”

Maya Adam

Judulnya nampak keren? Tentu saja.

Apakah artinya benar-benar literer: MEMASAK? — Pastinya!

Jadi… ini merupakan tulisan pertama dari (semoga saja) beberapa catatan kuliah saya di Coursera (cieee…) yang bertema Child Nutrition and Cooking di Stanford School of Medicine.

“Whatt?? Stanford??? Jauh bener!” Mungkin itu yang ada di benak anda.

Saya (sayangnya) tidak benar-benar terbang ke Stanford untuk mengambil kuliah ini. Tapi, saya duduk manis di depan computer (atau tidur-tiduran dengan dengan perangkat lain) sambil mendengarkan video kuliah dari ibu Maya Adam (beliau dosennya), mengerjakan beberapa proyek (yang belum saya mulai hingga tulisan ini dibuat, hiings…. ~____~”) untuk dinilai oleh teman-teman sekelas, dan mengakhiri setiap minggu dengan mengerjakan kuis mingguan.

Inilah silabus kuliah yang sedang saya ambil untuk kuliah ini:

  • Minggu pertama – Pengenalan masalah, dari mulai epdemi obesitas yang melanda AS dan apa yang bisa dilakukan. Pada minggu ini, masak-memasak yang dilakukan cukup sederhana, yaitu sarapan yang simpel dan stir-fry yang dalam bahasa kita hanya satu kata yaitu: TUMIS!
  • Minggu kedua – Menu seimbang, dari mulai cara menyiasati porsi yang cukup tapi memuaskan, alternatif sarapan sehat, makan malam sederhana yang hanya memerlukan satu wadah besar, dan membuat kue yang bebas ‘gluten’ (ini apa bahasa Indonesianya, ya?).
  • Minggu ketiga – Bagaimana cara membuat bekal makan siang yang sehat dan cepat, membeli sabu (sayur dan buah maksudnya) serta membuat anak mencintainya (halah!), dan membuat makanan sehat lain (Yuuummm!!).
  • Minggu keempat – Berkebun (haduh!) sebagai salah satu cara membuuat anak cinta makanan segar dan cara pernyajian sabu yang kreatif serta teknik dasar membuat sup dan memasak ikan (Yaay!).
  • Minggu kelima – Kesimpulan semuanya dengan tambahan cara mengukus sederhana, membuat saus salad dasar, dan membuat penganan untuk hari libur.

Nampak seru yaaa! Saya sih baru mengunduh video minggu pertama dan kedua. Kesan pertama begitu membuat ketagihaaan!

Aish… sungguh terlalu sedikit ilmu saya sebagai ibu. Semoga kuliah ini mampu membuat saya menjadi ibu yang lebih benar (selain baik tentunya) terutama di dapur. ^___^ Amiin.

Maka, dengan ini, saya akan membuat PERNYATAAN:

“Saya – Ummi Jeqeela – menyatakan bahwa saya (sangat) optimis dalam menyelesaikan kuliah ini. Hal-hal yang menyangkut tugas dan kuis akan saya laksanakan dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.”

Bismillah…