Education Management

Pemimpin Sekolah yang Efektif (Bagian 2)

Posting ini adalah kelanjutan dari tulisan sebelumnya, yaitu Apakah Anda Pemimpin yang Efektif? (Bagian 1) . Posting tersebut membahas 3 kriteria pertama seorang pemimpin sekolah yang efektif, yaitu:

  1. Menunjukkan kepemimpinan atau leadership
  2. Memiliki kemampuan mendisiplinkan siswa
  3. Memiliki sistem yang berkelanjutan dan holistik untuk mengevaluasi kinerja

Pada posting kali ini, saya akan melanjutkan kriteria pemimpin yang efektif berikutnya.

4.Mengembangkan dan Mengevaluasi Program Sekolah

Bagian ini merupakan peran penting dri seorang pemimpin sekolah. Program yang berhasil adalah program yang dapat mengembangkan kemampuan siswa di sekolah melalui pengalaman yang bernilai. Inilah kurikulum tersembunyi yang sesungguhnya, atau yang ramai disebut dengan ‘pendidikan karakter’. Program yang efektif harus mencakup beragam area untuk memberikan ‘pengalaman’ ini.

Jika sekolah merupakan sekolahyang baru, ada baiknya sebelum dibuka atau pada awal tahun, pemimpin sekolah menginvestigasi program yang diterapkan di sekolah lain. Membuka telinga lebar-lebar untuk masukan sangatlah penting. Jangan tersinggung jika ada beberapa guru atau orang tua yang mengatakan “Di sekolah saya sebelumnya, ada program begini dan begitu.” atau “Kenapa tidak begini atau begitu saja?” atau kalimat yang semisalnya. Karena, siapa tahu program yang disebutkan tersebut bisa efektif diterapkan di sekolah setelah dikembangkan dan dievaluasi.

Selain itu, perlu sekali melakukan evaluasi atas program  yang sedang berjalan setiap tahunnya. Contohnya saja, jika sekolah memiliki program membaca yang tidak memotivasi anak untuk membaca, maka saatnya untuk meninjau ulang keefektifan program dan melakukan penyesuaian untuk meningkatkan kualitas program tersebut.

 

5.Meninjau Ulang Kebijakan dan Prosedur

Seorang pemimpin sekolah, terutama kepala sekolah memiliki tugas untuk membuat, meninjau ulang, menghilangkan, dan mengedit kebijakan dan prosedur setiap tahunnya. Kebijakan dan prosedur sekolah ini sebaiknya tercetak di buku penghubung karena buku penghubung  bukan hanya berfungsi sebagai ‘catatan harian’ tapi juga mampu meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Kualitas pendidikan ini bisa tercapai dengan memastikan setiap individu mengikuti kebijakan dan prosedur sebagai budaya sekolah dan ‘kurikulum terselubung’ sekolah tersebut.

Apa sajakah kebijakan dan prosedur minimal yang harus dicantumkan di buku penghubung?

  1. Prosedur kehadiran dan keterlambatan
  2. Prosedur kedisiplinan dan konsekuensinya
  3. Kebijakan penggunaan telepon genggam
  4. Kebijakan seragam
  5. Code of Conduct setiap penghuni kampus

 

 

6. Membuat jadwal

Proses pembuatan jadwal setiap tahun adalah tantangan yang akan selalu ada untuk para pemimpin sekolah. Ada beragam jadwal yang harus dimasukan dalam rutinitas sekolah, termasuk diantaranya jadwal bel sekolah, piket, penggunaan laboratorium, penggunaan perpustakaan, dll. Kroscek masing-masing jadwal sangat penting untuk memastikan beban guru sama satu dengan yang lain – meski tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak.  Seorang pemimpin sekolah juga harus menjadi fleksibel dan selalu siaga untuk mengubah jadwal jika diperluka.

 

7. Mendelegasikan tugas

Banyak pemimpin yang masih sulit mendelegasikan tugas karena kuatir akan kemampuan anak buahnya. Namun, perlu diketahui bahwa, pendelegasian akan banyak membantu anak buah untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan menyingkat waktu pengerjaan. Cobalah mencari tahu pihak-pihak yang dapat dipercaya atau dilatih untuk mengerjakan pekerjaan yang didelegasikan. Selanjutnya, cobalah memberikan rasa trust kepada mereka. Sekolah yang tidak bersifat one-man show akan jauh lebih sehat dalam hal membina hubungan antar pekerjanya.

 

8. Menjalin Hubungan Baik dengan Orang Tua dan Komunitas

Membangun hubungan yang baik dengan orang tua pembelajar dapat memberi banyak kemudahan dalam proses pendidikan. Salah satunya adalah ketika sekolah mengadapi masalah displin, situasi akan sagat mudah diatasi jika orangtua mendukung keputusan sekolah dan turut mendidik anak dengan kultur yang diharapkan.

Selain itu, membangun hubungan dengan komunitas, baik secara individu maupun bisnis, daoat sangat membantu operasional sekolah. Beberapa keuntungan diantaranya adalah kemudahan mendapatkan donasi, waktu pribadi, dan dukungan positif lainnya.

 

9. Merekrut Guru dan Staf yang Berkualitas

Hal yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah sumber daya insani sekolah. Merekrut orang yang tepat dapat mempermudah pekerjaan semua orang yang terlibat di dalam sistem. Salah satu cara mencari SDM yang berkualitas adalah dengan melakukan wawancara.

Namun, memang terkadang para pemimpin sekolah ini tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan wawancara. UNtuk itu, perlu dilakukan beberapa tahap screening khusus yang bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang didelegasikan. Tahap penyaringan tersebut diantaranya adalah:

  • Mengirimkan surel berisi beberapa pertanyaan untuk melihat antusiasme atau kesesuaian awal. Hal ini berguna untuk menghemat waktu kedua belah pihak.
  • Melakukan serangkaian tes tertulis dan tes mengajar/ unjuk kerja.

Nah, jika proses di atas telah dilakukan, maka pemimpin sekolah dapat memutuskan untuk melakukan wawakcara. Ada baiknya mengundang pihak lainyang dipercaya untuk mendapatkan umpan balik yang berbeda. Terdapat beberapa cara rekrutmen yang sesuai untuk sekolah, diantaranya yaitu dengan Behavioral Event Interview atau STAR. Ini akan dibahas lebih mendalam dalam posting saya selanjutnya.


Memang tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang efektif, namun tentunya tidak mungkin selama pemimpin tersebut mau terus belajar untuk menjadikan dirinya efektif. Semoga paparan peran-peran dapat membantu para pengambil keputusan di sekolah. Selamat belajar. 🙂

Education Management

Pemimpin Sekolah yang Efektif? (Bagian 1)

Posting yang ini merupakan operasionalisasi dari posting saya sebelumnya yaitu:

Perangkat Manajemen Sekolah yang Efektif.

Saya beruntung mengenal beberapa pimpinan sekolah, baik itu kepala sekolah, koordinator guru, pengelola sekolah, dan yang siapapun yang bertanggung jawab dalam manajemen sekolah. Dari mereka, saya banyak mengamati dan akhirnya menerapkan ilmu ketika saya mengemban amanah sebagai manajer sekolah.

Tentu tidak mudah ya menjadi seorang pimpinan sekolah. Perlu banyak waktu, tenaga, kelapangan hati, dan kerja cerdas. Para pemimpin tersebut saya pandang mampu mengatasi segala rintangan yang menghadang demi memberikan yang terbaik bagi siapapun pihak yang ada di sekolah.Mereka sangat layak disebut pemimpin sekolah yang efektif.

Di bawah ini, saya ambil beberapa persamaan peran yang membuat mereka dianggap sebagai pemimpin yang efektif. Apa sajakah itu?

1. Menunjukan kepemimpinan atau leadership

Pemimpin yang efektif selalu menjadi contoh anak buahnya. Kepemimpinan ini ditunjukan dengan sikap yang positif (atau mudahnya nggak gampang sakit hati :P), selalu antusias, selalu siap mengatasi kesulitan dalam keseharian operasional sekolah, dan yang paling utama mau mendengar anak buahnya.

Intinya, seorang pemimpin itu selalu available bagi guru, staf, orang tua, siswa, dan komunitas pembelajar sekolah lainnya. Kalau dilihat dari sikap, nih, seorang pemimpin yang baik itu selalu nampak tenang dalam situasi tersulit, berpikir panjang sebelum bertindak, dan mengedepankan kepentingan sekolah di atas kepentingan pribadi. Mereka bahkan siap untuk mengambil peran di luar jobdesc yang diamanahkan.

2. Mampu mendisiplinkan siswa 

Pimpinan sekolah, mau tidak mau, harus mengambil peran sebagai pihak yang mendisiplinkan siswa: terutama kepala sekolah dan wakasek kesiswaan.

Eit, tapi jangan salah… seorang pemimpin sekolah yang bergerak di bidang yang tidak berhubungan langsung dengan siswa pun memeliki peran ini, lho. Setidaknya, mereka memperlakukan siswa dengan standar kedisiplinan yang sama yang diharapkan sekolah.

Siapakah yang membuat standar kedisiplinan ini? Kepala sekolah (dan terkadang bagian kesiswaan) tentunya.

Lalu, bagaimanakah cara membuat standar kedisiplinan ini. Pertama, pastikan semua pihak tahu langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan untuk setiap masalah kedisiplinan serta konsekuensinya. Jadi, hanya kasus-kasus beratlah yang ditangani langsung bagian kesiswaan atau kepala sekolah. Seorang pimpinan yang baik akan mendengarkan dan mengumpulkan sebanyak mungkn bukti sebelum memberikan konsekuensi maupun pinalti. Dan, yang penting tapi sering dianggap remeh adalah selalu mendokumentasikan isu-isu disiplin untuk setiap tindakan yang dilakukan.

3. Mengevaluasi bawahannya

Biasanya, seorang pemimpin yang efektif cenderung memiliki anak buah yang efektif juga. Misalkan, kepala sekolah atau koordinator guru yang efektif biasanya memiliki guru-guru yang efektif. Kepala Tata Usaha biasanya memiliki staf yang efektif.

Lho? Kok bisa?

Tentu saja. Karena pimpinan yang efektif selalu menginformasikan ekspektasi di awal, melakukan induction atau pengawalan tugas di awal, melakukan kunjungan kelas atau meninjau proses pekerjaan secara rutin, dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai kualitas kerja anak buah.

Yang terpenting, informasi ini dikomunikasikan secara berkala dengan cara yang positif, terutama jika terdapat ekspektasi yang belum tercapai. Intinya, seorang pemimpin tidak perlu menunggu akhir masa jabatan bawahannya untuk mengevaluasi, terutama jika peningkatan mutu proses dan hasil kerja adalah tujuannya.

Hmm…. Keren, kan? Tapi apa iya ada pemimpin yang demikian? Tentu saja. Merekalah yang menginspirasi saya menerbitkan tulisan ini agar bisa meracuni pimpinan sekolah yang lain. Ini baru bagian satu, lho…. Saya akan teruskan di posting bagian dua untuk racun-racun berikutnya. Biar nggak kepanjangan bacanya. 🙂

Salam,

Mierza Miranti