Buku IGHATSATUL LAHFAN karya Ibnul Qayyim
Tipu daya setan kepada manusia: Membuat manusia menganggap baik pada pendapatnya
Bisikan-bisikan hatinya, apa yang melintas dalam pikirannya – bahkan ketika belum dicicil dengan Quran dan sunnah
Menipu orang yang suka menyendiri seperti ahli zuhud, orang yang merasa cendekiawan, untuk merasa benar hanya dari perasaan saja. Mereka tidak melihat keterangan syariat dari zikir dan amal. Mereka merasa maksum, merasa hatinya bersama Allah.
Lintasan hati:
- Rahmaniyah: berasal dari Allah, malaikat Allah
- Syaithaniyah: berasal dari setahun, bisikan/ waswas setan
- Bawaan diri, seperti mimpi
Seorang hamba yang ubudiyahnya tinggi tetap saja ada setan yang memusuhinya, seorang manusia yang punya hawa nafsu yang embawapada hal yang tidak baik, pote si tergelincir. Setan berjalan pada tubuhnya pada peredaran darahnya.
Kemaksuman hanya diberikan kepada Rasul Allah yang menengahi antara hamba dan penciptaan, atau sebagai perantara, bukan perantara agar diibadahi agar ibadahnya sampai kepada Allah.
Betapa orang berada pada keadaan paling zuhud sekalipun, ia tidak pernah ditinggalkan setan hingga ia mati. Karena itu, keadaan sebelum mati itu krusial. Setan ingin membuat muslim suul khatimah. Maka kita terus berhati-hati, terus meminta tolong kepada Allah.
TIDAK PANTAS bagi seorang pun yang Allah berikan ia ilmu, kemudian ia berkata kepada manusia: Ayolah kalian, jadi hamba-hambaku.
Jadi, selain rasul, tidak boleh untuk kita untuk ingin menjadi atau menganggap orang maksum.
Setiap sahabat pasti akan berlepas diri dari pendapat mereka saat melampaui Quran dan sunnah, tidak pernah berhukum pada lintasan perasaan, terutama dalam beramal. Hanya orang yang tertipu yang memilih-milih hadits atau membantahnya berdasarkan perasaannya.
Kalau dasar kebodohannya itu berasal dari salah info yang dianggap anggap benar, ini dimaafkan. Kalau tidak mau belahar, maka ia terkena beban dosa akan keberpalingannya (syubhat: jangan belajar agama. Nanti makin banyak tahu, makin banyak dosanya).
Keadaan diri yang menganggap hasil perasaan dan pikirannya itu cukup tanpa pemikiran Rasul, itu sama dengan mendustakan Rasul dengan bahasa yang berbeda. Bagi orang yang menganggap boleh sesekali keluar dari syariat, itu sebesar-besarnya kekufuran.
Para sahabat sahabat yang mencurigai pendapat mereka karena kuatir tidak sesuai dengan Quran dan sunnah itu adalah orang yang paling baik ma hatinya.
Bagi yang lahirnya rusak, maka bisa menjadi perkara di hatinya: untuk menjawab “gimana hatinya “
Siapa yang hanya menimbang batinna degan lahiriyah yang berantakan, maka jangan perhitungkan orang seperti ini.
Tipu daya setan lainnya: TAHZIBUNNAS/ MENGKOTAK-KOTAKAN MANUSIA
Membuat kelompok- kelompok dengan sragam,cara bergeak, beribadah yang tidak ada ketentuannya dalam syariat, berguru pada 1 orang aja, menetapi jalan yang dimodifikasi sebagai tanda kelompok keberagamaan.
Nabi gunakan apa yang ada untuk beribadah, tidak memaksakan atau mengkhususkan atribut tertentu. Perlu berhati-hati dengan pakaian kebesaran yang menjadikan salah sangka manusia (menjadikan orang sebagai orang besar melihat dari pakaiannya.
Sibuk denga formalitas seperti ini bukan cara Nabi beragama. Maka, pelajari cara Nabi beribadah yang berubah-ubah pakaiannya, alas shalatnya, alas kakinya — bebas saja jd hamba Allah seutuhnya selama tidak ditentukan syariat.
Petunjuk Nabi tidak memaksakan diri dalam beribadah yang tidak ditentukan dalam syariat.

Buku bisa diberi di sini
Catatan ini tidak sempurna karena ditulis sambil membawa 2 anak ke masjid. Silakan menyimak di satan langsung berikut ini:
