Kajian Buku Ustadzah Ummu Ihsan

CATATAN KAJIAN: Tak Ada Gading yang tak Retak – Ustadzah Ummu Ihsan – 26 Juli 2026 – bedah buku “Jangan Katakan Aku Nakal”

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Maka apapun yang Allah katakan tentang manusia,  kita harus percaya.

Nabi tidak akan mengada-adakan berita,  hadits, kecuali sesuai wahyu Allah. Nabi Shallallahualaihi wasallam bersabda, 

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

Semua bani Adam sering melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang sering melakukan kesalahan adalah yang sering bertaubat. [HR. Ibnu Majah, at-Tirmidzi dan lain-lain. Hadits ini hasan, menurut syaikh al-Albani rahimahullah]

Saat anak berbuat salah/ menunjukkan kekurangan, pahami bahwa ia manusia. Tapi sadari bahwa kita sebagai manusia bahwa ini saatnya kita harus belajar dari kesalahan,  begitu pula saatnya anak belajar. Ini saatnya orang tua mengakui kesalahan dan introspeksi diri, membawa anak agar menyadari kesalahan dan memperbaiki diri.

Mendidik anak perlu istiqomah, konsisten,  bekal, kesungguhan, keteladanan, kedisiplinan dalam melatohnya, memagari anak dari godaan syaithon dan syubhat globalisasi.

Dengan istighfar, kita akan yakin bahwa janji Allah itu benar.

وَيَٰقَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ

Artinya: Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.

Bertaubat dan istighfarlah agar Allah buka rezeki, termasuk rezeki anak yang salih.

Berbaik sangka kepada Allah. Sebesar apapun kesalahan dan penyimpangan anak kita, jika Allah kehendaki ‘kun’ maka ia akan kembali. Banyak berdoa dan yakin dengan doa kita, salah satunya:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan

[artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya].” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah no. 46, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 381: 570, Al-Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al-Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 227).

Maka, mujahadah, bersungguh-sungguh, karena tantangan kita sama. Yakinlah itu tidak akan sia-sia. Jangan marah.. tetap jaga mood, latihan, jangan putus asa.


إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. [ar-Ra’d/13:11].


Surga itu mahal. Barang perdagangan Allah itu mahal dan barang perdagangan Allah itu mahal. Tenagamu, jual kepada Allah. Pikiranmu, hartamu yang kau pertaruhkan, jual kepada Allah.

Jangan bermimpi menyuburkan tanah yang tadinya dengan hujan sehari, sepekan. Semua perlu proses. Tambahkan shalat, khusyuknya, tumaninah, sabarnya untuk ‘menyuburkan tanah’.


Dalam dua ayat surat Al Baqarah, Allah memerintahkan bagi hamba-Nya untuk meminta pertolongan dengan sabar dan shalat. Allah Ta’ala berfirman,

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45).

Allah Ta’ala juga berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ


“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153).

Sabar adalah kunci pertolongan Allah.

Bersabarlah dan peganglah janji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,

واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً

“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan” (HR. Ahmad, sahih)

Jangan saling menyalahkan. Jika sudah terjadi, hadapi dengan ‘qadarullah wa maa syaafaal’, berfikir jernih, tetap santun, dan bersabar. Jangan anggap kiamat. Sebesar apapun kesalahan anak, ambil langkah bijak. Biidznillah kesalahan anak bisa diperbaiki sedikit demi sedikit.

Terima anak apa adanya, jangan pernah membenci. Jangan jauhi. Karena mengedepankan emosi karena kemarahan itu dari syaithon.

TASK: Murajaah buku hal 57-74

Lectures of Life, Muslimah Session

Jadi Muslimah Berahlak Baik itu COOL!

Bismillaah…

Berikut ini slide yang pernah dibuat untuk dipresentasikan pada Muslimah Session atau sesi kajian muslimah di sebuah sekolah menengah umum. Semoga bermanfaat.

Lectures of Life, Muslimah Session, My Reflection

Muslim dan Perayaan Tahun Baru

0. New Year CelebrationTahun Baru Masehi pun menjelang. Media, dari mulai TV (yang untuk tidak saya sambungkan ke antena) sampai medsos, sedang heboh-hebohnya mengkampanyekan dan mengsyiarkan gegap gempitanya si tahun baru ini. Pokoknya, barang siapa yang tidak merayakan tahun baru sepertinya nggak ngehitz banged. ~___~” 

Adakah yang salah dengan itu? Nope! Fine! Nggak apa-apa kok…. untuk yang bukan muslim. ^___^

Heh? Maksudnya?

Nah, bagi yang muslim, tentunya kita memiliki panduan dalam hidup alias A Way of Life dalam bahasa Sundana mah. Panduan itu disebut dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullaah (salallaahu ‘alayhi wassalam). Daan… dalam panduan itu tidak sedikitpun disebutkan tentang perayaan ini. Bahkan, dalam hadits yang derajatnya sahih disebutkan bahwa Rasulullaah (salallaahu ‘alayhi wassalam) berkata kepada kaum jahiliyah terdahulu yang  merayakan hari Nairuz dan Mihrojan setiap tahunnya ketika beliau tiba di Madinah bahwa “Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu hari Idul Fithri dan Idul Adha”. (HR. An Nasa-i no. 1556. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).  Jadi, perayaan umat Muslim itu yaa.. kedua hari raya tersebut.

Now wait.. maksudnya yang merayakan Tahun Baru itu kaum jahiliyah gitu? Ng… monggo simpulkan sendiri. Kalau saya (dan keluarga), insya Allah, nggak berani merayakannya.
Terus? Gimana dong? Dibilang nggak asik dong? Nggak nge-hitz dong?
Hiyaaaa… takut bener dilabel manusia. Takut tuh kalau dilabel Allah kalii… Inget lho, ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269.) 
Lengkapnya, silahkan tengok slideshow berikut yang sempat saya buat untuk disajikan setahun lalu dalam forum Muslimah Session SGS.