Dunia sesuatu yang akan binasa /fana/ bayangan yang akan hilang. Yang tertipu dengan dunia adalah kebinasaan.
Bagi yang tertipu, menganggap akhirat itu dongeng & kematian sebagai peristirahatan terakhir. Maka, pandang dunia fana. Allah ← Rasulnya menganggap dunia sebagi sebuah yang hina.
Pikiran seorang mukmin: masuk surga. Keimanan adalah segalanya. Ulama: Dunia itu seperti perempuaan tua yang berhias. Dunia itu tempatnya lelah. Ada orang yang diberikan kesenangan, malah lupa. Maka kebahagiaan di dunia itu tidak akan sempurna.
Surat Al-Balad Ayat 4
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
HAKIKAT AKHIRAT ADALAH KEBAHAGIAAN SESUNGGUHNYA
Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshâri, dia menceritakan bahwa ada jenazah yang (dipikul) melewati Rasûlullâh n , maka beliau bersabda, “Orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya”. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (maksud) orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya?” Beliau menjawab, “Seorang hamba yang Mukmin beristirahat dari kepayahan dan gangguan dunia menuju rahmat Allâh. Sedangkan hamba yang fajir (jahat), maka banyak manusia, bumi, pepohonan, dan binatang, beristirahat darinya” . [HR. Bukhari dan Muslim]
Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliy rahimahullahu ta’ala berkata:
“Bertemanlah kamu kepada siapa saja yang kamu bisa berteman. Dan demi Allah yang beristiwa’ di atas ‘Arsy, tidak akan pernah ada orang yang akan berteman denganmu di dalam kuburanmu, kecuali satu teman saja.
Ketahuilah, dia adalah amalanmu yang saleh.
Dan berbuat baiklah dalam berteman dengannya, niscaya dia akan berbuat baik dalam berteman dengan kamu di dalam kuburanmu.” [Lathaiful Ma’arif hal 99]
MAKA PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN TEMAN KITA DI KUBUR NANTI: AMAL SOLEHMU
Ibnu Qayyim: kehidupan di dunia penuh tidak dingin karena penuh dengan kesulitan.
Bila seseorang selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah; dihasankan oleh syaikh al-Albâni]
8 PERKARA YANG MENIMPA MANUSIA:
- Sururun (Kegembiraan)
- Hamuun (Kegundahan)
- Pertemuan
- Perpisahan
- Kemudahan
- Kesusahan
- Kesakitan
- Kesehatan
Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أتاني جبريلُ ، فقال : يا محمدُ عِشْ ما شئتَ فإنك ميِّتٌ ، وأحبِبْ ما شئتَ ، فإنك مُفارِقُه ، واعملْ ما شئتَ فإنك مَجزِيٌّ به ، واعلمْ أنَّ شرَفَ المؤمنِ قيامُه بالَّليلِ ، وعِزَّه استغناؤه عن الناسِ
“Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata, ‘Hai Muhammad! Hiduplah sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.’” (HR. Thabrani dan dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 831)
Dunia adalah tempat bercocok tanam
Sahabat punya cita-cita tinggi: masuk syurga. Maka tanamkan kepada anak.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ . قَالَ « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ ، وَتُؤَدِّى الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ » . قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا . فَلَمَّا وَلَّى قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا
“Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang badui mendatangi Nabi Saw, lalu ia berkata, “Tunjukkan kepadaku suatu amal jika aku kerjakan mengantarkanku masuk surga”. Nabi bersabda, “Kamu meyembah Allah tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat fardhu, membayar zakat dan puasa di bulan ramadhan”. Si badui itu berkata, demi jiwaku di tagannya, aku tidak akan menambah ini. Ketika si badui itu sudah pergi Nabi bersabda, ” jika anda ingin melhat ahli surga lihatlah orang ini”. (HR. Bukhari).
“Rasulullah (pernah) masuk ke rumah kami, yang mana tidak ada orang lain yang di dalam melainkan aku, ibuku (Ummu Sulaim) dan bibiku (Ummu Haram). Beliau bersabda, ‘Berdirilah kalian, aku akan salat bersama kalian.’ Kemudian beliau salat bersama kami pada saat bukan waktu salat wajib.”
Anas juga bercap bahwasanya Rasulullah sering berkunjung (singgah) apabila Rasulullah hendak pergi ke Quba’. Pada suatu ketika, Rasulullah singgah di kediaman Ummu Haram. Beliau dihidangkan makanan Ummu Haram, lalu kemudian Rasulullah menyandarkan kepalanya dan bablas tertidur.
Saat terbangun, Ummu Haram mendapati Rasulullah tiba-tiba tertawa. Ummu Haram yang melihatnya pun terheran-heran dan bertanya
“Apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?” tanya Ummu Haram.
Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sekelompok manusia dari umatku diperlihatkan kepadaku, mereka berperang di jalan Allah dengan berlayar di lautan sebagaimana raja-raja di atas pasukannya atau laksana para raja yang memimpin pasukannya
Ummu Haram yang mendengarnya terdiam. Mencoba membayangkan pasukan muslimin yang biasanya berperang melewati gurun dan hutan menggunakan unta dan kuda mereka, kelak akan berperang di negeri asing melewati laut. Ummu Haram yang memang mendambakan sekali ikut berjuang di jalan Jihad pun langsung menatap antusias kepada Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, doakanlah aku agar aku termasuk dalam golongan mereka.” Ujar Ummu Haram mantap.
Lalu Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallamberdo’a kepada Allah atas permohonan Ummu Haram. Kemudian beliau menyandarkan kepalanya lagi dan memejamkan mata. Beliau kembali tertidur. Tidak lama kemudian beliau terbangun dan tertawa kembali. Ummu Haram yang melihatnya bertanya lagi.
“Apa yang membuat Anda tertawa wahai Rasulullah?” tanya Ummu Haram lagi.
Mendengarnya, Rasulullah kembali bersabda Sekelompok manusia dari umatku diperlihatkan kepadaku tatkala berperang di jalan Allah laksana raja bagi pasukannya.’
Ummu Haram kembali berujar mantap,
“Wahai Rasulullah, doakanlah aku agar aku termasuk dalam golongan mereka.” Ujar Ummu Haram untuk yang kedua kalinya.
Kali Ini Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallamtersenyum.
“Engkau termasuk golongan mereka.”
PERANG DI LAUTAN LEBIH BESAR PAHALANYA
“ Dunia itu termasuk empat golongan, yaitu:
(1) Seseorang yang Allah beri ilmu dan harta lalu dia bertakwa kepada Allah, menyambung silaturahim (hubungan dengan kerabat), dan mengetahui hak Allah atas harta tersebut. Orang ini yang paling utama kedudukannya di sisi Allah.
(2) Seseorang yang Allah beri ilmu tetapi tidak diberi harta, lalu dia berkata, ‘Andai aku punya harta, aku akan melakukan seperti amalan si polan.’ Karena niat baik itu, dia dan orang pertama sama dalam pahala.
(3) Seseorang yang Allah beri harta tetapi tidak diberi ilmu, lalu dia menghabiskan harta tersebut tanpa bertakwa kepada Allah, tidak menyambung silaturahim, dan tidak mengetahui hak Allah pada harta itu. Orang ini kedudukannya paling buruk di sisi Allah.
(4) Seseorang yang tidak diberi Allah harta dan ilmu, lalu berkata, ‘Andai aku punya harta, aku akan melakukan seperti amalan si polan.’ Karena niat buruknya itu, keduanya sama dalam dosa .’” (HR. Tirmidzi, no. 2325 dan Ahmad, 4:231. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).









































Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.