(Mierza ummu Abdillah)
Ternyata, segala ilmu parenting yang mendewakan ‘tidak ada hukuman’ itu memang hanya cocok di jaman nabi Isa yang secara fitrah sangat lembut. Saat itu diturunkan kitab yang akhirnya diikuti oleh para pengikutnya… dan tentu bukan umatnya Nabi Muhammad.
Jamannya Rasulullah, telah ada kitab dan panduannya… Memukul (ringan) sebenarnya diperbolehkan ASALKAN melewati 11 jenis hukuman dan ilmu pengasuhan yang panjang dan mendalam…. Ketatnya pemberian hukuman dalam rangka mendidik ini bisa menjadikan anak malah tidak kena hukuman sama sekali.. itulah hebatnya Islam. Kita boleh memilih – dengan ilmu dan konsekuensi yang menyertai.
Pembahasan tentang hukuman ini ditaruh di bab belasan dalam kitab2 parenting para ulama salafush shalih agar para pendidik (orang tua) mampu mendidik sehingga tidak perlu menghadirkan pukulan (bahkan hukuman) dalam prosesnya.
Ya. Islam memperbolehkan DENGAN PILIHAN: ternyata bersabar (dengan ilmunya) jauh lebih utama dalam mendidik.
Al Qur’an dan sunnah yang dipelajari sesuai pemahaman salafush shalih, sebagai orang2 yang hidup dekat dengan jaman Rasulullah, menjadikan manusia-manusia memiliki qudwah hasanah. Tapi mungkin kita (saya) terlalu sombong untuk mengikutinya. Memilih tidak membacanya… menjadikan diri tidak percaya bahwa Islam sudah memiliki segala yang dibutuhkan. Menganggap kurang kekinian, mungkin?
So… itulah sebab awal mula rusaknya karakter… teori barat itu berkiblat pada kitab yang mana?
Dan sekarang kita sedang mengunyah akibatnya.
Mari membaca sumber shahih yang memang dituliskan untuk kita.
Mari memulainya.
Bismillah.