“Kok kinerjanya tidak seperti saat wawancara, ya?”
Mungkin kalimat ini pernah anda dengar atau mungkin pernah anda lontarkan jika anda bekerja sebagai manajer sekolah. Atau bahkan, mungkin saat ini anda bertanya-tanya akan keefektifan proses rekrutmen yang anda lakukan. Jika iya, maka anda adalah seorang pemimpin yang reflektif.
Sekarang ini, saya akan berbagi sebuah metode wawancara yang dikenal dengan nama
Behavioral Event Interview atau BEI
Secara sederhana, BEI adalah suatu teknik yang meminta calon karyawan atau guru untuk menceritakan dengan RUNTUT situasi atau pengalaman NYATA SECARA DETIL pada saat mereka mengajar di tempat sebelumnya atau belajar di universitas (untuk yang merekrut fresh graduate). Jadi, memang hasil wawancaranya tersebut adalah kisah sang kandidat dalam menyelesaikan masalah tertentu dalam pekerjaan atau pendidikan sebelumnya.
Mungkin di titik ini anda akan bertanya: “Waduh… Apa saja yang ditanyakan pada saat wawancara? Apa mungkin bisa langsung bercerita begitu saja? Ada tekniknya?”
Yup, tentu saja. BEI menyebutnya dengan teknik STAR.

Begini langkahnya:
- PERSIAPAN – Sebelum dimulai, kandidat ‘dipersiapkan’ untuk menjawab dalam beberapa detik setelah diperdengarkan pertanyaan tentang suatu kejadian di masa kerja/ pendidikan yang lalu. Pertanyaannya sebaiknya detil, seperti : “Sebutkan satu proyek yan pernah anda pimpin?” atau sejenisnya.
- SITUATION (SITUASI) – dimana penanya menggali situasi genting pada event tersebut.
- TASK (TANTANGAN DAN EKSPEKTASI) – Intinya, apa yang dilakukan, dengan cara apa, siapa yang telibat, dan seterusnya.
- RESULTS (HASIL) – Apa saja pencapaian, prestasi, bahkan hingga kegagalan yang dialami.
BEI dianggap salah satu metode yang cukup cerdas dalam menggali karakter calon guru karena kandidat tidak bisa memoles jawaban sebelumnya. Jawaban ini juga dapat memprediksi kesesuaian kultur sang kandidat dengan sekolah kita dengan menggali respon yang nyata berdasarkan keahlian, pengetahuan, sikap, karakter, sampai filosofi hidupnya.
Apakah teknik ini selalu berhasil? Sangat tergantung kualitas pertanyaan atau probing yang dilakukan pewawancara. Jadi, ya, memang perlu latihan untuk menjadi pewawancara BEI yang handal. 🙂
Nah, berikut saya lampirkan slide presentasi yang saya bawakan tentang tema ini. Slide ini bisa anda unduh jika ingin tahu dan mempraktekan teknik ini. Dan, jika anda memerlukan trainer, jangan sungkan hubungi saya untuk berkolaborasi.
Selamat mencoba.
Salam,
Mierza Miranti
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.